10 research outputs found

    Pengaruh pemberian cuka mandai terhadap kadar kolesterol total, lipoprotein dan trigliserida pada mencit (Mus musculus) dengan induksi kuning telur

    Get PDF
    Mandai merupakan produk pangan fungsional sebagai upaya pemanfaatan limbah dari konsumsi buah cempedak, seperti dengan cara fermentasi yang merupakan salah satu bagian dari upaya pengawetan makanan agar tersedia dalam waktu yang lama. Cuka mandai merupakan produk olahan lanjutan dari mandai yang diproyeksikan bernilai tinggi adalah menjadi pangan fungsional yang memiliki antioksidan yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh pemberian cuka mandai terhadap kadar kolesterol total, HDL (High-density lipoprotein), LDL (Low-density lipoprotein) dan TG (Trigliserida) pada mencit (Mus musculus) jantan yang diinduksi kuning telur. Penelitian ini menggunakan metode quasi-eksperimen dengan pre-test and pos-test with control design dengan 6 perlakuan dan setiap perlakuan diulang 5 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf a 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 14 hari setelah pemberian cuka mandai kadar kolesterol total pada mencit yang diinduksi dengan kuning telur mengalami penurunan yang nyata (p 0,05) pada semua perlakuan, tetapi menunjukkan kenaikan. Trigliserida pada perlakuan kuning telur dan asam askorbat mengalami penurunan

    Formulasi tepung terigu, mocaf dan pure labu kuning (Cucurbita moschata) terhadap kadar serta kasar, lemak dan karakteristik sensoris bolu kukus

    Get PDF
    Bolu kukus merupakan makanan yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia berbahan dasar tepung terigu. Untuk mencegah meningkatnya penggunaan tepung terigu maka bolu kukus diformulasikan dengan mocaf. Selain itu untuk menambah nilai gizi pada bolu kukus maka diformulasikan dengan labu kuning yang memiliki kandungan serat yang baik untuk tubuh.. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui formulasi terbaik dan kadar lemak, protein serta karakteristik sensoris bolu kukus yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial dengan lima perlakuan dan masing-masing tiga kali ulangan. Masing-masing perlakuan tepung mocaf (TM): tepung terigu (TT): pure labu kuning (PL) yaitu P1=25 g TM :75 g TT : 0 g PL; P2=20 g TM : 70 g TT : 10 g PL; P3=15 g TM : 65 g TT : 20 g PL; P4=10 g TM : 60 g TT : 30 g PL; P5=5 g TM : 55 g TT : 40 g PL. Hasil penelitian perlakuan terbaik pada bolu kukus formulasi tepung mocaf dan tepung terigu dengan pure labu kuning yaitu  tepung terigu 55 g dan tepung mocaf 5 g dengan pure labu kuning sebanyak 40 g. Menghasilkan bolu kukus dengan kadar lemak 56,52 %; kadar serat kasar 0,58 %, sedangkan uji hedonik warna agak suka, hedonik aroma suka, hedonik rasa suka, hedonik tekstur tidak suka. Adapun uji mutu hedonik yang dihasilkan yaitu mutu hedonik warna kuning, mutu hedonik aroma beraroma labu kuning, mutu hedonik rasa berasa labu kuning, dan mutu hedonik tekstur  tidak lembut

    Pengaruh formulasi daging kelinci dan ubi jalar ungu (Ipomea batatas L.) terhadap sifat kimia dan organoleptik bakso

    Get PDF
    Bakso merupakan produk hasil ternak yang bergizi tinggi dan banyak disukai atau digemari oleh masyarakat. Penggunaan daging kelinci sebagai bahan baku pembuatan produk bakso sangat perlu dikembangkan dengan tujuan meningkatkan diversifikasi pengolahan daging dan untuk menghasilkan produk pangan olahan daging yang aman dan bergizi tinggi yang disukai oleh masyarakat. Pada penelitian ini dilakukan proses pengolahan daging kelinci dan ubi jalar ungu menjadi bakso yang dapat dijadikan sebagai produk olahan yang kaya akan gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat kimia dan organoleptik dari bakso. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan 6 perlakuan formulasi daging kelinci dan ubi jalar ungu yaitu: 100% daging kelinci; 90%:10%; 80%:20%; 70%:30%; 60%:40%; 50%:50% dengan 3 ulangan. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur dengan taraf α 5%. Hasil penelitian menunjukkan formulasi daging kelinci dan ubi jalar ungu 70%:30% merupakan formulasi dengan respons sensoris hedonik terbaik dengan karakteristik mempunyai kadar protein 17,42%, kadar air 61,68%, kadar abu 1,83%, kadar lemak 10,17%, kadar karbohidrat 6,90%, dan total antosianin 2,40 mg/100 gram. Sifat sensoris mutu hedonik bakso yang dihasilkan mempunyai karakteristik berwarna agak ungu, beraroma daging, berteksturkenyal, dan berasa daging

    Karakteristik sifat sensoris dan kimia pada kue kering hasil dari formulasi tepung beras merah (Oryza nivara L.) dan mocaf (modified cassava flour)

    Get PDF
    Konsumsi protein dan karbohidrat dalam bentuk kue kering diharapkan mampu menambah asupan gizi masyarakat. Mocaf (Modified Cassava Flour) menjadi salah satu komoditas lokal yang dapat menggantikan tepung trigu dalam pembuatan kue kering. Walaupun demikian, mocaf mengandung protein yang rendah yaitu 1,2%, sehingga penambahan tepung beras merah (TBM) dapat menghasilkan kue kering dengan mutu yang lebih baik sekaligus mendukung diversifikasi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formulasi TBM dan mocaf terhadap sifat kimia dan karakteristik sensoris kue kering. Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan untuk perbandingan TBM (g) dan mocaf (g), yaitu 0:100, 25:75, 50:50, 75:25, dan 100:0, dengan 4 ulangan digunakan pada penelitian ini. Parameter yang diamati adalah sifat sensoris dan kimia. Data sifat kimia dianalisis mengunakan sidik ragam, sedangkan data sensoris diolah mengunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi TBM dan mocaf berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air, abu dan lemak, namun berpengaruh nyata terhadap kadar protein, karbohidrat, serta sifat sensoris hedonik dan mutu hedonik. Perlakuan terbaik diperlihatkan pada formulasi TBM 75 g dan mocaf 25 g yang menghasilkan cookies dengan kadar air 2,16%, kadar abu 1,99%, kadar lemak 14,97%, kadar protein 9,66%, dan kadar karbohidrat 70,27%, sedangkan sifat sensoris hedoniknya untuk warna, aroma, tekstur, dan rasa berada pada kisaran suka. Sifat sensoris mutu hedonik cookies yang dihasilkan adalah berwarna agak coklat, agak beraroma TBM, tekstur renyah dan agak berasa TBM

    APLIKASI MARKA MOLEKULER PADA BUAH DAN BIJI KOPI ASAL KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Two quantitative traits, cherry and green bean characters are the important phenotypic selection in coffee breeding practice. The important well-known character from coffee markets is cherry and bean size. In this study, 43 genotypes of coffee were collected from four districts in East Kalimantan i.e. Kutai Kertanegara, Kutai Timur, Berau dan Paser Utara. The objective of this study was to identify cherry and green bean character using quantitative trait locus (QTL) molecular marker, genetic variation from developed alleles, cluster analysis and association analysis of molecular marker, and phenotype observation. Based on polymorphic information content (PIC) of primers used in this study, the genetic variation was low. Based on cluster analysis, two major groups were identified. The first group corresponds to Arabika that consisted of 3 districts, Kutai Timur, Berau and Paser Utara. The second group correspond to Robusta mostly from Kutai Kertanegara.Significant association of primer markers M480 and M312 with QTL has suggested that they can be used as specific primers linked to size of cherry and green bean.Furthermore,they were potential marker assisted breeding in coffee breeding program

    Aplikasi Marka Molekuler Pada Buah Dan Biji Kopi Asal Kalimantan Timur [Molecular Marker Application of Cherry and Green Bean of East Kalimantan Coffee]

    Full text link
    Two quantitative traits, cherry and green bean characters are the important phenotypic selection in coffee breeding practice. The important well-known character from coffee markets is cherry and bean size. In this study, 43 genotypes of coffee were collected from four districts in East Kalimantan i.e. Kutai Kertanegara, Kutai Timur, Berau dan Paser Utara. The objective of this study was to identify cherry and green bean character using quantitative trait locus (QTL) molecular marker, genetic variation from developed alleles, cluster analysis and association analysis of molecular marker, and phenotype observation. Based on polymorphic information content (PIC) of primers used in this study, the genetic variation was low. Based on cluster analysis, two major groups were identified. The first group corresponds to Arabika that consisted of 3 districts, Kutai Timur, Berau and Paser Utara. The second group correspond to Robusta mostly from Kutai Kertanegara.Significant association of primer markers M480 and M312 with QTL has suggested that they can be used as specific primers linked to size of cherry and green bean.Furthermore,they were potential marker assisted breeding in coffee breeding program

    Rendemen dan kualitas minyak nilam (Pogostemon cablin Benth.) dari Kalimantan Timur serta analisis tekno-ekonominya

    Get PDF
    This study aimed to determine the patchouli oil (PO) business in the province of East Kalimantan based on data on the yield and quality of PO produced from several PO production centers in East Kalimantan. Bangun Rejo Village in Kutai Kartanegara Regency, Sepaku I Village and Argo Mulyo Village in Penajam Paser Utara Regency were selected as samples in this study. PO extraction from plant samples from each village was carried out using a laboratory-scale wet distillation method (3 kg leaves, branches) per batch. Each batch was carried out with six replications using different samples. The sample of PO produced by farmers was used as a control. The results showed that the yield of PO from the three villages reached 1.25-1.76%, while the quality of the oil showed an acid number of 2.407-4.747%, ester number 11.843-16.768%, PO content 33.670-43.693%, iron content 1.096-8.538 mg/kg, density 0.614-0.822 g/cm3, refractive index 1.509 nD20 and light-yellow to yellow. PO produced by farmers has an acid number of 6.311-11.920%, ester number 16.269-19.822%, ethanol solubility 1:5-1:9, patchouli alcohol content 31.96-40.89%, iron content 0.460-1.105 mg/kg, density 0.946-1,509 g/cm3, refractive index 1.508-1.510 nD20 and yellow to dark yellow in colour. Techno-economic analysis (using laboratory-scale extraction yield data) shows that PO refining business in the two villages is feasible to be carried out with B/C values of 3.62 and 6.37 for Sepaku I Village and Bangun Rejo Village. Still, it is not feasible for Argo Mulyo (B/C value of 0.842

    FORMULATION OF YELLOW PUMPKIN (Cucurbita Moschata) AND GRATED COCONUT TO CHEMISTRY AND SENSORY PROPERTIES ON COOKIES MAKING

    No full text
    The purpose of this research to determine the formu lation of yellow pumpkin and grated coconut and on chemical and sensory properties of the cookies making. The experimental design used in this study was completely rando mized design (CRD) with six non -factorial treat ment and repeated four times. The treaments are formu lations yello w pu mpkin and grated coconut is 0 : 100 (S 1 ), 20 : 80 (S 2 ), 40 : 60 (S 3 ), 60 : 40 (S 4 ), 80 : 20 (S 5 ), 0 : 100 (S 6 ). Data were analy zed using analysis of variance by F test, if there is a real d ifference t en contin ed it test Least ignificant Difference (L D) it α level of 5 % . The results showed that the formu lation of yellow pump kin and grated coconut with a ratio o f 40 g : 60 g (S3) was the best treatment because it had the highest score compared to the other treatments that hedonic aroma with a score of 3.27 (like), with a score of 3.57 co lors (like) , texture with a score of 3.62 (like) and flavor with a score of 3.09 (like), and the chemistry properties were mo isture con tent 3.80 %, protein content 55.84(g/100g), and fat content 11,25 (g/100g

    Pengaruh Formulasi Daging Kelinci dan Ubi Jalar Ungu (Ipomea Batatas L.) terhadap Sifat Kimia dan Organoleptik Bakso

    Full text link
    Bakso merupakan produk hasil ternak yang bergizi tinggi dan banyak disukai atau digemari oleh masyarakat. Penggunaan daging kelinci sebagai bahan baku pembuatan produk bakso sangat perlu dikembangkan dengan tujuan meningkatkan diversifikasi pengolahan daging dan untuk menghasilkan produk pangan olahan daging yang aman dan bergizi tinggi yang disukai oleh masyarakat. Pada penelitian ini dilakukan proses pengolahan daging kelinci dan ubi jalar ungu menjadi bakso yang dapat dijadikan sebagai produk olahan yang kaya akan gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat kimia dan organoleptik dari bakso. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan 6 perlakuan formulasi daging kelinci dan ubi jalar ungu yaitu: 100% daging kelinci; 90%:10%; 80%:20%; 70%:30%; 60%:40%; 50%:50% dengan 3 ulangan. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur dengan taraf α 5%. Hasil penelitian menunjukkan formulasi daging kelinci dan ubi jalar ungu 70%:30% merupakan formulasi dengan respons sensoris hedonik terbaik dengan karakteristik mempunyai kadar protein 17,42%, kadar air 61,68%, kadar abu 1,83%, kadar lemak 10,17%, kadar karbohidrat 6,90%, dan total antosianin 2,40 mg/100 gram. Sifat sensoris mutu hedonik bakso yang dihasilkan mempunyai karakteristik berwarna agak ungu, beraroma daging, berteksturkenyal, dan berasa daging

    Karakteristik Sifat Sensoris dan Kimia pada Kue Kering Hasil dari Formulasi Tepung Beras Merah (Oryza Nivara L.) dan Mocaf (Modified Cassava Flour)

    Full text link
    Konsumsi protein dan karbohidrat dalam bentuk kue kering diharapkan mampu menambah asupan gizi masyarakat. Mocaf (Modified Cassava Flour) menjadi salah satu komoditas lokal yang dapat menggantikan tepung trigu dalam pembuatan kue kering. Walaupun demikian, mocaf mengandung protein yang rendah yaitu 1,2%, sehingga penambahan tepung beras merah (TBM) dapat menghasilkan kue kering dengan mutu yang lebih baik sekaligus mendukung diversifikasi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formulasi TBM dan mocaf terhadap sifat kimia dan karakteristik sensoris kue kering. Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan untuk perbandingan TBM (g) dan mocaf (g), yaitu 0:100, 25:75, 50:50, 75:25, dan 100:0, dengan 4 ulangan digunakan pada penelitian ini. Parameter yang diamati adalah sifat sensoris dan kimia. Data sifat kimia dianalisis mengunakan sidik ragam, sedangkan data sensoris diolah mengunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi TBM dan mocaf berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air, abu dan lemak, namun berpengaruh nyata terhadap kadar protein, karbohidrat, serta sifat sensoris hedonik dan mutu hedonik. Perlakuan terbaik diperlihatkan pada formulasi TBM 75 g dan mocaf 25 g yang menghasilkan cookies dengan kadar air 2,16%, kadar abu 1,99%, kadar lemak 14,97%, kadar protein 9,66%, dan kadar karbohidrat 70,27%, sedangkan sifat sensoris hedoniknya untuk warna, aroma, tekstur, dan rasa berada pada kisaran suka. Sifat sensoris mutu hedonik cookies yang dihasilkan adalah berwarna agak coklat, agak beraroma TBM, tekstur renyah dan agak berasa TBM
    corecore