2 research outputs found

    The Effect of Pegagan (Centella Asiatica (L.) Urban) Ethanol Extracts on Hippocampal PSD-95 Protein Expression in Male Wistar Rats

    Get PDF
    One effort to overcome the decline in memory function is through herbal medicine. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) contain the active components of triterpenoid and flavonoids, has been known to be able to improve memory function. Synaptic plasticity is the basis of memory formation which is strongly influenced by synapse proteins such as PSD-95. Loss of PSD-95 protein can cause memory function decline. This study aims to determine the effect of 70% ethanol extract of pegagan toward PSD-95 protein expression on hippocampus of male Wistar rat. Eighteen male Wistar rats were randomly divided into 3 groups, 6 rats/group: group (1) given ethanol extract of pegagan with dose 300 mg / kgBW / day (CA300), (2) given ethanol extract of pegagan with dose 600 mg / kgBW / day (CA600), and (3) control group (K), given daily aquadest. All three groups were treated for 28 consecutive days. At the end of the treatment period, rats were decapitated and the hippocampus was isolated from the brain. Analysis of protein was done by immunohistochemical method. Statistical analysis was performed by One Way ANOVA parametric test followed by Post-Hoc Bonferroni. The results showed that there was no significant difference between group K and group CA300 (P = 0.123), whereas there were significant differences between CA600 group and K group and CA300 group (P = 0.000). From this research, it can be concluded that 70% ethanol extract of pegagan with dose 600mg / kgBW / day can increase expression of PSD-95 protein on hippocampus of male Wistar rat

    IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP DIFUSI-OSMOSIS MELALUI ANALISIS GAMBAR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam belajar konsep difusi-osmosis melalui analisis gambar siswa. Metode penelitian ini deskriptif dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 2 Sumedang sebanyak 23 siswa yang ditentukan secara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal perintah menggambar dan rubrik analisis gambar (Prokop & Fancovicova, 2009; Köse, 2008) untuk mengklasifikasikan level gambar siswa sebagai instrumen utama serta tes pemahaman konsep secara tertulis dan wawancara sebagai instrumen tambahan. Pada instrumen soal menggambar terdiri dari dua jenis soal, yaitu soal A mengenai konsep difusi, dan soal B mengenai konsep osmosis. Level gambar yang diperoleh pada penelitian ini dimulai dari level 3 sampai level 7. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambar yang dihasilkan siswa pada soal tipe A paling banyak berada pada level 6, yaitu gambar dengan tingkat pemahaman miskonsepsi sebagian sebesar 34,7% sedangkan gambar yang paling banyak dihasilkan siswa pada soal tipe B berada pada level 5 dengan kategori gambar kurang representatif tidak lengkap dengan pemahaman konsep, yaitu sebesar 30%. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa melalui penggunaan instrumen tes perintah menggambar yang dilengkapi dengan tes pemahaman konsep secara tertulis dan wawancara, dari 23 siswa teridentifikasi 26% siswa mengalami miskonsepsi sehingga diperoleh kesimpulan bahwa gambar dapat digunakan dalam mendeteksi miskonsepsi siswa. Subkonsep dari difusi-osmosis yang banyak dimiskonsepsi siswa pada penelitian ini adalah konsep konsentrasi zat dan konsep hipertonik-hipotonik. Miskonsepsi disebabkan karena siswa tidak bisa menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain, sedangkan faktor yang menyebabkan miskonsepsi pada siswa adalah siswa itu sendiri dan lingkungannya. Kata kunci: miskonsepsi, analisis gambar, difusi-osmosi
    corecore