44 research outputs found

    Pengolahan Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme Untuk Menjaga Ekosistem Pada Mahasiswa UNIPMA

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa pembuatan eco enzyme yangdilaksanakan di Univesitas PGRI Kampus Ngawi. Metode yang digunakan adalah penjabaran materi kemudian dilanjutkan praktik secara langsung membuat eco enzyme. Dengan adanya kegiatan ini, peserta mendapat pengetahuan baru tentang pemanfaatan sampah dapur yang dapat diolah menjadi eco enzyme yang sangat bermanfaat untuk menjaga ekosistem, seperti penjernihan udara, menyuburkan tanah gersang, menjernihkan kolam ikan. Menjernihkan airsungai, menjernihkan air danau, pupuk organik dan lain-lain. Para mahasiswa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini karena tidak menyita waktu untuk memproduksinya. Di samping itu, mahasiswa juga dapat menjadi agen dalam pembuatan eco enzyme di lingkungannya masing-masing sehingga dapat mengurangi sampah yang menumpuk di TPA. Dengan demikian, sampah dapur menjadi berkurang karena dijadikan eco enzymee dan ekosistem lebih terjaga

    PEMBUATAN LATEKS PEKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENDADIHAN

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk membuat lateks pekat dengan menggunakan metode pendadihan dan menentukan konsentrasi CMC (Carboxy Methyl Cellulose) optimum yang ditambahkan dalam pembuatan lateks pekat. Pembuatan lateks pekat secara pendadihan dilakukan dengan cara menambahkan CMC ke dalam lateks kebun yang telah diawetkan dengan larutan NH OH terlebih dahulu. Penambahan CMC dibagi menjadi 8 variasi konsentrasi yaitu; 0,15%; 0,2%; 0,25%; 0,3%; 0,35%; 0,4%; 0,45% dan 0,5%, kemudian campuran tersebut didiamkan selama 8 hari. Selanjutnya dilakukan pengujian dengan menentukan vii 4 KKK (kadar karet kering), KJP (kadar jumlah padatan) dan kadar amoniak berdasarkan metode ASTM D1076-02 (2002). Dari hasil penelitian diketahui konsentrasi optimum CMC yang diperoleh untuk membuat lateks pekat secara pendadihan adalah 0,4%. Pada kondisi ini KKK dan KJP yang diperoleh adalah berturut-turut sebesar 61,02% dan 61,87% dengan selisih perbedaan keduanya adalah 0,85% serta kadar amoniak yang diperoleh adalah 0,695%. Lateks pekat yang dihasilkan pada penelitian ini dapat dikatakan sudah mendekati standar mutu ASTM D1076-02 (2002) Mutu 1. Kata Kunci : Hevea brasiliens, Latek spekat, Pendadihan, KKK dan KJ

    PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG UDANG SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENYERAP ION LOGAM MERKURI (Hg) DALAM AIR

    No full text
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya serap kitosan dari limbah cangkang udang terhadap ion logam merkuri terlarut dalam air pada berbagai waktu kontak dan suhu. Pada penelitian ini, mula-mula diisolasi senyawa kitin dari limbah cangkang udang dengan melakukan proses deproteinasi dan demineralisasi. Senyawa kitin yang dihasilkan ditransformasikan menjadi senyawa kitosan melalui proses deasetilasi. Kitosan yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan menjadi adsorben untuk menyerap ion logam merkuri dalam air. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin lama waktu kontak dan semakin tinggi suhu maka semakin besar daya serap kitosan terhadap ion logam merkuri dalam air. Daya serap terbesar diperoleh pada waktu kontak 45 menit dan suhu 500C sebesar 2,542 mg/g

    PEMANFAATAN KITIN DAN KITOSAN DARI CANGKANG KEPITING UNTUK MENGADSORPSI AMONIAK DALAM MODEL LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

    No full text
    Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan kitin dan kitosan dari cangkang kepiting sebagai adsorben amoniak dalam limbah cair industri tahu pada berbagai ukuran butir dan waktu kontak. Pada penelitian ini, mula-mula diisolasi senyawa kitin dari cangkang kepiting dengan melakukan proses deproteinasi dengan NaOH 35% dan demineralisasi dengan HCl 1 N, selanjutnya kitin tersebut ditransfomasi menjadi kitosan dengan proses deasetilasi menggunakan NaOH 50%. Kitin dan kitosan yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai adsorben untuk menyerap amoniak dalam limbah cair industri tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran butir dan semakin lama waktu kontak maka semakin besar daya serap kitin dan kitosan terhadap amoniak dalam limbah cair industri tahu. Dalam penelitian ini kondisi terbaik untuk adsorpsi amoniak dalam limbah cair industri tahu diperoleh pada ukuran butir ≤ 180 µm dan waktu kontak 45 menit. Pada kondisi ini daya serap kitin dan kitosan secara berturut-turut adalah sebesar 98,157 mg amoniak / gr kitin dan 98,651 mg amoniak / gr kitosan

    PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT (Curcuma Domestica Valet) DAN WAKTU PERENDAMAN TERHADAP PEWARNAAN SERAT BATANG PISANG KEPOK KUNING (Musa Paradisiaca)

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi konsentrasi ekstrak kunyit (Curcuma Domestica Valet) terhadap pewarnaan serat batang pisang kepok kuning (Musa Paradisiaca), mempelajari pangaruh waktu perendaman terhadap pewarnaan serat batang pisang kepok kuning (Musa Paradisiaca), dan mempelajari pengaruh mordan terhadap daya tahan zat warna kunyit (Curcuma Domestica Valet) sebagai pewarna alami batang pisang kepok kuning (Musa Paradisiaca). Penelitian dilakukan dengan mengekstrak zat warna dari kunyit dengan menggunakan pelarut akuades. Proses pewarnaan dilakukan dengan dua perlakuan yaitu dengan penambahan tawas dan tanpa penambahan tawas dengan variasi konsentrasi 500 ppm, 750 ppm, dan 1000 ppm. Dari penelitian diketahui bahwa semakin lama waktu perendaman dalam larutan zat warna maka zat warna yang diserap oleh serat semakin besar. Dari penelitian ini dapat juga diketahui bahwa mordan berpengaruh pada kelunturan serat yaitu jumlah zat warna yang dilunturkan serat lebih sedikit dibandingkan tanpa penambahan mordan. Kata kunci : Serat, Pewarnaan alami, Kunyit, Mordan tawas

    Pemanfaatan Kitin Dan Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai Adsorben Ion Mangan Terlarut Dalam Air

    No full text
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya serap kitin dan kitosan dari cangkang udang terhadap ion mangan terlarut dalam air pada berbagai ukuran butir dan waktu kontak. Pada penelitian ini mula-mula diisolasi senyawa kitin dari cangkang udang dengan melakukan proses deproteinasi dengan NaOH 3,5% dan demineralisasi dengan menggunakan HCl 1 N. Selanjutnya kitin tersebut ditrasformasi menjadi kitosan dengan proses deasetilasi menggunakan NaOH 50%. Kitin dan kitosan yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai adsorben untuk menyerap ion mangan terlarut dalam air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran butir dan lama waktu kontak maka semakin besar daya serap kitin dan kitosan terhadap ion mangan terlarut dalam air. Dalam penelitian ini kondisi terbaik untuk adsorpsi ion Mn terlarut dalam air diperoleh pada ukuran ≤ 180 µm dan waktu kontak 45 menit. Pada kondisi ini daya serap kitin dan kitosan secara berturut-turut adalah sebesar 5,775 mg Mn / g kitin dan 6,385 mg Mn / g kitosan

    PEMANFAATAN EKSTRAK BIJI BUAH PINANG, KULIT BUAH DELIMA DAN DAUN SUJI SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PEWARNAAN KULIT KAYU LANTUNG (Artocarpus elasticus)

    No full text
    Telah dilakukan penelitian “Pemanfaatan Ekstrak Biji Buah Pinang, Kulit Buah Delima Dan Daun Suji Sebagai Pewarna Alami Terhadap Pewarnaan Kulit Kayu Lantung (Artocarpus Elasticus)”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi jumlah bahan pewarna yang di ekstrak dari biji buah pinang, kulit buah delima dan daun suji terhadap pewarnaan kulit kayu lantung dan mengetahui pengaruh lama waktu perendaman kulit kayu lantung dalam ekstrak zat warna alam dari biji buah pinang, kulit buah delima dan daun suji terhadap pewarnaan kulit kayu lantung. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama penentuan pengaruh pewarnaan kulit kayu lantung berdasarkan variasi jumlah bahan pewarna yang di ekstrak sebanyak 250 g/L, 500 g/L, 750 g/L dan 1000 g/L. Tahap kedua penentuan pengaruh pewarnaan kulit kayu lantung berdasarkan variasi lama waktu perendaman dalam ekstrak zat warna selama 8 jam, 16 jam dan 24 jam. Tahap ketiga penentuan penyerapan zat warna oleh kulit kayu lantung berdasarkan variasi jumlah bahan pewarna dan lama waktu perendaman. Hasil penelitian menunjukkan penyerapan zat warna terbaik tiap sampel terjadi pada variasi jumlah bahan pewarna yang di ekstrak sebanyak 1000 g/L dengan lama waktu perendaman selama 24 jam dan warna yang dihasilkan semakin pekat. Untuk sampel biji buah pinang besarnya perubahan absorbansi larutan zat warna sebelum dan setelah pencelupan kulit kayu lantung adalah sebesar 0,163; kulit buah delima sebesar 0,260 dan untuk daun suji sebesar 0,119. Adapun hasil pewarnaan kulit kayu lantung dari ekstrak biji buah pinang adalah berwarna merah pekat, kulit buah delima berwarna kuning pekat dan untuk daun suji berwarna hijau pekat

    ISOLASI DAN KARAKTERISASI KITIN DARI LIMBAH CANGKANG LOKAN (Polymesoda expansa)

    No full text
    Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi kitin dari limbah cangkang lokan. Pada penelitian ini mula-mula diisolasi senyawa kitin dari limbah cangkang lokan dengan melakukan proses deproteinasi menggunakan variasi larutan NaOH 1,5%, 2,5%, 3,5% dan 4,5%, demineralisasi menggunakan variasi konsentrasi HCl 1 N, 1,5 N dan 2 N dan depigmentasi dengan cara ekstraksi menggunakan aseton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik untuk proses deproteinasi kitin adalah pada konsentrasi larutan NaOH 3,5% dan proses demineralisasi pada konsentrasi HCl 2 N. Pada kondisi ini diperoleh kitin dengan rendemen 21,04%, kadar abu 6% dan kadar air 6,85%
    corecore