22 research outputs found
Evaluasi Bobot Biji Tiap Jenis Malai Anakan Padi melalui Penerapan Analisis Profil Peubah Ganda
Yield components of rice are characteristics that can contribute to crop productivity levels. Grain weight per panicle produced from primary, secondary, tertiary and quarter tiller are important yield components. Information on grain weight profile may be used as the basis for improving rice cultivation techniques. Therefore, profile of the filled and empty grain weight from each type of rice panicle need to be evaluated. Evaluation of the traits was done by conducting experiment in glass house in 2013 under randomized block design, 3 replications with 1 plant per pot. Seed weight of filled and empty grain of primary, secondary, tertiary and quarter of rice panicles were observed. Thirty genotypes of rice were grouped by 8 variables of filled and empty grain weight through cluster analysis, and the profile response of filled and empty grain weight was analyzed by profile analysis of multiple variables. Profile of grain weight per cluster showed that there was no cluster with high filled grain weight and low empty grain weight for all types of panicle. Among the clusters, there were genotypes with high filled grain weight and moderate empty grain weight from each type of panicles, and they could be considered as materials in rice breeding programs
Peningkatan Kemampuan Melatih Lari Sprint 100 M, 200 M, dan 400 M melalui Kepelatihan Program Latihan pada Pelatih Pplm Papua Tahun 2009
Peningkatan Kemampuan Melatih Lari Sprint 100 M, 200 M dan 400 M melalui Kepelatihan Program Latihan pada Pelatih PPLM Papua. Penelitian ini bertujuan agar pelatih dan atlet lari sprint menerapkan berbagai model latihan teknik gerakan tungkai dan lengan, memiliki tujuan pembinaan yang terarah dan menerapkan IPTEK keolahragaan. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan rancangan dua siklus. Prosedur penelitiannya: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan evaluasi, serta (4) analisis dan refleksi. Teknik pengambilan data dengan wawancara, tanya jawab dan pengamatan. Hasil tindakan siklus I disimpulkan bahwa 2 pelatih (28%) telah menyusun dan mempraktikkan program latihan, model-model latihan teknik tungkai dan lengan, dan IPTEK keolahragaan; 4 pelatih (59%) belum menyusun dan mempraktikkan program latihan, 5 pelatih (70%) tidak menggunakan model-model latihan teknik tungkai dan lengan, dan IPTEK keolahragaan. Hasil tindakan siklus II disimpulkan bahwa semua pelatih (100%) telah menyusun dan mempraktikkan program latihan, model-model latihan teknik tungkai dan lengan, serta IPTEK keolahragaan
Model Pendugaan Luas Daun Tanaman Koro Pedang (Canavalia Ensiformis)
Luas daun merupakan karakter tanaman yang penting untuk mempelajari aspek agronomi dan fisiologi. Pendugaan luas daun menggunakan peubah panjang dan lebar daun telah banyak digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model penduga luas daun tanaman Koro pedang. Daun contoh bagian atas, tengah dan bawah tanaman diambil dari 10 tanaman Koro pedang yang dipilih secara acak dari pertanaman rejuvenasi benih plasma nutfah Koro pedang di kebun percobaan Cikeumeuh, Bogor. Pendugaan luas daun tanaman Koro pedang tiap tangkai (Y) dapat menggunakan Y = 2,6134 PLia (PLia=hasil kali peubah panjang dan lebar helai daun sebelah kiri atau kanan). Pendugaan luas daun dapat juga menggunakan peubah daun helai tengah dengan penduga Y=2,1774 PLt (PLt=panjang x lebar helai daun tengah). Metode pendugaan luas daun tanaman Koro pedang ini dapat digunakan dalam penelitian agronomi dan fisiologi tanaman yang mengukur luas daun tanpa harus memotong daun dari tanaman dan juga pada penelitian lapang yang jauh dari fasilitas pengukuran luas daun otomatis
Pengelompokan Plasmanutfah Spesies Padi Liar {Oryza Spp.) Berdas Arkan Peub Ah Kuantitatif Tanaman [Cluster Analysis of Wild Rice Species Germplasm {Oryza Spp.) Based on Quantitative Characters of Crops]
Wild rice species are important gene sources for the rice improvement programs.The morphological characters is the easiest way to identify the crop specificity, and it is applicable for determining the relation among species.The grouping on wild rice species are determined by using cluster analysis through the principal component analysis which involved 16 characters of quantitative traits of wild rice species. The total sample of wild rice species was 89 accessions of 18 species.The research was done at green house level during 3 seasons from 2004 to 2005.All the accessions of wild rice were planted in pots consists of 10 kg soil by 3 replications for each accession.The result of analysis of the first principal component from quantitative characters (plant height,amount of grain fill per panicle, amount of grain total per panicle, panicle length, 1000 grains weight, grain shape, days of flowering, total internodes and awning length ) could explain that variability were 82 %.The result of cluster analysis involved the four of principal component with similarity level equal to 80 %, obtained 5 groups of wild rice species. The result of the clusters was Oryza sativa included at cluster I, while O. officinalis had 3 clusters that is cluster III, IV and V. While O. meyeriana and Oryza ridleyi joint at cluster II.Quantitative character was applicable for clustering the accessions of wild rice species as according to each genome
Respons Aksesi Plasma Nutfah Kacang Hijau terhadap Cekaman Kekeringan
Cekaman kekeringan menjadi masalah yang perlu diperhatikan dalam budi daya kacang hijau di lahan kering, mengingat ketersediaan air yang relatif terbatas terutama pada musim kemarau. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi aksesi-aksesi kacang hijau terhadap cekaman kekeringan. Sebanyak lima puluh aksesi plasma nutfah kacang hijau yang terdiri atas varietas unggul nasional, dan varietas lokal koleksi Bank Gen BB Biogen digunakan dalam penelitian ini. Pengujian kekeringan dilaksanakan di KP Naibonat, BPTP NTT, Kupang pada tahun 2013. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terpisah 3 ulangan, di mana petak utama adalah kondisi tanah (normal dan kekeringan) dan anak petak adalah 50 aksesi kacang hijau. Pada kondisi normal (N) tanah pada setiap petak selalu dalam keadaan cukup air hingga seminggu menjelang panen (disiram sesuai keperluan). Pada kondisi kekeringan (K) tanah tidak disiram semenjak umur 4 minggu setelah tanaman hingga panen. Setiap galur ditanam 2 tanaman per rumpun, pada jarak 40 cm × 20 cm dalam petakan 2 m × 3 m. Pengamatan dilakukan terhadap hasil biji dan karakter agronomi penting lainnya. Toleransi kekeringan dinilai berdasarkan persentase penurunan hasil pada kondisi kekeringan dibanding dengan kondisi normal. Untuk melihat keeratan hubungan antarkarakter agronomis dilakukan uji korelasi. Berdasarkan hasil evaluasi, diperoleh 11 aksesi plasma nutfah yang toleran, lima aksesi di antaranya tergolong paling toleran dengan penurunan hasil pada kondisi kekeringan lebih rendah dibanding dengan varietas toleran lainnya. Kelima varietas tersebut adalah Walet, Kenari, Merak, Sriti, dan Lokal Pameungpeuk. Korelasi antarkarakter agronomi (komponen hasil) dengan hasil biji plasma nutfah kacang hijau pada kondisi normal dan kekeringan relatif sama