2 research outputs found
Motivasi Penggunaan Kacamata Las (Gogel) Pada pekerja Usaha Pengelasan di Kelurahan Batua Kota Makassar Tahun 2010
Desain penelitian ini termasuk penelitian survei deskriptif Metode sampling
yang digunakan adalah accidental sampel. Sampel yang diambil sebanyak 41
responden yaitu pekerja usaha pengelasan di Kelurahan Batua yang menggunakan
gogel. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan
hasil penelitian, diperoleh data bahwa kenyamanan dapat memotivasi pekerja
sebesar 26,8%, keselamatan dapat memotivasi pekerja sebesar 29,3%, kesehatan
dapat memotivasi pekerja sebesar 34,14%, pengawasan pimpinan memotivasi
pekerja sebesar 7,3%, lingkungan sekerja dapat memotivasi pekerja sebesar
36,6% dan pengalaman cedera dapat memotivasi pekerja sebesar 24,4%. Dari
keseluruhan hasil terlihat bahwa yang paling besar kemampuannya untuk
memotivasi pekerja secara kuat adalah melalui lingkungan sekerjanya dan yang
paling sedikit memotivasi secara kuat pekerja untuk menggunakan gogel adalah
pengawasan pimpinan. Dari hasil penelitian ini maka penulis menyarankan antara lain, perlu adanya penyuluhan mengenai pentingnya penggunaan gogel dan peningkatan derajat kesehatan pekerja di Industri non formal dan diadakannya pemeriksaan kesehatan berkala oleh terhadap pekerja baik itu industri formal maupun non formal demi peningkatan produktivitas kerja nasional serta sangat perlu ditingkatkannya pengawasan oleh pimpinan melalui pemberian sangsi untuk memotivasi pekerja menggunakan Kacamata Las (gogel
Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Perilaku Makan Mahasiswa di Kota Makassar
Internet, sebagai bagian dari perkembangan teknologi informasi banyak sekali memberikan kemudahan untuk penggunanya dan telah masuk dalam semua bagian sendi kehidupan. Penggunaan internet dan media sosial saat ini bukan hanya untuk kebutuhan edukasi semata, namun juga dipergunakan untuk hiburan, belanja, media sosial dan hal lainnya. Hasil Survei Pangan tahun 2018 menemukan bahwa penduduk yang berusia di atas 10 tahun di Indonesia mempunyai perilaku konsumsi makanan berlemak, berkolesterol, dan makanan gorengan 40,7%, konsumsi maknan asin 26,2%, dan konsumsi makanan manis 53,1%, dan perilaku kurang konsumsi sayur dan buah mencapai 93,6%. Berbanding lurus dengan penggunaan internet yang juga semakin meningkat. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat bagaiman hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku makan, khususnya mahasiswa yang notabene merupakan kelompok yang menggunakan gadget sangat aktif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 86 reseponden, yang diambil secara purposive sampling. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu tidak ada hubungan durasi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,624 > 0,05. Tidak ada hubungan frekuensi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,440> 0,05. Ada hubungan akses media sosial terkait informasi makanan dengan perilaku makan. Hasil p-value= 0,125> 0,05 dengan nilai ORcrude (95% CI)= 2,805 (1,123-7,005).
Kata kunci: internet, perilaku makan, social mediaInternet, sebagai bagian dari perkembangan teknologi informasi banyak sekali memberikan kemudahan untuk penggunanya dan telah masuk dalam semua bagian sendi kehidupan. Penggunaan internet dan media sosial saat ini bukan hanya untuk kebutuhan edukasi semata, namun juga dipergunakan untuk hiburan, belanja, media sosial dan hal lainnya. Hasil Survei Pangan tahun 2018 menemukan bahwa penduduk yang berusia di atas 10 tahun di Indonesia mempunyai perilaku konsumsi makanan berlemak, berkolesterol, dan makanan gorengan 40,7%, konsumsi maknan asin 26,2%, dan konsumsi makanan manis 53,1%, dan perilaku kurang konsumsi sayur dan buah mencapai 93,6%. Berbanding lurus dengan penggunaan internet yang juga semakin meningkat. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat bagaiman hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku makan, khususnya mahasiswa yang notabene merupakan kelompok yang menggunakan gadget sangat aktif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 86 reseponden, yang diambil secara purposive sampling. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu tidak ada hubungan durasi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,624 > 0,05. Tidak ada hubungan frekuensi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,440> 0,05. Ada hubungan akses media sosial terkait informasi makanan dengan perilaku makan. Hasil p-value= 0,125> 0,05 dengan nilai ORcrude (95% CI)= 2,805 (1,123-7,005).
Kata kunci: internet, perilaku makan, social medi