3 research outputs found

    The Effect of Talent Management and Knowledge Management on Employee Performance with Job Satisfaction as Mediation in the Yogyakarta Special Region Government

    Get PDF
    This study aims to analyze the effect of talent management and knowledge management on employee performance mediated by job satisfaction for Civil Servants in the Yogyakarta Special Region Government. Employee performance is thought to be influenced by the management of human resources, namely talent management and knowledge management with job satisfaction. This study uses a quantitative approach with data collection through questionnaires. The population of this research is the Civil Servants of the Yogyakarta Special Region Government who have received Education and Cadre Training of 60 employees with the sunsus technique in sampling. The analytical method used in this research is Path Analysis. The results of the study indicate that talent management and knowledge management have a direct and significant effect on employee performance. Talent management has an indirect effect on employee performance mediated by job satisfaction. Knowledge management has an indirect effect on employee performance mediated by job satisfaction

    Konflik dan Peran (KUB) Kelompok Usaha Bersama Pantai Cemara Pada Pembangunan Ekowisata di Pantai Cemara, Kel. Pakis, Kab. Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur

    No full text
    Konflik merupakan suatu hal yang lumrah terjadi pada lingkungan sosial masyarakat. Pembangunan Ekowisata Pantai Cemara yang terletak di Kelurahan Pakis, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menemukan masalah konflik pada proses pembangunannya. Konflik timbul akibat kesalah pahaman, yang dinilai oleh beberapa oknum masyarakat bahwa pengelola pantai cemara sudah melakukan penguasaan lahan dan mengambil keuntungan untuk pribadi kelompok tanpa memperdulikan kepentingan masyarakat sekitar Pantai Cemara. Terbentuknya Pantai Cemara di mulai pada tahun 2009 atas inisiasi kelompok kecil nelayan yang perihatin dengan kondisi pantai yang mengalami abrasi yang sering kali membuat pemukiman juga terdampak banjir apabila air laut sedang pasang, selain itu kondisi pantai juga diperparah dengan banyaknya sampah. Kelompok kecil nelayan yang memiliki inisiasi membenahi pantai tersebut mengawali kegiatannya dengan membersihkan pantai dari sampah. Pada 2011 bantuan berupa 5000 bibit pohon Cemara Udang (Casuarina equisetifelia) untuk mengurangi abrasi pantai diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan kepada Bapak Mhy selaku ketua dari kelompok nelayan tersebut. Tingkat ketegangan konflik tersebut semakin meningkat seiring dengan dikenalnya Pantai Cemara dikalangan wisatawan lokal bahkan luar Kota Banyuwangi. hingga terdapat indikasi pengerusakan terhadap bibit pohon yang ditanam serta mencoba mengambil alih pengelolaan secara sepihak dengan menetapkan tarif parkir ilegal bagi pengunjung. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis konflik yang terjadi dan bagaimana penyelesaiannya serta mengetahui peran (KUB) Kelompok Usaha Bersama pada pembangunan Ekowisata Pantai Cemara secara keseluruhan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, sebab objek yang diteliti masih bersifat luas dan kompleks, sehingga penelitian kualitatif dirasa lebih cocok digunakan. Metode kualitatif tidak mengenal populasi dan sampel sehingga digantikan dangan informan atau narasumber dan situasi sosial, yang terdiri dari tiga elemen penting yaitu (place) tempat pantai cemara, Kabupaten Banyuwangi, (actor) pelaku yang terlibat adalah kelompok usaha bersama (KUB) Pantai Cemara, (activity) kegiatan yang dilakukan di Kawasan ekowisata pantai cemara adalah penangkapan ikan, ekowisata, serta berdagang. Pencarian informan dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pencarian informan dengan mempertimbangkan aspek pengetahuan terhadap objek penelitian dan pengaruhnya terhadap objek penelitian. Informan kunci penelitian ini adalah bapak MHY (ketua pengelola pantai), bapak SMP (sekertaris pengelola pantai), dan bapak KDR (ketua kelurahan) serta beberapa anggota KUB, pedagang di sekitar wilayah Pantai cemara, hingga pengelola parkir Pantai Cemara.vi Penelitian dilaksanakan pada pada tanggal 10 juni 2021 hingga 30 juni 2021 di Pantai Cemara, Kelurahan Pakis, Kabupaten Banyuwangi. Hasil yang didapatkan dari hasil pengambilan data pada penelitian yang dilakukan di Pantai Cemara yaitu adanya konflik yang terjadi pada awal hingga pertengahan pembangunan Pantai Cemara. Konflik di dasari oleh kesalah pahaman beberapa oknum masyarakat terhadap pembangunan ekowisata di Pantai Cemara. Resolusi konflik dapat dicapai dengan musyawarah antara kedua belah pihak yang berkonflik yaitu pengelola Pantai Cemara dengan Oknum masyarakat. Keikhlasan dan kelapangan dada salah satu pihak yang berkonflik mampu menciptakan solusi yang bersifat stabil sehingga tercipta ekosistem lingkungan yang aman, harmonis, dan berbudaya gotong royong. Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan maka terdapat beberapa saran yang berimplikasi terhadap eksisitensi serta keberlanjutan dari kegiatan Ekowisata di Pantai Cemara: Pertama adalah pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dilingkungan Pantai Cemara secara bijak dan lestari mampu meningkatkan kesejahteraan pengelola dan masyarakat sekitar baik berupa materil dan non materil, sehingga pembangunan dapat diselaraskan dengan prinsip-prinsip berkelanjutan. Kedua, penerapan azas kekeluargaan dalam menjalankan hak dan kewajiban pengelolaan mampu menjadi pondasi yang kuat untuk meminimalisir konflik-konflik lainnya. Faktor pendukung lainnya adalah program-program sosial yang dibentuk untuk menjadi benteng yang kokoh dalam menciptakan lingkungan yang aman, harmonis, dan berbudaya gotong-royong. Proporsisi ini bermakna bahwa konflik yang terjadi pada pembangunan ekowisata di Pantai Cemara dapat diselesaikan dengan memberlakukan pendekatan sosial yang terarah dan terukur. Selain itu kelapangan dada dari salah satu pihak yang berkonflik mampu memberikan jalan tengah yang diterima oleh semua pihak pada nantinya, sehingga kemufakatan dapat terbentuk secara stabil. Asaz kekeluargaan dalam mengelola Pantai Cemara mampu membendung rasa sakit hati antara individu satu dengan individu lainnya. Kepekaan sosial pengelola Pantai Cemara mampu menciptakan rasa simpati yang besar pada masyarakat sehingga membentuk suatu ekosistem lingkungan yang aman, harmonis dan berbudaya gotong royong. Peranan pemerintah dan dinas terkait masih sangat dibutuhkan pada pembangunan ekowisata di Pantai Cemara, selain itu peran pengawasan serta pendampingan masih diperlukan hingga pengelolaan Pantai Cemara mampu menuju kemandirian di kemudian hari
    corecore