43 research outputs found

    Implikasi konsep heutagogi dalam pendidikan Islam kontemporer

    Get PDF
    This article aims philosophically-conceptually to identify the educational implications of the concept of heutagogy in contemporary Islamic education, especially in the era of 4.0 which demands learning and acquiring knowledges and skills effectively and efficiently so that learners have adaptive and innovative advantages. As a continuum that does not stand alone with the concepts of pedagogy and andragogy, especially as a continuation of andragogy; the concept of heutagogy which is in line with the concept of Islamic education is a model of independent learning or learning by/for himself as a learner. This research is a qualitative research with descriptive method. Based on the results of the discussion of the educational implications of heutagogy in contemporary Islamic education, including the determination of spirit (’uluww al-himmah) in learning (thalab al-’ilm), lifelong learning (al-ta’allum madâ al-hayâh), educational awareness, and integration of heutagogy into the concept of pedagogy-andragogy.AbstrakArtikel ini bertujuan secara filosofis-konsepsional untuk mengidentifikasi implikasi edukatif dari konsep heutagogi dalam pendidikan Islam kontemporer, khususnya di era 4.0 yang menuntut pembelajaran serta pemerolehan ilmu pengetahuan dan keterampilan secara efektif dan efisien agar pembelajarnya memiliki keunggulan yang adaptif dan inovatif. Sebagai suatu kontinum yang tidak berdiri sendiri dengan konsep pedagogi dan andragogi, terutama sebagai kelanjutan dari andragogi; konsep heutagogi yang selaras dengan konsep pendidikan Islam merupakan model pembelajaran mandiri atau pembelajaran oleh/untuk diri sendiri seorang pembelajar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Berdasarkan hasil pembahasan implikasi edukatif heutagogi yang dalam pendidikan Islam kontemporer meliputi tekad baja (’uluww al-himmah) dalam belajar (thalab al-’ilm), belajar sepanjang hidup (life long learning, al-ta’allum madâ al-hayâh), kesadaran pendidikan, dan integrasi heutagogi ke dalam konsep pedagogi-andragogi

    Konsep Adab Terhadap Diri: Studi Kitab Minhajul Muslim Abu Bakar Jabir Al Jazairi

    Get PDF
    The moral decadence of this age is very worrying for the world of education. Various problems arise from the inability of students to self-control so that they fall into crime. Surely this needs to be found a solution. This study tried to find a method of learning about adab and its application from Abu Bakr al Jazairi. This study uses the method of literature study (library research). The results of the study found that the application of adab to self begins from repenting (Repentance) to God as a sign of awareness of human weakness and humiliation, then always under the supervision of Allah SWT (muraqabah) in every circumstance, always conduct self-evaluation (Mahasabha) and struggle to control yourself (mujaahadah).AbstrakDekadensi moral di zaman ini sangat mengkhawatirkan dunia pendidikan. Berbagai masalah timbul di mulai dari ketidakmampuan siswa dalam mengendalikan diri sehingga terjatuh ke dalam kejahatan. Tentunya hal ini perlu dicarikan solusinya. Penelitian ini mencoba menemukan metode pembelajaran tentang adab dan penerapannya dalam dari dalam karya Abu Bakar al Jazairi. Penelitian ini menggunakan metode kajian kepustakaan (library reasech). Hasil penelitian menemukan bahwa penerapan adab terhadap diri dimulai dari bertobat (Taubat) kepada Allah sebagai tanda kesadaran akan kelemahan dan kehinaan manusia, lalu selalu dalam pengawasan Allah SWT (muraqabah) dalam setiap keadaan, senantiasa melakukan evaluasi diri (muhaasabah) dan berjuang menguasai diri (mujaahadah)

    Islamisasi Buku Ajar PPKn Untuk Lembaga Pendidikan Islam Tingkat SMA/MA

    Get PDF
    The purpose of this research is to develop PPKn textbooks by the teachings of Islam, in this case, the thoughts of Ismail Raji Al-Faruqi. The method used in this research is qualitative, descriptive analysis (literature study), which is to describe the reality that occurs in textbooks. The main source of this research is the PPKn book published by Yudhistira, books on the Islamization of science, and other supporting books within the framework of the idea of Islamization of science. The results of this study concluded that Ismail Raji Al-Faruqi's view on the way of Islamizing science is by recounting the entire treasury of Western science within an Islamic framework, namely rewriting textbooks and various disciplines with Islamic teachings insight. The application of Islamization in PPKn textbooks must be based on strong faith and Islam, because faith is the foundation in carrying out Islamic law. PPkn textbooks must be in line with Pancasila values: divine values, human values, unity values, populist values, and justice values derived from Al-Quran and HadithAbstrak                                  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku ajar PPKn sesuai dengan ajaran agama Islam, dalam hal ini pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, deskriptif analisis (studi pustaka), yaitu untuk menggambarkan kenyataan yang terjadi di dalam buku ajar. Sumber utama penelitian ini adalah buku PPKn terbitan Yudhistira, buku-buku Islamisasi ilmu pengetahuan, dan buku-buku pendukung lainnya dalam kerangka kerja ide islamisasi ilmu pengetahuan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pandangan Ismail Raji Al-Faruqi mengenai cara Islamisasi ilmu yaitu dengan jalan menuang kembali seluruh khazanah sains Barat dalam kerangka Islam, yaitu penulisan kembali buku-buku teks dan berbagai disiplin ilmu dengan wawasan ajaran Islam. Penerapan Islamisasi dalam buku ajar PPKn harus dilandasi dengan keimanan dan keIslaman yang kuat, sebab iman merupakan pondasi dalam menjalankan syariat Islam. Buku ajar PPkn harus sejalan dengan nilai-nilai pancasila : nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits

    Konsep pendidikan Islam dalam mewujudkan gerakan Ishlah menurut Majid ‘Irsan Al Kilani

    Get PDF
    Currently, many Muslim scientists, especially in the field of education, rely on western science which is materialistic-secular. This is triggered by the feeling of inferiority of Muslims to the west, which in fact is a developed country. Of course, this has negative consequences for Muslims, such as deconstructing sharia and so on. Therefore, an ishlah movement is needed through education so that Muslims can rise up, as happened in the time of Saladin al Ayyubi when he retook Palestine from the hands of the crusaders. The purpose of this study is to find out how the concept of Islamic education by Majid 'Irsan al Kilani in an ishlah movement by referring to the success of Muslims in the time of Saladin al Ayubi. The research method used is library research by analyzing the works of al Kilani and several other educational figures. The results of the study state that the concept of al Kilani's Islamic education, namely the ishlah movement, can be an alternative to improve the condition of Muslims whose minds are still colonized by western civilization.Abstrak                                  Saat ini, banyak ilmuwan Muslim, khususnya di bidang pendidikan, mengandalkan sains barat yang materialistis-sekuler. Hal ini dipicu oleh perasaan rendah diri umat Islam terhadap barat, yang notabene merupakan negara maju. Tentu hal ini berdampak negatif bagi umat Islam, seperti dekonstruksi syariah dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan gerakan Ishlah melalui pendidikan agar umat Islam dapat bangkit, seperti yang terjadi pada masa Saladin al Ayyubi ketika merebut kembali Palestina dari tangan tentara salib. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan Islam menurut Majid 'Irsan al Kilani dalam gerakan Ishlah dengan mengacu pada keberhasilan umat Islam pada masa Saladin al Ayubi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan menganalisis karya-karya al Kilani dan beberapa tokoh pendidikan lainnya. Hasil penelitian menyatakan bahwa konsep pendidikan Islam al Kilani yakni gerakan Ishlah dapat menjadi alternatif untuk memperbaiki kondisi umat Islam yang pikirannya masih terjajah oleh peradaban barat

    Pendidikan karakter pada pembelajaran sejarah nabi dalam kitab Sirah Khotamin Nabiyyin Lil Athfal

    Get PDF
    Learning the history of the prophet is a necessity for those who want to know the character of the noblest person on earth and be used as a role model for people who believe in his prophet hood. This article aims to reveal and unravel the character values contained in learning the history of the prophet in the book of shirah khatamnun nabiyyin lil athfal by Abul Hasan Ali An-Nadwi which can be applied in the daily life of a Muslim, whether he is an individual, a member of social society and a professional. The writing of this article uses a qualitative descriptive research method with a literature review approach. The results of the study reveal some positive characters and values contained in the history of the prophet so that they can be applied in all activities. The characteristics and personality of an Apostle contain the spirit and spirit in building an Islamic society in the right direction and in accordance with the path desired by Allah subhanahu wata'ala.AbstrakPembelajaran sejarah nabi merupakan sebuah keniscayaan bagi mereka yang ingin mengenal karakter orang yang paling mulia di muka bumi dan dijadikan panutan serta role model bagi orang yang mengimani kenabiannya. Artikel ini bertujuan mengungkap dan mengurai nilai karakter yang terkandung dalam pembelajaran sejarah nabi pada kitab Shirah Khatamnun Nabiyyin Lil Athfal karya Abul Hasan Ali An-Nadwi yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan keseharian seorang muslim baik dirinya sebagai individu, Anggota masyarakat sosial dan seorang profesional. Penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan kajian Pustaka. Hasil dari penelitian mengungkap beberapa karakter dan nilai positif yang terkandung dalam pembelajaran sejarah nabi sehingga bisa diterapkan dalam segala aktivitas. Karakteristik dan pribadi seorang Rasul mengandung ruh dan semangat dalam membangun masyarakat Islam ke arah yang benar dan sesuai dengan jalan yang diinginkan oleh Allah subhanahu wata’ala

    Manajemen Kegiatan Siswa dalam Menciptakan Kehidupan Religius di SMP Citra Nusa Cibinong

    Get PDF
    Activity Management of students in creating religious life is planning, organization, implementation and creation of religious life. The purpose of this research is to know the management of student activities in creating religious life in SMP Citra Nusa, Bogor regency. Research method is qualitative research method with approach in conducting field riseach research. The data obtained in the form of data from observations, interviews, and documentation studies. The results of the research obtained concluded that SMP Citra Nusa Bogor district was established for ±15 years creating superior learners with the concept of student activity management in creating religious life in SMP Citra Nusa with the motto Panca budayaAbstrak                                  Manajemen Kegiatan siswa dalam menciptakan kehidupan religius adalah perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan dan penciptaan kehidupan religius. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui manajemen kegiatan siswa dalam menciptakan kehidupan religius di SMP Citra Nusa, kabupaten Bogor. Metode penelitian adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan dalam melakukan penelitian yang field riseach. Data yang diperoleh berupa data dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian diperoleh simpulan bahwa SMP Citra Nusa kabupaten Bogor didirikan selama ±15 tahun menciptakan peserta didik yang unggul dengan konsep manajemen kegiatan siswa dalam menciptakan kehidupan religius di SMP Citra Nusa dengan motto Panca buday

    Lembaga pendidikan dalam peradaban Islam

    Get PDF
    An educational institution is an institution or place where educational processes take place with the aim of changing individual behavior in a better direction through interaction with the surrounding environment. An Islamic educational institution is a place or organization that organizes the implementation of Islamic education. Therefore, these institutions must be able to create an atmosphere that allows for the implementation of education properly according to the tasks assigned to them, such as schools (madrasas) that carry out the process of Islamic education. There are three types of Islamic educational institutions: Formal Institutions, Non-Formal Institutions, and Informal Institutions. A formal institution is a structured and tiered educational pathway consisting of basic, secondary, and higher education. Meanwhile, the non-formal institution is an educational pathway outside of formal education that is carried out in a structured and tiered manner. This non-formal education institution is provided for a student who does not have time to attend or complete a certain level of formal education. While informal educational institutions are education that focuses more on the family and community. Abstrak         Lembaga pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Lembaga pendidikan Islam adalah tempat atau organisasi yang menyelenggarakan pendidikan Islam, yang mempunyai struktur yang jelas dan bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan Islam. Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam tersebut harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan terlaksananya pendidikan dengan baik, menurut tugas yang diberikan kepadanya, seperti sekolah (madrasah)yang melaksanakan proses pendidikan Islam ada tiga macam lembaga pendidikan Islam, yaitu Lembaga Pendidikan Islam Formal, Lembaga Pendidikan Islam Non Formal, dan Lembaga Pendidikan Islam Informal. Lembaga pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan Lembaga pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Lembaga pendidikan nonformal ini disediakan bagi warga yang tidak sempat mengikuti atau menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu dalam pendidikan formal. Sedangkan lembaga pendidikan informal adalah pendidikan yang ruang lingkupnya lebih terarah pada keluarga dan masyarakat

    NILAI PENDIDIKAN WANITA DALAM SURAT AL-AHZAB AYAT 28-35 DAN AYAT 59 SERTA APLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

    Get PDF
    This study aims to find out the value of women's education in the letters of al-Ahzab verses 28-35 and 59, and apply it in Islamic Education. In this study, the author uses the maudhu'i interpretation method, which is to study the verses in various ways and to perform the analysis based on the correct knowledge used to explain the subject matter, so that they can easily understand the issues and meanings of the verses. The source that the researcher used was the interpretation of al-Azhar by Prof. Dr. Hamka and interpretations of Jalaluddin Asy-Syuyuthi and Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahali's writings. As for the value of women's education in the letters of al-Ahzab verses, 28-35 and verse 59 of its application in Islamic education is: One, moral education. Moral education can be achieved with qonaat behavior, always at home, honest, patient, and honorable. Two, worship education. Religious education can be performed with Sholeh deeds, prayers, giving alms, obeying Allah and His Messenger, reading the Qur'an, fasting and wearing a veil. Three, creed education. Faith education can be achieved through the practice of Zikirullah (in remembrance of Allah S.W.T.)AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai pendidikan wanita dalam surat al-Ahzab ayat 28-35 dan 59, serta aplikasikannya dalam Pendidikan Islam. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode tafsir maudhu’i, yaitu dengan cara meneliti ayat-ayat dari berbagai segi, dan melakukan analisis berdasarkan ilmu yang benar yang digunakan untuk menjelaskan pokok permasalahan, sehingga dapat memahami permasalahan dan maksud ayat-ayat tersebut dengan mudah. Adapun sumber yang peneliti pakai adalah tafsir al-Azhar karangan Prof. Dr. Hamka dan tafsir Jalalain karangan Jalaludin Asy-Syuyuthi dan Jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahali. Adapun nilai pendidikan wanita dalam surat al-Ahzab ayat 28-35 dan ayat 59 aplikasinya dalam pendidikan Islam yaitu: Satu, pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak dapat ditempuh dengan perilaku qonaat, selalu tetap di rumah, jujur, sabar, dan menjaga kehormatan. Dua, pendidikan ibadah. Pendidikan ibadah dapat ditempuh dengan amal Sholeh, shalat, mengeluarkan zakat, taat kepada Allah dan Rasul, membaca Al-Qur’an, berpuasa dan memakai jilbab. Tiga, pendidikan akidah. Pendidikan akidah dapat ditempuh dengan amalan Zikirullah (mengingat Allah S.W.T.

    Model Kurikulum Pendidikan Pra Nikah Untuk Membentuk Keluarga Sakinah: Studi Implementasi Surat Edaran Dirjen Bimas Islam tentang Kursus Calon Penganten di Kantor Urusan Agama Kabupaten Karawang

    Get PDF
    Marriage is one of the implementation of the command of Allah SWT and sunnah of the prophet Muhammad SAW. however, very few people know about it. Therefore the Miniastry of Religious Affairs of the Indonesian Republic through the District‘s Offie of Religious, Affairs had been providing courses to bride and bridegroom candidates by giving knowledges understandings and skills of the family life/household. The focus of the study is directed to the two main issues: Firstly, discussing the impelementation of Circular letter of the General Director of Islamic Community Guidance about Bridal Candidate Courses in the Offic of Religious Affairs throughout Karawang. Secondly, discussing the of course’s Curriculum Model of Muslim Candidate bride-bridegroom. The conclusion is that the implementation of the course’s curriculum of the bride and bridegroom candidate in Religious Affairs Office Karawang wasn’t implemented yet systematically. This is due to the lack of a model or guidance that can be used as a reference in its implementation . Therefore, to response these problems, researcher offered Curriculum Model of Muslim Bridal Candidate Course based sakinah family for all KUA troughout Karawang district. Through the offer of curriculum model is expected to be a reference or guideline in conducting pre-marital education in the Office of Religious Affairs troughout Karawang
    corecore