2 research outputs found
Strategi Pemasaran Produk Hasil Olahan Desa Ngloro Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul DIYogyakarta
Kuliah Kerja Nyata (KKN) is a required academic activity in the curriculum of every study program at Atma Jaya University Yogyakarta with a weight of 2 credits. The implementation of KKN in the odd semester of the 2020/2021 Academic Year (KKN 78) uses the Community KKN 5.0 model without field dropping the impact of the COVID-19 pandemic. KKN started from October to November 2020. The distribution of locations KKN 78 are Kulon Progo and Gunungkidul, Yogyakarta Special Region Province. In its implementation, Units H Group 37 are located in Ngloro Village, Saptosari District, Gunungkidul. At the macro level, villages have two main potentials in the cultural and economic fields. Based on the results of observations, this village has had various training programs for the manufacture of products in the village such as food processing, in the form of cassava chips and banana chips. However, this activity has constraints on the marketing of the resulting product so it requires a marketing strategy. The purpose of KKN according to this group is to provide information on how to market processed products so that they are able to compete with other products. The compilation of KKN outcomes is carried out by collecting (secondary) data, and presenting qualitative reports that are descriptive-analysis in nature. The resulting output is a mapping of village potential which is later revealed to be e-books, pocket books and videos related to villages, village potentials and product marketing strategies
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURAL FASILITAS TERAPI DAN PERKEMBANGAN ANAK-ANAK PENYANDANG AUTISME DI KOTA BATU DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT
Autisme adalah gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan kerap disebut sebagai gangguan spektrum karena cakupan gejala yang bervariasi.
Deteksi dini pada anak-anak penyandang autisme dapat memberikan dampak besar bagi perkembangan anak. Autisme tidak dapat disembuhkan melainkan dapat dilatih melalui terapi. Angka prevalensi autisme secara global dan nasional selalu mengalami peningkatan sehingga diperkirakan pertambahannya di Indonesia adalah 500 anak per tahun. Sayangnya, anak-anak penyandang autisme di Indonesia
kerap mengalami penolakan dan perundungan karena perilaku dan konsep
pemahaman yang berbeda. Hal tersebut menunjukkan kurangnya kesadaran pada
anak-anak penyandang autisme dengan kurangnya fasilitas terapi.
Kota Batu adalah salah satu kota yang melek terhadap pendidikan inklusi
tingkat dasar. Namun, informasi terkait fasilitas terapi anak-anak penyandang
autisme sebagai pendidikan dasar masih sulit untuk dicari. Hal tersebut menjadi
dasar perancangan Fasilitas Terapi dan Perkembangan Anak-Anak Penyandang
Autisme di Kota Batu. Pendekatan yang digunakan dalam perancangan bangunan
adalah healing environment yang memiliki tiga prinsip utama yaitu, alam, indra dan
psikologis. Pemilihan pendekatan ini didukung juga dengan karakteristik Kota Batu
yang sejuk dan alami. Suasana tata ruang luar dan dalam yang ingin dicapai pada
bangunan adalah merangsang perkembangan sensorik dan motorik anak sehingga proses terapi dapat berjalan secara tepat dan maksimal