2 research outputs found

    Perbandingan Escherichia coli Penghasil ESBL Pada Usia Neonatal Dini Dan Pasca Neonatal Di Wilayah Surabaya Utara

    Get PDF
    Antimikroba beta-laktam paling sering digunakan untuk pengobatan infeksi. Paparan antimikroba tersebut secara terus menerus ke beberapa strain beta-laktam akan menginduksi adanya mutasi gen penyandi enzim beta-laktamase pada bakteri tersebut. Mutasi tersebut menyebabkan aktivasi baru bakteri dalam melawan antibiotk beta-laktam. Enzim ini dikenal dengan spektrum β-lactamase. Infeksi yang disebabkan ESBL cenderung terjadi di negara yang dengan tingkat pendapatan rendah. Infeksi tersebut berdampak pada lamanya rawat inap jika pasien tersebut dirawat di rumah sakit dan memerlukan terapi antibiotik. Jenis penelitian ini cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah swab rectal dari bayi usia neonatal dini dan pasca neonatal yang diambil dari 3 Puskesmas di wilayah Surabaya Utara mulai bulan Februari sampai April 2019. Besar sampel pada penelitian ini 200 sampel. Dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Variabel penelitian ini meliputi penggunaan antibiotik, komplikasi kehamilan, riwayat penggunaan alat-alat medis, hygiene sanitasi, diet, hygiene sanitasi, antibiotik, usia dan kejadian ESBL. Analisa data menggunakan Chi-square dan regresi logistik untuk multivariat Hasil penelitian ini ESBL yang ditemukan 51 dari 200 sampel dengan 42 gen ESBL yaitu CTX-M 21 (50%), SHV 2 (3,8%), TEM 1 (1,9%), CTX-M, TEM 7 (13,5%), CTX-M,SHV 6 (11,5%), CTX-M, TEM, SHV 5 (9,6%) Simpulan hasil penelitian ini adalah Terdapat perbedaan jumlah ESBL positif diantara usia neonatal dini dan pasca neonatal dari 3 Puskesmas di wilayah Surabaya Utara, prevalensi ESBL pada usia pasca neonatal yaitu lebih besar dibandingkan usia neonatal din

    GAMBARAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN INISIASI MENYUSUI DINI TERHADAP HIPOTERMIA

    No full text
    Inisiasi Menyusui Dini merupakan pemberian ASI pada 1 jam pertama setelah bayi dilahirkan. Inisiasi Menyusui Dini dalam 1 jam pertama setelah melahirkan banyak gunanya, diantaranya bayi dapat segera belajar menghisap ASI yang didalamnya terkandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi terhadap infeksi. Keuntungan lainnya dengan bayi menyusui secara dini selain merangsang produksi ASI agar segera keluar, juga mempercepat pengecilan rahim ibu untuk kembali ke ukuran normal. Inisiasi Menyusui Dini menjadikan hubungan batin keduanya sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perawatan(Geumala, Nugraha, Pratiwi, & Ali, 2018) bayi baru lahir dengan inisiasi menyusui dini terhadap hipotermia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan menggunakan total sampel yaitu semua bayi baru lahir sebesar 41 bayi yang dilahirkan pada tanggal 1 Februari sampai 18 April 2009 di BPS Retno Edi S Amd,Keb wilayah Desa Sedati Agung khususnya Pedusunan Manyar Sedati Agung Kecamatan Sedati-Sidoarjo . Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang seluruh tubuh berwarna kemerahan sebesar 26 bayi (63%), badan merah ekstrimitas kebiruan sebesar 15 bayi (37%), pucat tidak ada (0%), respon ibu saat dilakukan inisiasi menyusui dini sebesar 41 ibu (100%), bayi yang berhasil melakukan rooting reflek sebesar 37 bayi (90%) yang tidak berhasil sebesar 4 bayi (10%), suckling reflek sebesar 37 bayi (90%) yang tidak berhasil sebesar 4 bayi (10%), swallowing reflek sebesar 37 bayi (90%) yang tidak berhasil sebesar 4 bayi (%10), yang tidak hipotermia sebesar 41 bayi (100%) dan yang hipotermia tidak ada (0%). Maka dapat disimpulkan bahwa bayi baru lahir yang seluruh tubuh berwarna kemerahan sebesar 26 bayi (63%), badan merah ekstrimitas biru sebesar 15 bayi (37%), respon ibu saat dilakukan inisiasi menyusui dini sebesar 41 ibu (100%), bayi yang berhasil melakukan rooting reflek sebesar 37 bayi (90%), suckling reflek sebesar 37 bayi (90%), swallowing reflek sebesar 37 bayi (90%), dan yang tidak hipotermia sebesar 41 bayi (100%). Saran bagi petugas kesehatan, alangkah baiknya apabila kegiatan inisiasi menyusui dini terus dilakukan untuk menekan angka hipotermia pada bayi baru lahir
    corecore