107 research outputs found

    Performa Stenotaphrum secundatum yang Ditanam di Bawah Naungan Pohon Karet (Hevea brasiliensis) di Lahan Kering Masam

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang pada awal penanaman terhadap performa rumput Stenotaphrum secundatum yang ditanam di bawah naungan pohon karet di lahan kering masam Lampung. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 April 2020 sampai dengan 8 Juli 2020 di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang membandingkan dua perlakuan (dipupuk dan tidak dipupuk) dengan masing-masing tiga ulangan. Parameter yang diamati adalah panjang tanaman, panjang batang, panjang daun, lebar daun, diameter batang, jumlah anakan, jumlah ruas, jumlah cabang, dan bobot rumpun segar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang pada awal pertanaman tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap karakter morfologi (panjang tanaman, panjang batang, panjang daun, dan diameter batang) rumput S. secundatum, kecuali pada lebar daun. Rumput S. secundatum yang tidak dipupuk memiliki daun yang lebih lebar daripada rumput S. secundatum yang dipupuk (11,43 versus 10,70 mm). Akan tetapi, pemberian pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan (7,37 versus 5,40), jumlah cabang (8,30 versus 7,00), dan bobot rumpun segar (0,08 versus 0,05 kg) dibanding rumput yang tidak diberi pupuk. Pasokan hara melalui pemupukan menjadi sangat penting dalam upaya pengembangan hijauan pakan yang berkualitas

    Morfogenesis Eksplan Keping Biji dari Tiga Klon Manggis (Garcinia Mangostana L.) pada Tiga Jenis Media Dasar

    Full text link
    Sistem regenerasi manggis secara in vitro merupakan metode alternatif yang mendukung upaya produksi benih secara masal dan pemuliaan tanaman manggis secara bioteknologi. Dalam kultur in vitro, jenis klon dan media dasar sangat menentukan pertumbuhan biakan manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respons in vitro (morfogenesis) tiga klon manggis yang dikulturkan pada tiga jenis media dasar. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) dari bulan Januari sampai Agustus 2013. Percobaan disusun secara faktorial dalam lingkungan rancangan acak lengkap. Faktor pertama yaitu eksplan yang berasal dari tiga klon manggis (Leuwiliang, Wanayasa, dan Puspahiang). Faktor kedua adalah tiga jenis media dasar (MS, WPM, dan B5). Setiap media diperkaya dengan gula 30 g/l, phytagel 2,5 g/l, glutamin 300 mg/l, dan 6-benzyldenine (BA) 5 mg/l. Setiap perlakuan terdiri atas 25 ulangan (botol). Dalam setiap botol terdapat tiga irisan melintang biji manggis yang berasal dari satu biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara jenis klon dengan jenis media dasar untuk peubah jumlah tunas, tinggi tanaman, jumlah daun/tunas, dan jumlah daun total. Terdapat interaksi antara jenis klon dengan jenis media dasar, yaitu untuk peubah jumlah nodul. Menariknya, penggunaan media MS menyebabkan jumlah tunas, jumlah daun total, dan jumlah nodul yang terbanyak. Tinggi tunas tertinggi diperoleh dari penggunaan media WPM dan B5. Selain itu, morfogenesis klon Wanayasa dan Puspahiang lebih baik daripada klon Leuwilian

    Multiplikasi Tunas in Vitro Berdasarkan Jenis Eksplan Pada Enam Genotipe Tebu (Saccharum Officinarum L.) / the in Vitro Shoots Multiplication Based on Explants Type on Six Sugarcane (Saccharum Officinarum L.) Genotypes

    Full text link
    Sugarcane (Saccharum officinarum L.) is propagated vegetatively using stem cuttings. Plant propagation can utilize tissue culture techniques because it offers a faster propagation time than conventional methods, need less mother plants and labor, planting is not influenced by the season, and produce pathogen-free guaranteed seedlings. This study aims to determine the optimal type of explant for shoot multiplication of six sugarcane genotypes. The study was conducted at the Tissue Culture Laboratory, Plant Cell Tissue Biology Group, Indonesian Center for Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and Development, Bogor from May 2015 to June 2016. Explants from six genotypes of sugarcane (PS 881, PS 865, GMP 3, TK 386, PSJK 922, and PS 862) were grown on regeneration media based on explant type treatments (one shoot, two shoots, and three shoots per explant) that were subcultured every three weeks. Subcultures were conducted up to nine times, then observations of survival rate, shoot regeneration rate, number of new shoots, shoot height were made on the third, sixth, and ninth subcultures. The results showed interaction between genotypes and explant type were not significantly different except to the shoot regeneration in the sixth subculture. Each genotype had different multiplication rate, and PSJK 922 produced the lowest survival explant, shoot regeneration, and number of new shoot in the ninth subculture. Two shoots explant were the optimal type of explant for in vitro shoots multiplication with 4 new shoots per explant in the ninth subculture

    Pengaruh dari Berbagai Jenis Kulit Ikan terhadap Keteguhan Rekat, Kerusakan Permukaan Kayu, dan Viskositas pada Lem Ikan

    Full text link
    Lem ikan merupakan zat perekat yang terbuat dari ektraksi kulit maupun tulang ikan yang mengandung kolagen yang dapat dihidrolisis dalam air panas dan asam encer untuk membentuk lem ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis kulit yang berbeda terhadap keteguhan rekat, kerusakan kayu dan viskositas pada lem ikan dengan bahan baku kulit ikan kakap putih, ikan nila, dan ikan bandeng. Metode penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan bahan baku kulit ikan antara lain ikan kakap putih, ikan nila, kulit ikan bandeng dengan masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah keteguhan rekat, kerusakan permukaan kayu, viskositas, kadar air, pH, dan kecepatan kering. Data dianalisis dengan analisa ragan (ANOVA). Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, data diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku kulit ikan yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai keteguhan rekat, kerusakan permukaan kayu, viskositas, pH, kadar air, dan kecepatan kering. Lem ikan dengan bahan baku kulit ikan kakap, ikan nila dan ikan bandeng didapatkan dengan kriteria mutu berturut-turut: keteguhan rekat 6,05±0.11 N/mm²; 4,82±0,23 N/mm2, dan 3,55±0,24 N/mm2; kerusakan permukaan kayu 62,37±1,6%, 51,03±3,06%, 43,33±1,68%; viskositas 3,85±0,10 poise, 4,93±0,06 poise, 5,36±0,05 poise; derajat keasaman pH 4,42±0,03, 4,82±0,06, 4,13±0,04; kadar air 55,36±0,2%, 60,69±0,4%, 65,76±1,2%; dan kecepatan kering 74,43±1,47 menit, 98,03±0,57 menit, 111,90±1,22 menit

    Resilience and economic empowerment: A qualitative investigation of entrepreneurial Indonesian Women

    Get PDF
    The development of female entrepreneurs in Indonesia is an integral part of Muslim women\u27s economic contributions and empowerment. However, there is a lack of reliable research about female entrepreneurship and how gender may affect the experiences of business ownership in Indonesia. Therefore, the aim of this study is to explore the challenges encountered by these women entrepreneurs on a daily basis. Qualitative in-depth interviews were conducted with 30 female Indonesian entrepreneurs. Participants were recruited using theoretical and maximum variation sampling techniques. Content analysis was then used to analyze the data. Results revealed high levels of variations, both within and between women, suggesting that the quality of business entrepreneurship and success depended largely on the personal characteristics of these women, rather than on any system of formal education or training. This study also found that many women displayed resilient coping strategies when dealing with business failures. As a consequence, they were able to thrive despite restrictive social, cultural and political constraints. The paper highlights the importance of the experiences of female entrepreneurs in a developing country and the need to integrate the development of female entrepreneurship as a part of women empowerment effort

    The impact of foreign direct investment, foreign aid and trade on poverty reduction : evidence from Sub-Saharan African countries

    Get PDF
    Abstract:Despite postulations on the effects of foreign direct investment (FDI), foreign aid, and trade on growth, empirical evidence from extant research has been mixed. The focus of recent research has shifted from the growth effects of these international flows to their poverty reduction effects. However, results have also been mixed. Most studies have examined the empirical evidence of these flows separately and have mostly conducted single country studies. In this study, we use data from twenty-nine countries in Sub-Saharan Africa between the period 1990–2017 to analyze the effects of FDI, trade, and foreign aid on poverty reduction in a single model using the Feasible Generalized Least Square (FGLS) technique. Our results show that FDI and foreign aid have a negative effect on poverty reduction in the countries studied. These results suggest that the level of FDI required to alleviate poverty has not been reached, and foreign aid have not been properly channeled. However, the results show that trade has a positive and significant impact on poverty reduction, especially in low-income countries. We conclude with policy recommendations
    corecore