2 research outputs found

    Peduli kemanusiaan dan keutuhan ciptaan: Melacak pesan penatalayanan ciptaan di era pandemi

    Get PDF
    The Covid-19 pandemic has hit the world and become a global problem today. Various theological responses are also present to interpret suffering, worship to pastoral care. However, this pandemic cannot be separated from the problem of the relationship between humans and other creations of God. Humanitarian issues and environmental problems are interrelated. So, there needs to be a theological reflection related to the integrity of creation in the midst of a pandemic. The author uses the term stewardship of creation to describe the relationship between humans and other creations of God. This article uses a descriptive-analytic research method with a qualitative approach. The author found that important themes in the Bible can encourage human involvement in the stewardship of creation even though there are certainly various challenges that will be faced. AbstrakPandemi Covid-19 telah melanda dunia dan menjadi persoalan glo-bal saat ini. Berbagai respons teologispun hadir untuk memaknai mengenai penderitaan, peribadahan hingga pelayanan pastoral. Namun, pandemi ini tidak bisa dilepaskan dari persoalan relasi antara manusia dan ciptaan Allah lainnya. Persoalan kemanusiaan dan persoalan lingkungan saling berkelindan, sehingga, perlu ada refleksi teologis yang berkaitan dengan keutuhan ciptaan di tengah pandemi. Kajian ini menggunakan istilah penatalayanan ciptaan untuk menggambarkan relasi manusia dengan ciptaan Allah lainnya. artikel ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan kualitatif. Apa yang ditemukan adalah, bahwa tema-tema penting dalam Alkitab bisa ditarik untuk mendorong keterlibatan manusia dalam penatalayanan cip-taan sekalipun tentu ada berbagai tantangan yang akan dihadapi

    MENILAI DAMPAK ETIKA LINGKUNGAN TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN: SEBUAH PERTIMBANGAN MELAMPAUI MORALISME

    No full text
    Kerusakan Lingkungan adalah isu yang seakan tidak pernah usai. Para ahli terus mencoba merumuskan etika lingkungan yang bersahabat dengan lingkungan. Namun, perdebatan mengenai definisi dan konsep etika lingkungan seakan tidak menemui jalan akhir. Tulisan ini ingin menjelaskan bahwa kecenderungan moralisme para ahli etika lingkungan justru tidak akan berdampak besar pada kenyataan kerusakan lingkungan saat ini. melalui metode kajian kepustakaan, penulis menemukan bahwa kerusakan lingkungan tidak berasal dari etika buruk seseorang, namun ada faktor lain juga yang turut memengaruhi kerusakan lingkungan, yakni kapitalisme. Hal ini tidak berarti perilaku merusak yang dilakukan manusia tidak perlu dikutuk secara moral, namun yang perlu dihindari adalah kecenderungan moralisme, yakni menganggap persoalan lingkungan dapat diselesaikan dengan menghasilkan gagasan etika lingkungan yang bersahabat dengan seluruh alam
    corecore