18 research outputs found

    CERITA PANJI DALAM PROSES PENCIPTAAN TARI CANDRA KIRANA KARYA BAEDAH

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ide penciptaan tari Candra Kirana karya Baedah di Sanggar Purbasari Kota Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Analisis dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Sumber data meliputi ide penciptaan, struktur koreografi, foto, audio, dan video tari Candra Kirana karya Baedah. Berdasarkan hasil analisis tari Candra Kirana karya Baedah merupakan tari kreasi baru yang terinspirasi dari ceritera Panji yang menggambarkan Galuh Candrakirana yang menyamar menjadi seorang ksatria dalam mencari kekasihnya Raden Panji atau Inu Kertapati. Penggambaran karakter Candrakirana dipertegas dengan penggunaan topeng atau kedok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tari Candra Kirana merupakan tari kreasi baru yang tak lepas dari unsur-unsur tari topeng Cirebon

    TARI CAMPAK DI SANGGAR DHARMA HABANGKA KABUPATEN BANGKA SELATAN

    Get PDF
    Penelitian ini berjudul “Tari Campak di Sanggar Dharma Habangka  Kabupaten Bangka Selatan”. Permasalahan dan tujuan pada penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis sejarah, struktur koreografi, rias serta busana yang ada di dalam tari Campak. Tujuan tersebut dicapai dengan menggunakan teori koreografi,busana dan tata rias. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa sejarah tari Campak muncul dari seseorang yang bernama Nek Campak yang datang dari Riau, Kata Campak dari Kesenian Tari Campak Darat berasal dari nama Nek Campak sendiri, sosok Nek Campak digambarkan sebagai seorang penari yang berparas cantik dan awet muda. Struktur koreografi yang terdapat pada tari ini terbagi menjadi empat klasifikasi diantaranya delapan gerak pokok, satu gerak khusus, satu gerak peralihan dan tiga gerak unsur. Busana yang dikenakan pada Tari Campak di Sanggar Dharma Habangka  merupakan busana modifikasi yang tidak lepas dari nilai-nilai kebudayaan Melayu Bangka  namun tak sepenuhnya busana yang dikenakan hanya dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu Bangka  saja, tetapi juga dipengaruhi oleh budaya Portugis dikarenakan tari Campak darat berkembang pada masa pendudukan Portugis di pulau Bangka . Tata rias  pada tari ini lebih diperuntukan kepada penari wanita agar dapat menonjolkan tokoh wanita yang digambarkan yaitu seorang wanita yang masih muda dengan wajah yang cantik dan pribadi yang riang dan anggun, sedangkan penari laki-laki tidak menggunakan riasan wajah yang mencolok

    Meningkatkan Kecerdasan Intrapersonal Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Solving: Studi Eksperimen Dalam Pembelajaran Seni Tari

    Get PDF
    Tujuan pada penulisan artikel ini untuk memaparkan model pembelajaran problem solving melalui daring terhadap kecerdasan intrapersonal siswa menengah. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode Pre-Experimental Design dengan one grup prestest-posttest design. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, angket dan test performasi. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa model problem solving pada pembelajaran daring di kelas VII E SMPN 2 Cimahi berpengaruh terhadap kecerdasan intrapersonal siswa, hal ini dapat dilihat dari nilai angket pretest dan postest yang terdapat nilai kenaikan yang signifikan melalui uji paired sampel t-test yang menunjukan nilai sig (2-tailed) bernilai 0,000 < 0,05 artinya “Ha diterima dan Ho ditolak”, maka dapat disimpulkan baha melalui model problem solving pada pembelajaran tari secara daring dapat meningkatkan kecerdasan intrapersonal siswa. Penelitian diharapkan dapat berimplikasi  sebagai sumber referensi model pembelajaran problem solving secara daring untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal

    LEGENDA TAPA MALENGGANG DALAM KONTEKS SENI PERTUNJUKAN TARI DI KABUPATEN BATANG HARI

    Get PDF
    Tari Tapa Malenggang merupakan seni warisan leluhur yang digunakan untuk dipertahankan dan ditunjukkan serta di lestarikan kepada generasi muda khususnya di daerah setempat agar dapat selalu tersalurkan kepada setiap masyarakat daerah. Tapa Malenggang dilambangkan dengan logo tugu ikan yang dijadikan ikon Kabupaten Batanghari bertepatan di kecamatan Muara Bulian. Tujuan penelitian ini untuk membantu genarasi muda lebih mengetahui latar belakang Tapa Malenggang serta berkeinginan untuk dapat mempelajari tarian ini dan agar dapat perhatian dari masyarakat untuk melestarikan serta mengembangkan kesenian-kesenian yang ada di daerah Kabupaten Batang Hari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode deskriptif, teknik pengumpulan data yaitu studi literatur, wawancara, observasi, dan dokumentasi di kabupaten Batang Hari dengan partisipan ketua adat di Kecamatan Muara Tembesi , koreografer, dan penata musik. Temuan hasil penelitian menunjukan bahwa cerita Tapa Malenggang ini sebelumnya tidak memiliki tarian, namun sang koreografer menciptakan sebuah pertunjukan tari yang dilibatkan dalam gerak tari yang dinamis diantaranya gerak Sembah Tangan Sebelah sambil Simpuh Tegak Tunggan, Rentang Pedang sembari Simbah Dalam, Layang-Layang Menyambar Buih, Patah Paku, Menerau, Sepantun Idak sembari Menerau, Rentang Pedang, Lenggang, Saluk, Nyilau Tangan Sebelah, Tangan Berehat, Kaki Tanjak , Ngempu, Memainkan Kedua Tangan Kaki Double step, dan Tangan Ngempu dan kaki Tanjak. Selain itu tarian ini memiliki syair yang menjadi ciri khas dalam pertunjukan tarian ini yang mengarah pada unsur sakral. Hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan atau informasi dan kontribusi bagi pemerintah setempat agar dapat memperkenalkan kesenian-kesenian yang ada di Kabupaten Batang Hari kepada masyarakat luas

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI TARI MELALUI BLENDED LEARNING

    Get PDF
    Hasil belajar siswa menurun semenjak diberlakukannya pembelajaran daring, sehingga pada pembelajaran tari siswa kurang memahami materi dengan baik dan hasil belajarpun rendah. Oleh karena itu. Tujuan penelitian ini adalah mengujicobakan model pembelajaran blended learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran seni tari di SMPN 26 Bandung. Pendekatan penelitian adalah kuantitatif dengan metode Pre-Eksperimental Design. Teknik penelitian menggunakan One Group Pretest Posttest. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 26 Bandung, yang berjumlah 267 siswa. Sampel penelitian ini yaitu kelas VII H yang berjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu tes, wawancara, observasi, dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji t-test. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model blended learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari hasil pengumpulan data pretest posttest. Pada penelitian ini pretest rata – rata nilai hasil belajar siswa tergolong rendah yaitu kognitif dan psikomotor sebesar 47 dan hasil afektif sebesar 10,95, sedangkan pada posttest hasil belajar kognitif dan psikomotor siswa mendapat rata – rata nilai sebesar 78 yang tergolong cukup dan hasil afektif siswa sebesar 13,53. Pada uji T-test yang dilakukan, terbukti terdapat peningkatan nilai rata – rata yang dialami siswa dengan nilai signifikansi sebesar 91% yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh positif pembelajaran tari dengan blended learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor

    Pencugan Ibing Penca Topeng Pendul Kabupaten Karawang

    Get PDF
    ABSTRACT The purpose of the article is to  understand pencugan ibing penca style in the Topeng Pendul group leaded by Syahrul in Karawang regency, West Java. The aim of this research is to reveal the richness  of dance styles in West Java, and as materials for pencak silat lessons, which are sourced from traditional arts,  and are only limited to ibing penca tepak dua and tepak tilu paleredan. The research method uses a qualitative, descriptive method, and valitades data with triangulation techniques. The research findings are: (1) a staging is performed in early scene of a drama containing a historical story; (2) patterns and motions of pencugan ibing penca cannot be separated from the influence of pencak silat styles in West Java; (3) a staging has some elements include time, places, plays, characters, music, song lyrics, and costumes; (4) the function of staging is for an entertainment, respects and pride of the perpetrators of ceremonies to their ancestors, and as the character’s amplifier of the main role in the play of a historical story.Keywords:  Pencugan ibing penca, pendul mask, pencak silat ABSTRAK Tujuan artikel ini adalah untuk memahami pencugan ibing penca pada kelompok kesenian Topeng Pendul pimpinan Syahrul di Kabupaten Karawang,  Jawa Barat. Alasan penting penelitian ini sebagai upaya pengayaan khasanah seni tari di Jawa Barat, dan sebagai bahan bagi pengembangan bahan ajar Pencak silat yang bersumber seni tradisional, yang selama ini terbatas pada ibing penca tepak dua dan tepak tilu paleredan. Metode penelitian yang digunakan, yaitu  penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, dan validasi data dengan cara triangulasi. Temuan penelitian dapat disampaikan sebagai berikut, (1) pementasan dilakukan pada awal adegan, babak lakon bermuatan roman sejarah; (2) pola dan ragam gerak  pencugan ibing penca tidak dapat lepas dari pengaruh jurus-jurus aliran pencak silat yang ada di Jawa Barat; (3) pementasan memiliki unsur waktu, tempat, lakon, seni peran, musik, syair lagu, dan rias busana; dan (4) fungsi pementasan sebagai media hiburan estetis, rasa hormat dan bangga bagi yang punya hajat terhadap leluhurnya, dan penguat karakter peran utama dalam lakon roman sejarah. Kata kunci: Pencugan ibing penca, topeng pendul, pencak sila

    Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Tari Dengan Model Project Based Learning

    Get PDF
    Peneliti melakukan penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya tingkat kreativitas siswa pada pembelajaran tari pada kelas X Tata Busana 1 di SMKN 3 Kota Sukabumi. Salah satu penyebab kurangnya tingkat kreativitas siswa ini adalah kurangnya pengetahuan guru dalam memahami dan memilih model pembelajaran dan cenderung selalu menggunakan metode satu arah atau metode ceramah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model Project Based Learning terhadap kreativitas pada siswa kelas X Tata Busana 1 di SMKN 3 Kota Sukabumi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Pre-Eksperimental dengan desain One Group Pretest Posttest Design. Cara pengambilan sampel menggunakan Purposive Sample dengan teknik pengumpulan datanya yaitu menggunakan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan uji normalitas dan uji paired sampel t-test untuk mengukur pengaruh kreativitas melalui model Project Based Learning. Dari hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan kreativitas siswa yang dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan nilai sig (2-tailed) bernilai 0,000 , 0,05 yang signifikan, hal ini dapat dilihat melalui melalui software SPSS versi 25.00 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pada hasil kreativitas siswa yang didapatkan dari pretest dan posttest. Dapat dikatakan “Ha diterima Ho ditolak” yang artinya model Project Based Learning pada pembelajaran tari dapat meningkatkan kreativitas siswa

    Tari Kembang Cabik: Etika Penghormatan Masyarakat Di Desa Tebing

    Get PDF
    Tari Kembang Cabik sebagai tari tradisi di masyarakat ini muncul dengan latar belakang sebagai suatu tari yang disiapkan atas sebuah penyambutan sebagai bentuk etika penghormatan kedatangan tamu agung ke Desa Tebing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai etika masyarakat Desa Tebing terkait penghormatan di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data terdiri atas observasi, wawancara dan studi dokumentasi dengan juga melakukan triangulasi data. Analisis data penelitian berupa satu proses penyusunan sistematis data. Hasil penelitian ini bahwa Tari Kembang Cabik memiliki nilai etika penghormatan yang dibangun dalam penciptaannya oleh masyarakat pengampu tari ini sebagai wujud rasa syukur, merendah diri, toleransi, ikatan persaudaraan dan kebanggan yang ingin diungkapkan dalam sebuah proses penyambutan tamu agung yang datang ke wilayah masyarakat Desa Tebing, yang dimana ia tampak secara empiris melalui tekstual tari dengan saling timbal balik akan kaitannya dengan kontekstual tari. Kesimpulan penelitian ini bahwa keberadaan Tari Kembang Cabik di masyarakat Desa Tebing menyimbolkan satu penghormatan. Manfaat dari penelitian dapat menjadi pengetahuan bagi masyarakat Desa Tebing itu sendiri khususnya, sebagai upaya pemahaman etika berperilaku dalam masyarakatnya, serta menjadi satu rujukan terhadap penelitian Tari Kembang Cabik di kemudian hari dari aspek yang terkait lainnya

    Tari Almadad Ing Banten di Sanggar Rajawali Kabupaten Pandeglang

    Get PDF
    Judul dari penelitian ini adalah “Tari Almadad Ing Banten di Sanggar Rajawali Kabupaten Pandeglang” yang mana merupakan tari kreasi yang terinspirasi dari sebuah seni tradisi atau sebuah alat yang disebut dengan Almadad, Almadad adalah Seni Debus yang ada di Banten. Tarian ini menjelaskan tentang proses masuknya islam di Banten dengan menggunakan Almadad sebagai alat atau media penyebarannya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis Tari Almadad Ing Banten yang meliputi elemen-elemen komposisi tari seperti struktur koreografi, rias busana dan properti serta makna yang terkandung di dalamnya. Menggunakan kajian Etnokoreologi sebagai payung utama dalam penelitian dengan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, studi literature dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tari Almadad Ing Banten terdapat 33 gerak yang terbagi menjadi 7 gerak Locomotor, 12 gerak Pure Movement dan 15 gerak Gesture. Rias yang digunakan yaitu rias corrective dengan busana islami yang sudah dikreasikan sesuai konsep garapan dan property yang dimainkan adalah Almadad kecil, Almadad besar dan Teras Lawang Gapura. Kemudian makna tarian terdapat pada elemen properti yang dimainkan, rias busana yang digunakan serta gerak-gerak permohonan pertolongan agar diberi kekuatan untuk bela diri karena arti dari Almadad adalah meminta bantuan atau pertolongan kepada Allah SWT

    PENCAK SILAT GAYA CIMANDE PADA PAGURON GELAR PUSAKA JATINANGOR

    Get PDF
    Penelitian ini berjudul Pencak Silat Gaya Cimande Pada Paguron Gelar Pusaka Jatinangor Kabupaten Sumedang. Ilmu bela diri telah banyak berkembang dari masa ke masa. Perkembangan ini merujuk kepada banyaknya macam aliran bela diri yang eksis di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Salah satunya adalah Pencak silat gaya Cimande, yang merupakan salah satu hasil kebudayaan Indonesia yang menyebar luas di seluruh Nusantara Indonesia juga negara lainnya. Pencak silat gaya Cimande pada Paguron Gelar Pusaka Jatinangor ini tentunya mengalami pengembangan di dalamnya, sehingga membuat adanya ciri pembeda dengan gaya silat lainnya. Permasalahan yang di angkat dalam permasalahan ini adalah Koreografi Pencak Silat gaya Paguron Gelar Pusaka Jatinangor. Yang kedua adalah ciri khas Pencak Silat gaya Cimande pada Paguron Gelar Pusaka Jatinangor. Kajian Etnokoreologi digunakan sebagai payung yang dipadankan dengan koreografi untuk analisis gerak. Etnokorplogi digunakan sebagai alat untuk mengkaji ilmu baru yang memadukan teks dan konteksnya. Penelitian ini bermaksud untuk mencari jawaban dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Partisipan pada penelitian Pencak Silat gaya Cimande ini adalah pemimpin/ pelatih Paguron Gelar Pusaka Jatinangor Koyum Nurul Koyum, S.Pd. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumetasi. Data penelitian ini terkumpul dari satu lokasi yaitu bertempat di Paguron Gelar Pusaka Jatinangor
    corecore