41 research outputs found
Mikropropagasi Duku (Lancium Domesticum L., CV. Kalikajar) melalui Kultur Pucuk
The objectives of the research are to find out the influence of the mix between Kinetin and NAA and their best concentration level to result in the best effect on micropropagation of duku through shoot tip culture and to getting identic seedling of duku. The research was conducted in February to November 2007. It used randomized
completely block design to constitute a three-repeated treatment. The treatment is made up by two factors. The first factor is the concentration of Kinetin consisting of three levels, those are 0 M (K0), 10-7 M (K7), and 10-6 M (K6). The second factor is the concentration of NAA, consisting of four levels, they are 0 M (N0), 10-7 M (N7), 10-6 M (N6) and 10-5 M (B5). The result of the study shows that the concentration combination of Kinetin and NAA has an influence to the shoot induction, this is number of shoots per eksplant, shoot multiplication I, those are number of leaves, shoot multiplication II, those are number of shoots per eksplant, number of leaves, buds
length, shoot multiplication III, this is buds length, and root induction, those are number of roots and roots length. The best concentration combinations of Kinetin and NAA for shoot induction, shoot multiplication are K6N5, for root induction is K0N5. Those concentration combination respectively produce 3.05 shoots, 3.65 shoots, and 3,6 roots.
Key words : kinetin, NAA, shoot tip, multiplicatio
Variasi Intensitas Sinar Uv-B Dan Genistein Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max L Meril)
Penelitian bertujuan untuk: 1) mengetahui konsentrasi genistein yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai paling baik, 2) mengetahui frekuensi pemberian genistein yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai paling baik, 3) mengetahui interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian genistein terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai, 4) mengetahui intensitas sinar UV-B yang berpengaruh paling baik terhadap iklim mikro, pertumbuhan dan hasil tiga varietas kedelai, 5) mengetahui varietas kedelai yang memiliki pertumbuhan dan hasil paling baik pada berbagai intensitas sinar UV-B, 6) mengetahui interaksi antara intensitas sinar UV-B dan varietas kedelai terhadap iklim mikro, pertumbuhan dan hasil tiga varietas kedelai, 7) mengetahui varietas kedelai yang memiliki pertumbuhan dan hasil paling baik pada berbagau konsentrasi genistein, 8) mengetahui konsentrasi genistein yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas kedelai, 8) mengetahui interaksi antara intensitas sinar UV-B dan varietas kedelai terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas kedelai. Penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap, Tahap 1: telah dilaksanakan pada bulan Juli 2019-Oktober 2019 di kebun percobaan II Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian merupakan percobaan faktorial menggunakan polybag yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor yang dicoba konsentrasi genistein (K): yaitu K0 (0 mg/L), K1(20 mg/L), K2 (40 mg/L) dan K3 (60 mg/L) dan frekuensi pemberian genistein (F): F1(1 kali, umur 20 hst), F2 (2 kali, umur 20 dan 30 hst), F3 (3 kali, umur 20, 30 dan 40 hst), kombinasi faktor diulang tiga kali. Variabel pengamatan meliputi jumlah dan bobot bintil akar efektif, tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil daun, kansentrasi genistein daun, jumlah cabang utama dan cabang produktif, bobot brangkasan segar dan kering, bobot akar segar dan kerin, jumlah biji, bobot biji pertanaman dan kandungan genistein biji. Data pengamatan dianalisis dengan Uji F pada taraf kepercayaan 95%, jika berbeda sangat nyata atau nyata dilanjutkan ke uji Ducan Multipe Range Test pada taraf kepercayaan 95%.. Penelitian tahap II telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2019-Desember 2019 di kebun percobaan II Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian merupakan percobaan faktorial menggunakan polybag dalam rancangan Split Plot Design. Faktor yang dicoba lima varietas kedelai (V) sebagai anak perlakuan, yaitu V1 (Deja 2), V2 (Dena 1), V3 (Devon 1), V4 (Demas 1), dan V5 (Detap 1), serta intensitas sinar UV-B (R) sebagai perlakuan utama, yaitu yaitu R1 (3.000 µW/cm2 ), R2 (2.500 µW/cm2 ), R3 (2.000 µW/cm2 ). Kombinasi faktor diulang tiga kali. Variabel pengamatan meliputi intensitas cahaya, radiasi sinar uv-b, suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, jumlah bintil akar efektif, bobot bintil akar efektif, tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil daun, kandungan genistein daun, jumlah cabang produktif, bobot brangkasan kering, bobot akar kering, jumlah polong per tanaman, jumlah biji pertanaman, bobot biji pertanaman, bobot 100 biji dan kondungan genistein biji. Data pengamatan dianalisis dengan Uji F pada taraf 95%, jika berbeda nyata dilanjutkan ke uji Ducan Multipe Range Test pada taraf kepercayaan 95%. Penelitian tahap III telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2021 di kebun percobaan II Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian merupakan percobaan faktorial menggunakan polybag dalam rancangan Split Plot Design. Faktor yang dicoba lima varietas kedelai (V) sebagai perlakuan utama, yaitu V1 (Deja 2), V2 (Dena 1), V3 (Demas 1), serta konsentrasi genistein (G) sebagai anak perlakuan, yaitu G0 (mg/L), G1( 60 mg/L), G2 (120 mg/L), dan G3 (180 mg/L), kombinasi faktor diulang tiga kali. Variabel pengamatan meliputi: tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil daun, kandungan genistein daun, jumlah bintil akar efektif, bobot brangkasan kering, jumlah cabang produktif, jumlah polong isi per tanaman, jumlah biji per tanaman dan bobot biji per tanaman. Data pengamatan dianalisis dengan uji F pada taraf kepercayaan 95%, apabila berbeda nyata, diteruskan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95% mengunakan program Costat Statical Software. Hasil penelitian tahap I: Hasil penelitian menunjukan 1)pemberian konsentrasi genistein sampai 60 mg/L meningkatkan hasil kedelai yang ditunjukkan oleh peningkatan jumlah biji dan bobot biji per tanaman. Jumlah biji per tanaman meningkat 44,82% dibanding konsentrasi 0 mg/L, 5,34% dibanding konsentrasi 20 mg/L dan 4,91% dibanding konsentrasi 40 mg/L. Bobot biji per tanaman meningkat 30,95% dibanding konsentrasi 0 mg/L, 5,07% dibanding konsentrasi 20 mg/L dan 4,68 % dibanding konsentrasi 40 mg/L, walaupun konsentrasi genistein tidak meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai 2) semakin banyak frekuensi pemberian genistein meningkatkan jumlah biji dan bobot biji per tanaman. Pemberian genistein tiga kali meningkatkan jumlah biji per tanaman 19,36% dibanding pemberian satu kali dan 14,01% dibanding pemberian dua kali. Pemberian genistein tiga kali meningkatkan bobot biji per tanaman 16,75 % dibanding pemberian satu kali dan 18,29% dibanding pemberian dua kali, walaupun frekuensi pemberian genistein tidak meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai.3) tidak ada interaksi antara konsentrasi genistein dan frekuensi pemberian genistein pada pertumbuhan dan hasil kedelai, menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi genistein tidak bergantung pada frekuensi pemberian genistein.
Hasil penelitian tahap II: Intensitas sinar UV-B menurunkan kandungan genistein daun umur 35 hari setelah tanam dan 45 hari setelah tanam, serta kandungan genistein biji yang dipengaruhi oleh varietas kedelai yang digunakan dan menunjukkan adanya interaksi varietas dan intensitas sinar UV-B. Intensitas sinar UV-B menurunkan pertumbuhan dan hasil panen lima varietas tanaman kedelai, varietas kedelai Detap 1 mengalami penurunan pertumbuhan tertinggi 2,06 % dan varietas Deja 1 mengalami penurunan hasil tertinggi 19,44 %.
Hasil penelitian tahap III::1) terdapat interaksi antara konsentrasi genistein dan frekuensi pemberian genistein pada variabel pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, kandungan genistein daun, bobot brangkasan kering, bobot akar kering dan jumlah cabang produktif, dan variabel hasil hasil yang meliputi Jumlah polong isi per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot biji per tanaman, 2) konsentrasi genistein 120 mg/L menghasilkan jumlah bintil akar efektif 32,26 butir, jumlah klorofil daun 32,26 mg/L, jumlah cabang produktif 3,6 buah, dan bobot 100 biji 13,43 g. 3) Varietas demas 1 menghasilkan jumlah bintil akar efektif berbanyak 42,44 buah, Jumlah klorofil daun terbanyak 29,30 (mg/L) dan jumlah cabang produktif 3,37 bua
Pengaruh Dosis Kompos Fermentasi Dan Penggunaan Pupuk Hayati Mikoriza Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus Vulgaris. L)
Research has been conducted in Bojongsari Village, Kembaran Subdistrict Banyumas Regency Central Java on ± 3 month. The aim of research: To know dose of fermentation compost was best influenced on growth and yield of French bean. To know treatment of natural fertilizer mycorrhiza on influenced on growth and yield of French bean. To know the interaction's effect between fermentation compost dose and USAge of biological fertilizer micorrhyze on growth and yield of French bean. This research represents polibag experiment with factorial pattern. Used design was Randomized Block Design (RBD) with four times replications. Each treatment plot number was 24. Each experimental plot comprised of three plants then total number of plant was 72. Tested factors were fermentation compost dose (15.000 kg/ha or 75 gram/polibag, 20.000 kg/ha or 100 gr/polibag, 25.000 kg/ha or 125 gram/polibag) and USAge biological fertilizer mycorrhiza (without mycorrhiza and use mychorriza). Research result showed that treatment of fermentation compost providing significant effect on number of pods. While on other variable studied such as plant length, the amount of leaf, the weight of the wet upper plant, the weight of fresh root and pods weight was not significantly influenced. Treatment of fermentation compost with dose of 125 gram/polibag represent best fermentation compost dose at this research. Treatment of biological fertilizer mycorrhiza was not significantly influenced on entire observed variables that where plant length, leaf number, the weight of the wet upper plant, the weight of fresh root and pods weight. There was interaction between treatment of compost fertilizer combination and natural fertilizer mychorrhiza on growth and yield of French bean at observed variable that were lower bunch weight that significantly different and not significantly different in plant length, leaf number, the weight of the wet upper plant, the weight of fresh root and pods weight.
Key words: Fermentation compost, mycorrhiza, french bea
Keragaan Organ Source Dua Varietas Bayam Cabut pada Variasi Media Tanam Arang Sekam
This study aims to determine the source organ performance of two spinach varieties in some planting media variation of charcoal husk. Research conducted at the Green House of Agricultural Faculty of Muhammadiyah University for four months starting in May-August 2012. The research was arrangged by Randomized Completely Block Design and each treatment was repeated three times. The study consisted of two factors: First, the varieties of spinach (V), consists of two varieties of the Maestro (V1) and Bisi (V2). Second, the addition of charcoal husk (A), consisting of A0 (without a charcoal husk / soil media only), A1 (given the husk charcoal at 25%), A2 (husk charcoal as much as 50%) and A3 (husk charcoal in 75%).
The results showed that there was no difference between the source organ performance Maestro spinach varieties with varieties Bisi, husk charcoal dose needs to be added to spinach plants have best performance of source organs is 25% media volume, although this is not significantly different with only soil media and there was no significant interaction between type of spinach with a dose of charcoal husk of source organ performance of Maestro and Bisi spinach varieties