8 research outputs found

    Regulasi Emosi Remaja dari Ibu Pekerja Migran dan Non Migran

    Full text link
    Regulasi emosi merupakan kemampuan individu dalam mengelola atau mengontrol emosi. Banyak remaja yang tidak dapat mengelola emosi mereka secara efektif sehingga rentan terhadap depresi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan regulasi emosi cognitive reappraisal dan expressive suppression pada remaja. Menggunakan metode kuantitatif komparatif, penelitian ini melibatkan 101 responden yang dipilih melalui  purposive technique sampling. Pengumpulan data menggunakan skala ERQ (Emotion Regulation Questionnaire) yang terdiri dari 10 pertanyaan dan selanjutnya dianalisis dengan independent sample t-test.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada expressive suppression namun tidak ada perbedaan pada cognitive reappraisal. Implikasi penelitian ini menunjukkan pentingnya para ibu yang menjadi pekerja migran untuk tetap menjaga interaksi dengan anaknya.  Faktor kualitas dan kuantitas interaksi antara ibu dan anak dapat menjadi  bahan penelitian selanjutnya

    Peran Self-Efficacy pada Remaja dalam Menghadapi Stress Sekolah

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara efikasi diri dengan stres sekolah pada siswa sekolah berprestasi di Malang. Diketahui bahwa siswa dapat mengalami stres sekolah ketika mereka merasa tertekan dengan tuntutan tugas, tuntutan guru dan orangtua, dan hubungan interpersonal siswa. Stres sekolah dapat dipengaruhi oleh faktor kepribadian berupa efikasi diri, bila seseorang memiliki efikasi yang rendah maka akan lebih rentan mengalami stres. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian korelasional. Subjek penelitian ini adalah 145 siswa SMKN 8 Malang. Pengambilan data menggunakan skala efikasi diri (reliabilitas 0,886 dan validitas 0,265-0,628) dan skala stres sekolah (reliabilitas 0.786 dan validitas 0,271-0,475). Hasil analisis inferensial berupa uji hipotesis dengan menggunakan Pearson product moment menunjukkan hasil berupa nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar – 0,504 (Sig. kurang dari 0,05) sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan bersifat negatif antara efikasi diri dengan stres sekolah. Hal ini berarti semakin rendah efikasi diri yang dimiliki maka akan semakin tinggi stres sekolah yang dimiliki begitupun sebaliknya

    Self-efficacy dan Self-regulated Learning pada Santriwati

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) gambaran self-efficacy santriwati (2) gambaran self-regulated learning santriwati (3) gambaran pengaruh self-efficacy terhadap self-regulated learning pada santriwati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan deskriptif dan analisis statistik regresi sederhana. Populasi penelitian ini berjumlah 128 santri, dan pengambilan data menggunakan teknik simple random sampling. Kemudian didapatkan 83 santri sebagai subjek penelitian. Terdapat dua instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (a) skala self-efficacy dengan reliabilitas 0.979 (b) skala self-regulated dengan reliabilitas 0.894. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) sebagian besar santriwati memiliki self-efficacy tinggi, (2) sebagian besar santriwati memiliki self-regulated learning tinggi (3) ada pengaruh yang signifikan self-efficacy terhadap self-reulated learning pada santriwati (F = 35.654, R2 = 0.306, p < 0.05). Jadi self-efficacy memberikan pengaruh sebesar 30.6% terhadap self-regulated learning, sedangkan sisa 69.4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, seperti, lingkungan sosial. Implikasi dari penelitian ini adalah mempertahankan self-efficacy pada santriwati dengan mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki santriwati dalam menyelesaikan berbagai persoalan self- regulated learning

    Implementasi Problem-based Learning (Pbl) Pada Pendidikan Tinggi: Evaluasi Proses Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana evaluasi proses implementasi metode pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) pada pendidikan tinggi. Metode penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah mahasiswa dalam kelas mata kuliah psikologi belajar tahun 2018, berjumlah 72 mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan tes prestasi. Data diambil setelah subjek diberi perlakuan metode pembelajaran PBL. Analisis data menggunakan analisis deskriptif-eksplanatif. Hasil tes prestasi menunjukkan bahwa hasil belajar mengalami peningkatan. Hasil analisis deskriptif-eksplanasi menunjukkan bahwa pada awalnya mahasiswa masih belum mampu untuk merepresentasikan masalah, belum dapat menggunakan teori yang tepat untuk menganalisis kasus, dan belum dapat menyelesaikan persoalan yang diberikan. Setelah adanya tambahan proses latihan pembelajaran kognitif tingkat tinggi (Higher Order Thingking), mahasiswa menjadi lancar dalam melaksanakan proses PBL. Penelitian ini memaparkan bahwa dalam PBL perlu adanya perencanaan yang matang, yaitu disesuaikan dengan karakteristik dan pengalaman awal mahasiswa mengenai student active learning agar hasil lebih optimal

    The Differences in Stress Levels of Male and Female Nurses at Hospitals

    Full text link
    A study conducted by Northwestern National Life stated that around 40% of workers experienced work-related stress. One of the professions who has a high risk of stress is nursing. This research aims to analyze the differences in stress levels of male and female nurses, employing a quantitative method and a cross sectional approach. There were 73 respondents, all of whom were nurses at X Hospital. Random sampling was used in this research. Chi Square test was carried out to determine the relationship between gender and work stress levels. The results showed that the majority of nurses were women (78.1% or 57 people) and male nurses accounted for the remaining 21.9% (16 people). A higher number of female nurses experience high stress (15.8%) compared to male nurses (12.5%). The result of the analysis of the gender effect on stress levels in X Hospital nurses generated p-value of 0.745 indicating that p value &gt; 0.05. This result shows that there is no significant effect of gender on the stress level of nurses in Hospital X. Accordingly, from the hypothesis tested, it is proven that there is no significant relationship between the gender of nurses and work stress experienced. Keywords: Stress Level, Nurse, Hospita
    corecore