2 research outputs found

    Age Structure, Growth, and Mortality of Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus Linnaeus,1758) in Banten Bay Waters

    Get PDF
    Blue swimming crab (BSC) (Portunus pelagicus) is the main fisheries commodity in Banten Bay, with the highest catch of catch occurring in the west monsoon. Increased fishing efforts have reduced the catch, as indicated by a decrease in the average size of carapace width. Overfishing might influence the life cycle and population structure of the BSC. This research aims to analyze the growth and mortality of the Blue Swimming Crab in Banten Bay, especially in the west monsoon. Blue swimming crab samples were obtained from the catch of fish trap and gillnet fishermen with landing sites around the Karangantu Archipelago Fishing Port. Growth, age, and mortality were predicted based on the measurement of total carapace width and body weight. Data were analyzed using Fisat II and Microsoft Excel. The frequency distribution of carapace showed one mode class which normally was distributed consisting of only one age structure group (cohort). The relationship between carapace width and weight of males or females resulted in a slope value (b>3) and was positive allometric, indicating that both sexes had a faster weight gain than the increase in carapace width. Growth parameters resulted asymptotic length (L∞); male 176.75 mm and female 176.46 mm. The growth was relatively fast, with a growth coefficient value of more than one. The mortality showed that the fishing mortality value (F);in males was 3.47 /year and in females 2.69/year was greater than the natural mortality value (M); males 1.25/year and females 1.22/year. Blue Swimming Crabs in Banten Bay had overfished as shown by the high fishing mortality value and there were still many BSC that were caught below the legal size allowed. Thus, catches should be controlled to keep the population and for sustainable fisheries

    Studi Komparatif Trammel Net dan Gill Net berbasis Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) di Perairan Arosbaya, Madura

    No full text
    Laut Jawa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bangkalan telah mengalami overexploited. Banyak kawasan di Kabupaten Bangkalan menjadikan subsektor perikanan tangkap sebagai mata pencaharian utama masyarakat, salah satunya Kecamatan Arosbaya. Trammel net dan gill net merupakan alat tangkap jaring yang biasa digunakan nelayan di Perairan Arosbaya, Bangkalan, Madura. Meski telah optimal penggunaannya, tingkat keramahan lingkungannya masih belum diketahui. Seiring dengan hal tersebut, diperlukan upaya mewujudkan perikanan yang sustainable, salah satunya dengan kajian status keramahan lingkungan alat tangkap. Guna mengoptimalkan pengelolaan perikanan yang lestari, tercetus suatu tata laksana yaitu Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) yang diinisiasi oleh Food Agriculture Organization of the United Nations (FAO). CCRF bersifat mengikat hukum lain, sehingga terdapat 9 kriteria keramahan lingkungan alat tangkap yang kemudian menjadi acuan regulasi dalam menentukan status suatu alat tangkap. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2022 di Perairan Arosbaya, Desa Tengket, Madura. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis tingkat keramahan lingkungan alat tangkap trammel net dan gill net di Perairan Arosbaya berdasarkan kriteria CCRF. Serta membandingkan tingkat keramahan lingkungan alat tangkap trammel net dan gill net di Perairan Arosbaya. Metode yang digunakan kuantitatif deskriptif dengan cara survey melalui observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Data primer yang digunakan yaitu data alat tangkap seputar keselektivitasan, kerusakan habitat, keamanan bagi nelayan, mutu hasil tangkapan, keamanan produk bagi konsumen, by-catch, efek terhadap biodiversity, spesies dilindungi yang tertangkap, diterima secara sosial. Data sekunder digunakan literatur dari buku maupun jurnal sebagai penunjang. Analisis yang digunakan adalah analisis CCRF, perhitungan dilakukan dengan metode skoring terhadap tiap kriteria yang ditetapkan oleh FAO dengan bantuan software Microsoft Excel. Hasil dari analisis CCRF yang telah dilakukan untuk alat tangkap trammel net di Perairan Arosbaya mendapatkan skor sebesar 28 poin. Sedangkan, alat tangkap gill net di Perairan Arosbaya mendapatkan skor sebesar 30 poin. Berdasarkan penilaian poin dari setiap kriteria CCRF yang telah didapat, trammel net dan gill net masuk ke dalam kategori alat tangkap yang sangat ramah lingkungan. Hasil analisis deskriptif komparatif yang menunjukkan, selisih 2 poin menjadikan alat tangkap gill net lebih unggul keramahan lingkungannya dibandingkan dengan alat tangkap trammel net di Perairan Arosbaya
    corecore