14 research outputs found

    Giving Probiotic for a Better Therapy of Bacterial Vaginosis

    Get PDF
    Bacterial vaginosis (BV) is a common problem in women that is characterized by a decreased colonization of Lactobacillus in the vagina. Such condition may lead to various complications including endometritis, pelvic inflammatory disease, miscarriage, preterm birth, chorioamnionitis, premature rupture of the membrane, postpartum endometritis and increasing failure of in vitro fertilization. Treating BV using antimicrobials issomehow effective but often causes recurrences and antibiotic resistance. This paper examines the use of probiotic consisting of Lactobacillus spp. for the treatment of BV by conducting a systematic review of research articles published in online databases. After the review process, there are 18 articles with a total of 2,442 women as participants selected in this present report. There are six mechanisms involved in BV treatment using probiotic; i.e., (1) competition mechanism with pathogens, (2) stabilization of mucin layer, (3) production of antibacterial substances for killing and preventing the colonization of pathogenic bacteria, (4) reduction of the vaginal pH, (5) stimulation of the immune system, and (6) restoration of vaginal homeostasis. Previous studies were evaluated and the findings suggest that probiotics are better than antimicrobials in treating BV due to the absence of reported side effects. In addition, giving probiotics especially Lactobacillus sp. can be a better therapy of BV

    A META-ANALYSIS OF RANDOMIZED CONTROLLED TRIALS IN THE TREATMENT OF BACTERIAL VAGINOSIS

    Full text link
    Introduction: Metronidazole is commonly used to treat bacterial vaginosis (BV) despite its various side effects and frequent cases of BV recurrences. This study aimed to compare the effectiveness of probiotic vs metronidazole for bacterial vaginosis. Methods: A meta-analysis of randomized control trials (RCTs) was performed on the studies available in PubMed, Science Direct, Web of Science, Springer Link and the Cochrane databases. The meta-analysis was based on random-effects models and included studies evaluating BV therapy in women during their reproductive age. The data were analyzed using Rev Man 5 software for the heterogeneity. Results: Thirteen studies involving 2149 subjects were included in the analysis. The results of this meta-analysis showed that probiotic has a beneficial effect on the treatment of BV compared to placebo (OR: 0.62; 95%CI= 0.40 โ€“ 0.97). In addition, probiotics can reduce the risk of BV incidence by a halftime compared to metronidazole (RR: 0.51; 95% CI= 0.20 โ€“ 1.33), Conclusion: Probiotic therapy could be used as an alternative to metronidazole therapy for bacterial vaginosis. Keywords: the meta-analysis, bacterial vaginosis, randomized controlled tria

    The Effectiveness of Adding Probiotic to Antimicrobial Agents for the Treatment of Bacterial Vaginosis: a Systematic Review

    Full text link
    Background: Common antimicrobial regimens for treating bacterial vaginosis often cause recurrence and bacterial resistance. Previous studies have reported that a combination of antimicrobial and probiotic consisting of Lactobacillus spp. Is an effective treatment for recurrent bacterial vaginosis. Lactobacillus plays an important role in vaginal health by replacing the pathogenic colonies in vagina. This study aimed to determine the effectiveness of adding probiotic to antimicrobial therapeutic for the prevention of bacterial vaginosis(BV) recurrence.Subjects and Method: A systematic review was conducted by searching the following databases: PubMed, Science Direct, Web of Science, Springer Link and the Cochrane. The review included randomized controlled trials (RCTs) conducted in primary hospitals and private clinics. The Amsel criteria and Nugent score were used for diagnosis appraisal of bacterial vaginosis. were included in this systematic review consisting of the two types of bacterial vaginosis treatment. All pooled data analyses were based on random-effects models and intention to treat (ITT). Data were analyzed using Rev Man 5 software.Results: The review included 5 RCTs involving 692 women on reproductive age underwent treatment of BV for 5 days or more.The studies showed that combination of probiotic and antimicrobial treatment reduced the risk of bacterial vaginosis recurrence a half time compared to antimicrobial treatment alone(RR= 0.49; 95% CI= 0.17 to 1.44).Conclusion: Adding probiotic to antimicrobial regimens is more effective than antimicrobial regimens alone for treating bacterial vaginosis recurrence.Keywords: probiotic, antimicrobial, bacterial vaginosis recurrence, randomized controlled trialCorrespondence: Aquartuti Tri Darmayanti. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57126, Central Java. Email: [email protected]. Mobile: +6281329380114.Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(3): 161-168https://doi.org/10.26911/theijmed.2017.02.03.0

    Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Terhadap Laporan Keuangan Berdasarkan Sak Etap No 15 (Studi Pada PT Bpr Delta Singosari)

    Full text link
    Salah satu aset Perusahaan yang memerlukan kebijakan dan pengelolaan yang cermat adalah aset tetap. Kebijakan aset tetap harus sesuai dengan kondisi Perusahaan dan gambaran yang wajar mengenai hasil operasi Perusahaan yang akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan Perusahaan tersebut secara keseluruhan. Mengingat pentingnya kebijakan akuntansi aset tetap yang diterapkan oleh Perusahaan karena dapat mempengaruhi kewajaran Laporan keuangan, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Terhadap laporan Keuangan PT BPR Delta Singosari. Penulis menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan serta daftar aset tetap pada tahun 2013, penulis juga melakukan wawancara kepada bagian pembukuan untuk memperoleh informasi tentang perlakuan akuntansi aset tetap pada PT BPR Delta Singosari. Setelah melakukan tinjauan terhadap pengelompokan aset tetap,perolehan aset tetap, pengeluaran setelah pengakuan aset tetap dan metode penyusutan yang digunakan, dapat diketahui bahwa klasifikasi aset tetap pada PT BPR Delta Singosari terdiri dari: Kendaraan R2, kendaraan R4 dan Invetaris Kantor. Metode penyusutan yang digunakan yaitu metode garis lurus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa perlakuan aset tetap dan penyajiannya kurang sesuai dengan SAK ETAP. Aset tetap yang dilakukan penyusutan dan umur ekonomisnya habis seharusnya tidak perlu diakui lagi dalam neraca. Ada berapa yang seharusnya masuk di dalam kelompok aset tetap, tetapi masuk di kelompok biaya. Kemudian untuk penyajian laporan keuangan masih belum sesuai dengan ketentuan SAK ETAP. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam perhitungan Perlakuan Akuntansi Aset Tetap harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) No 15 mengenai penyajian dan perhitungan asset tetap dengan ketentuan berlaku

    Komposit Limbah Serabut Kelapa dan Karet Alam sebagai Alternatif Bahan Peredam Suara

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data teknis pemanfaatan serabut kelapa sawit dan serabut kelapa dengan karet alam sebagai peredam suara dengan meningkatkan nilai tambah penggunaan serabut kelapa dan serabut sawit. Serabut kelapa merupakan biomassa lignoselulosa berupa serat, dimana lignoselulosa mempunyai sifat penyerap yang baik. Penguat bahan pada komposit dapat diambil dari serat (fiber) buah kelapa. Lateks alam merupakan polimer dari senyawa hidrokarbon dan merupakan polimer alami yang dapat digunakan sebagai perekat alami untuk menggantikan perekat sintetis. Matress peredam suara yang dihasilkan dapat digunakan untuk menggantikan peredam suara yang ada saat ini yang relatif tidak ramah lingkungan. Model percobaan dalam kegiatan penelitian adalah komposit serabut kelapa dan karet alam dengan 2 variasi, variasi A adalah perbandingan komposit serabut kelapa dengan karet alam dengan rincian A1 (75%:25%), A2 (50%:50%) dan A3 (25%:75% ) dan variasi B adalah perbandingan komposit serabut kelapa sawit dengan karet alam dengan rincian B1 (75%:25%), B2 (50%:50%) dan B3 (25%:75%), selanjutnya produk diuji parameter densitas dan penyerapan kebisingan dengan melewatkan suara pada sampel peredam menggunakan kotak/ruangan yang terbuat dari kaca. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa serabut sawit dan serabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai alternatif peredam suara dengan efisiensi penurunan kebisingan berkisar antara 12,69 โ€“ 15,12%. Perbedaan efisiensi penurunan kebisingan dengan menggunakan serabut kelapa sawit dan serabut kelapa tidak berbeda secara signifikan dengan hasil uji bervariasi. Didapatkan perlakuan terbaik dari model percobaan adalah pada perlakuan A1 yaitu dengan rasio serabut kelapa dan karet alam sebesar 75%:25%

    Hubungan Antara Jumlah Eosinofil Darah Dan Faal Paru Pada Penderita Asma Di Bp4 Surakarta

    Full text link
    Konsensus Internasional yang dikeluarkan oleh Global Initiative for Asthma (GINA) mendefinisikan asma sebagai suatu inflamasi kronik saluran nafas dengan berbagai saluran inflamasi yang memegang peranan, terutama sel mast, eosinofil dan limfosit T. Inflamasi saluran nafas ini dapat dinilai secara langsung dengan mengukur jumlah eosinofil dan eosinophyllic cationic protein (ECP) atau secara tidak langsung dengan mengukur eosinofil darah. Jumlah eosinofil sputum dan darah meningkat dan sering berhubungan dengan beratnya derajat asma.Untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara jumlah eosinofil darah dan faal paru (VEP1= Volume Ekspirasi Paksa detik I) penderita asma.Penelitian cross sectional, pasien rawat jalan di BP4 Surakarta pada bulan Agustus - Oktober 2005. Subyek penelitian penderita asma tidak dalam serangan, usia 13 - 60 tahun. Pengambilan sampel dengan cara Consecutive (QUOTA) sampling, diperoleh 62 sampel.Nilai korelasi antara VEP1 dengan eosinofil darah pada Asma Persisten Ringan(APR) r=0,043, p=0,900, Asma Persisten Sedang (APS) r=-0,036, p=0,849, Asma Persisten Berat (APB) r=0,333, p=0,151 dan pada total sampel r=0,033, p=0,797, Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara jumlah eosinofil darah dan faal paru penderita asma. Kata kunci. Asma, eosinofil, VEP
    corecore