5 research outputs found

    Memaknai Ungkapan Musik Melalui Dimensi Linguistik

    Get PDF
    Ungkapan musik kerap diasosiasikan dengan ungkapan yang diekspresikan oleh bahasa. Hal ini membuat musik memiliki koneksi yang kuat dengan dunia linguistik. Ungkapan yang diekspresikan antara musik dan bahasa memang berbeda akan tetapi sama-sama tertuju pada emosi manusia dan dimaknai secara intensional. Artikel ini akan menjabarkan mengenai bagaimana ungkapan musik dimaknai  lewat dimensi linguistik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif yakni melalui metode studi literatur dan wawancara.  Melalui studi literatur disoroti empat hal yakni mood linguistik,  semantik, bahasa referensial, dan arousal theory. Keempat poin ini berperan dalam menentukan karakter linguistik dari musik. Wawancara dilakukan dengan menggali impresi yang dirasakan subjek terhadap salah satu karya musik yang ia sukai. Hasil wawancara menunjukkan adanya  koneksi yang kuat antara musik dan linguistik yang kunci utamanya dibangun dari bagaimana pengalaman subjek dalam menghayati musiknya. Penghayatan ini menjadi dasar dari terkonstruksinya makna yang spesifik atas karya musik yang subjek deskripsikan selama wawancara.Kata kunci: ungkapan musik, makna, linguistik, impresi, penghayatan The expressions given by music are often associated with expressions conveyed by language. This makes music has a strong connection with the field of linguistics. The expressions that are conveyed between music and language are different, but they are  lead to human emotions and are interpreted in an intentional way. This article is intended to describe how musical expressions are interpreted through the linguistic dimension. This research was conducted using a qualitative approach, namely through the method of literature study and interviews. Through the literature study, four things were highlighted, namely linguistic mood, semantic aspects, referential properties, and arousal theory. These four points play a role in determining the linguistic character of music. The interview was conducted by exploring the impressions felt by the subject on one of the musical works that he liked. The results of the interview show that there is a strong connection between music and linguistics whose main key is built on how the subject experiences the enjoyment through the music. This enjoyment is the basis for the construction of specific meanings for the musical works that the subject described during the interview.Keywords: music expressions, meaning, linguistic, impression

    INTERPRETASI KONSERTO CELLO NO. 4 KARYA GEORG GOLTERMANN PADA PRAKTIK PEMBELAJARAN CELLO

    Get PDF
    AbstrakKomposisi konserto karya Georg Goltermann telah terkenal dan menjadi basis materi bagi pelajar cello di seluruh dunia. Salah satu yang paling terkenal yakni konserto cello no. 4 dalam G Mayor Opus 65 karena kekuatan karakter melodinya maupun muatan unsur musiknya. Karya ini populer di kalangan pelajar cello sebagai student concerto karena menawarkan berbagai material musikal yang mendukung pengembangkan teknik permainan dimulai dari fingering, shifting, framing, serta kekayaan dan keindahan musiknya. Komposisi ini juga memberikan kesempatan bagi para cellist untuk mengonsep bagaimana interpretasi yang akan diolah. Artikel ini hendak mengungkap bagaimana material interpretasi yang diinstruksikan oleh Goltermann dapat dikonsep sebagai opsi yang mampu diolah ulang demi terbangunnya ekspresi musik yang tepat dan memikat. Metode yang digunakan adalah observasi latihan dan studi literatur berkenaan dengan komposer dan notasi karya musik. Singkatnya, penulis menemukan bahwa diversitas material yang dimuat dalam karya ini menjadi faktor utama yang berperan dalam membentuk pemahaman tentang interpretasi karyanya. Instrumen cello mengalami deformasi peran dan menawarkan tata cara yang baru lewat berbagai misi pedagogis yang diupayakan oleh komposer seperti Georg Goltermann. Karya konserto-nya menjadi bahan pembelajaran yang penting untuk pengembangan aspek teknis dan interpretatif.Kata kunci: cello, Goltermann, interpretasi, pedagogi, teknik AbstractGeorg Goltermann's cello concertos have achieved worldwide renown and serve as foundational material for cello students across the globe. Among them, Cello Concerto No. 4 in G Major, Opus 65 stands out as particularly renowned due to the strength of its melodic character and the richness of its musical elements. This composition has gained popularity among cello students as a staple concerto, offering a wide range of musical materials that support the development of technical proficiency, including fingering, shifting, and framing, as well as its musical richness and beauty. Moreover, this work allows cellists to conceive their own interpretations. This article aims to unveil the interpretative materials prescribed by Goltermann and how they can be reinterpreted to achieve precise and captivating musical expressions. The research methodology employs observations of practice sessions and a study of literature pertaining to the composer and the musical notation. In conclusion, the author discovers that the diversity of materials presented in this concerto plays a pivotal role in shaping the understanding of its interpretation. The cello as an instrument undergoes a redefined role and offers novel techniques through various pedagogical missions envisioned by a composer such as Georg Goltermann. His concerto works stand as crucial educational resources for advancing technical and interpretative aspects.Keywords: cello, Goltermann, interpretation, pedagogy, technique

    Advocating the Role of Disabled Artists from the Artistic Ecosystem to the Spectrum of Karawitan Performances

    Get PDF
    This article is an output of MUSAKACANKARA's research as part of the Belmawa 2023 PKM-RSH, aimed at uncovering the experiences of individuals with disabilities within the spectrum of karawitan. Their contributions are highlighted through captivating performances at the Yogyakarta Gamelan Festival 2022. Disabled friends successfully presented works that express and actualize their roles within society, including within the artistic ecosystem. The research aims to explore the experiences interpreted by disabled individuals from the Candrika Adikara Art Studio. We chose a case study as the primary approach for the qualitative method that underlies this research. The case study involved observing the Candrika Adikara Art Studio and engaging in dialogue with key figures involved in the intersection of the art world and disability issues in Yogyakarta and its surroundings. Our study was expanded by exploring the realms of literary and visual arts and reclaiming performing arts with a fresh discourse on self-equality. The participants' perspectives become a significant force of value that is unveiled and presented to the readership and the academic community. The articulation of the artistic experiences of our disabled friends becomes a manifestation of the creation of a new paradigm that prioritizes their needs for existence and recognition in various aspects of life. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengalaman penyandang difabel pada spektrum seni pertunjukan karawitan. Kiprah mereka disorot melalui penampilan memukau di panggung Yogyakarta Gamelan Festival 2022. Teman-teman difabel sukses menyuguhkan karya yang mengekspresikan dan mengaktualisasikan peran mereka di tengah masyarakat, termasuk di dalam ekosistem berkesenian. Riset ini berfokus untuk menggali pengalaman yang dimaknai oleh teman-teman difabel dari Sanggar Seni Candrika Adikara. Kami memilih studi kasus sebagai pendekatan utama dari metode kualitatif yang memayungi riset ini. Studi kasus dilakukan dengan mengobservasi Sanggar Seni Candrika Adikara dan berdialog dengan sejumlah sosok penting yang berkiprah dalam pertautan dunia seni dan persoalan disabilitas di Yogyakarta dan sekitarnya. Perluasan studi kami lakukan dengan mengeksplorasi wilayah sastra, seni rupa, dan menangkap kembali seni pertunjukan dengan kebaruan wacana tentang kesetaraan diri mereka. Perspektif pelaku menjadi kekuatan nilai yang penting diungkap dan digulirkan kepada khalayak pembaca, begitu juga kepada dunia akademik. Penuangan pengalaman berkesenian teman-teman difabel menjadi manifestasi atas terciptanya paradigma baru yang mengedepankan kebutuhan mereka untuk bereksistensi dan diperhitungkan di berbagai bidang kehidupan

    K-Pop Dan Tiktok: Video Konten SWN BRASS Band Sebagai Wujud Kreativitas Bermusik Di Era Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Aplikasi Tiktok merupakan salah satu platform jejaring sosial yang menjadi media ekspresi kaum milenial untuk membuat video pendek sejalan dengan terjadinya inovasi dan perubahan pada sistem teknologi di era disrupsi. Sebagai konsekuensinya, para pengguna aplikasi ini menjadi ketergantungan, terutama pada penggemar K-Pop atau musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Tiktok mendorong para penggemar K-Pop tertarik untuk berkreasi sebanyak mungkin pada video dan musik yang berdurasi pendek. Sejalan dengan fenomena tersebut, penelitian ini menyoroti musik K-Pop pada aplikasi Tiktok yang sedang viral beberapa bulan terakhir. Kajian terfokus pada konten youtube oleh SWN Brass Band ke dalam konsep pertunjukan Tiktok Medley beserta dengan video klipnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara deskriptif lagu K-Pop yang sedang viral pada aplikasi Tiktok oleh SWN Brass Band sebagai wujud kreativitas bermusik. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori analisis oleh Leon Stein dan teori fungsi manajemen oleh Charles&Steven. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan musikologis. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur kepada 3 narasumber primer yang dianggap menjadi narasumber kunci. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada Prodi Musik terutama terkait dengan kreativitas bermusik di pada masa pandemi, yakni dalam penggunaan dan pemanfaatan sistem teknologi secara masif

    Gandara: Antologi Artikel Mahasiswa MBKM Program Studi Musik 2022-2023

    Get PDF
    Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Program Studi S-1 Musik Institut Seni Indonesia Yogyakarta beserta beberapa tulisan dari peneliti dan Praktisi Mengajar pada program MBKM tahun 2022-2023. Para penulis, khususnya mahasiswa yang mengikuti program MBKM ini, menganalisis berbagai fenomena musik yang hadir di sekeliling mereka melalui keahlian teoritis dan praktis dalam rangka mengaktualisasikan diri sebagai sosok yang akan berkecimpung di dunia musikologi. Musikologi sebagai suatu bidang kajian khas, menginvestigasi fenomena musik melalui kekayaan perspektif yang tidak terbatas pada wacana teoritis yang anya menyoroti aspek sistematis, komparatif, dan historis saja, akan tetapi juga penting untuk melibatkan berbagai sudut pandang yang mampu memperkaya kajiannya. Untuk itu harapan dari diterbitkannya antologi artikel ini secara utama hendak melihat bahwa kajian tentang musik telah menjelajahi banyak hal dan berbagai kemungkinan yang terbuka dengan begitu luas
    corecore