3 research outputs found
EFFECT OF MILLING PROCESS ON PHYSICAL CHARACTERISTICS OF FENOFIBRATE
Particle size is ones of the most important characteristic of active drug substance that affects solubility and bioavailability. Fenofibrate, as a class II drug based on biopharmaceutical classification system, which has poor aqueous solubility has been chosen to be drug model of particle size reduction.. Fenofibrate was mixed with mannitol as stabilizer with the ratio 1:9 in physical mixture form. The size reduction was conducted by a ball mills, with the milling rate of 100, 200 and 300 rpm, respectively. Characterization of the solid dispersion was analyzed by organoleptic and instrumental method. The instrumental tools used were Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) and Differential Scanning Calorimetry (DSC) which showed that there was no changes happen in fenofibrate molecule during milling process. Scanning Electron Microscope results showed that fenofibrate-mannitol was produce non-spherical forms. Milling rate improvement produce smaller size of particle with rough morphology that decrease the flow properties. Based on the solubility test and reflected in UV/Vis spectra, it showed that particle size reduction with 200 rpm milling rate determined 3 times higher of aborsbance value compared with pure fenofibrate
Amerta berkala arkeologi 22
Berkala arkeologi ini menampilkan beberapa artikel hasil penelitian arkeologi. artikel-artikel hasil penelitian arkeologi antara lain membahas tentang peranan mata uang logam Cina dalam kehidupan beragama umat Hindu di Bali oleh Amelia. Dalam artikel ini diuraikan tentang gagasan yang berhubungan dengan nilai tersirat dan materi yang berkaitan dengan yang tersurat. Artikel lainnya membahas tentang strategi dan prospek pengembangan penelitian peninggalan tradisi megalitik di Sulawesi. Dalam artikel ini diuraikan bagaimana sebaiknya pengembangan penelitian megalitik khususnya di Sulawesi. Sudiono, kali ini menampilkan tulisan artikel mengenai jenis dan tipe gerabah perundagian di pesisir pantai Tejakula, Bali. Dalam artikel tersrebut diuraikan mengenai lingkungan situs, tipologi gerabah, pola hias, fungsi gerabah dalam kehidupan masyarakat Tejakula, pengaruh tradisi gerabah Sahuynh-Kalanay serta pertanggalan situs Tejakula yang dilakukan secara relatif
ARTIKEL CAMPUR KODE DALAM NOVEL MATARAISA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk campur kode, serta fungsi campur kode dalam novel Mataraisa karya Abidah El Khalieqy. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis untuk menggambarkan fakta-fakta yang berhubungan dengan campur kode dalam novel MataRaisa karya Abidah El Khalieqy. Data yang dianalisis berupa kalimat-kalimat yang mengandung campur kode dalam novel MataRaisa karya Abidah El Khalieqy. Pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik dokumentasi yang secara khusus meneliti teks novel MataRaisa karya Abidah El Khalieqy dengan mengkaji bentuk campur kode dan fungsi campur kode. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah (1) Membaca sambil menandai bagian karya yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu campur kode, (2) Mengumpulkan seluruh campur kode yang sudah ditandai pada teks kedalam daftar pengumpulan data, (3) Kutipan yang berupa campur kode yang telah dikumpulkan pada daftar data, kemudian diidentifikasi berdasarkan bentuk dan fungsi campur kode yang telah disampaikan di atas, (4) Kutipan-kutipan campur kode yang sama dikelompokkan menjadi satu kelompok, (5) Masingmasing klasifikasi campur kode dianalisis lebih lanjut untuk dideskripsikan, (6) Diinterprestasikan lebih lanjut bentuk dan fungsi campur kode, (7) menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Bentuk campur kode yang terdapat dalam novel MataRaisa karya Abidah El-Khalieqy yaitu, kata sebanyak 107, Frase sebanyak 80, kata ulang sebanyak 8 dan penyisipan bentuk baster sebanyak 9. Campur kode yang paling dominan digunakan pengarang adalah penggunaan bentuk campur kode kata sebanyak 107 kata. (2) Fungsi campur kode yang terdapat dalam novel MataRaisa karya Abidah El-Khalieqy yaitu (a) mengakrabkan suasana, (b) menghormati lawan bicara, (c) meyakinkan topik pembicaraa, (d) untuk membangkitkan rasa humor, (e) untuk sekadar bergaya atau bergengsi.
Kata kunci : Campur Kode, Novel, Mataraisa, Abidah El Khalieqy