11 research outputs found

    The Effect of Rainwater Quality on The Methane Concentration

    Get PDF
    Research on the effect of pH of rainfall on the emission of methane (CH4) has been made. And what about the influence of the pH of rainfall at a concentration of CH4? That question will be answered through this research. The problem in this research is not yet known and the effect of the interaction of water quality in these clouds pH (degree of acidity) of rain on the concentration of CH4. The purpose of the study was the first object to determine acid rain in research location and to determine and analyze the influence of the pH of rainfall on the CH4 concentration. The research location is at Balai Pengamat Atmosfer dan Antariksa LAPAN in Kototabang hills, West Sumatra. The data used in this study is the pH of rainfall and CH4 concentrations. The analytical method used is the analysis of statistical and descriptive analysis. The results showed a correlation coefficient between the pH of rainfall with CH4 concentration of 0,87. The correlation coefficient indicates that the effect of the pH of rainfall is linearly proportional to the concentration of CH4. This means that the pH of rainfall is higher, then the CH4 concentration will increase.

    Potensi Pemicu Akumulasi Polutan Udara Dalam Tubuh

    No full text
    Hal. 38-4

    KONSEP DAERAH ALIRAN UDARA ERUPSI GUNUNG API DAN APLIKASINYA

    No full text
    RINGKASANErupsi (letusan) gunung api memang tidak dapat diketahui sebelumnya, tetapi dari beberapa kali erupsi suatu gunung api dapat diketahui pola penyebaran awan panas, emisi gas vulkanik beracun, dan hujan debu sehingga dapat dibuat peta daerah aliran udara erupsi gunung api. Penyebaran awan panas, emisi gas vulkanik, dan hujan debu dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin lokal (setempat) seperti arah dan kecepatan angin gunung dan angin lembah. Perpaduan antara peta daerah aliran udara erupsi gunung api dan aliran sungai serta informasi spasial lain dapat digunakan sebagai pedoman untuk pembuatan jalur evakuasi warga sekitar gunung api ketika erupsi terjadi. Jalur evakuasi ini akan dibuat menghindari daerah aliran udara erupsi gunung api dan juga menghindari daerah aliran sungai atau genangan lahar dingin. Jalur evakuasi ini akan dibuat menuju bunker atau lokasi fasilitas umum/fasilitas sosial yang dimiliki pemerintah desa setempat atau menuju lokasi pengungsian. Adanya jalur evakuasi ini diharapkan dapat mengurangi korban erupsi gunung api.Hal. 37-42:ilus.; 30 c

    Impacts of Climate Change (El Nino, La Nina, and Sea Level) on the Coastal Area of Cilacap Regency

    Get PDF
    This research was conducted to determine the impact of El Nino and La Nina on rainfall as well as the impact of El Nino, La Nina, and sea level on coastal flooding in Cilacap Regency. The methods used in this study were statistical analysis and simulation. The results of this study were El Nino caused diminished rainfall in Cilacap regency between 295 to 1665 mm. Meanwhile, La Nina caused surplus rainfall between 189 - 691 mm/year in compared with annual climatological rainfall. When ENSO phenomenon (El Nino) occurred, it caused sea level anomaly to fall, including in 1994, 1997, and 2002 of -11.63 cm, -11.5 cm, and -4.95 cm, respectively. Meanwhile, in La Nina years in 1999 and 2000, the  sea level anomaly enhanced by  2.55 cm and 5.03 cm, respectively. The result of sea level projection by employing simulation model in this study was compared with the simulation results of the IPCC that obtained a correlation coefficient r of 0.99. Based on the simulation results, the 8 (eight) sub-districts in Cilacap Regency located in the coastal area potentially endure flood due to the impacts of global warming and La Nina with a diverse predicted year of occurrence depending on the altitude of each sub-district

    Impacts of Climate Change (El Nino, La Nina, and Sea Level) on the Coastal Area of Cilacap Regency

    Get PDF
    This research was conducted to determine the impact of El Nino and La Nina on rainfall as well as the impact of El Nino, La Nina, and sea level on coastal flooding in Cilacap Regency. The methods used in this study were statistical analysis and simulation. The results of this study were El Nino caused diminished rainfall in Cilacap regency between 295 to 1665 mm. Meanwhile, La Nina caused surplus rainfall between 189 - 691 mm/year in compared with annual climatological rainfall. When ENSO phenomenon (El Nino) occurred, it caused sea level anomaly to fall, including in 1994, 1997, and 2002 of -11.63 cm, -11.5 cm, and -4.95 cm, respectively. Meanwhile, in La Nina years in 1999 and 2000, the  sea level anomaly enhanced by  2.55 cm and 5.03 cm, respectively. The result of sea level projection by employing simulation model in this study was compared with the simulation results of the IPCC that obtained a correlation coefficient r of 0.99. Based on the simulation results, the 8 (eight) sub-districts in Cilacap Regency located in the coastal area potentially endure flood due to the impacts of global warming and La Nina with a diverse predicted year of occurrence depending on the altitude of each sub-district

    Metode Cluster Untuk Melengkapi Data Curah Hujan Pada Sumber Air Waduk Saguling

    No full text
    yang diaplikasikan untuk mengisi data curah hujan yang tidak lengkap (kosong/blank). Sebagai studi kasus adalah data curah hujan dari 11 stasiun pengamatan curah hujan yang merupakan sumber air untuk berlangsungnya kinerja waduk Saguling dalam menghasilkan energi listrik. Sebelas stasiun pengamatan curah hujan yang datanya digunakan adalah Cicalengka, Paseh, Chinchona, Ciparay, Ujung Berung, Bandung, Cililin, Montaya, Sukawana, Saguling, dan Cisondari. Hasil analisis cluster menunjukkan bahwa, pertama, tidak semua cluster atau kelompok data dari stasiun pengamatan curah hujan yang secara statistik memiliki kemiripan (dalam satu cluster) akan memiliki koefisien korelasi yang tinggi pula. Hanya 35% dari 120 kelompok data stasiun penakar hujan yang dihasilkan oleh analisis cluster memiliki koefisien korelasi 40% -70%, sekitar 7% dari 120 kelompok memiliki koefisien korelasi 70% - 90%, bahkan terdapat kelompok-kelompok cluster yang memiliki nilai koefisien korelasi negatif. Berdasarkan analisis koefisien korelasi (r > 0,43), metode cluster untuk mengisi data curah hujan yang tidak lengkap memiliki ketepatan 42,5%. Kedua, kosong pada kelompok (cluster) yang memiliki koefisien korelasi yang rendah. Ketiga,metode cluster hanya dapat digunakan untuk mengisi data curah hujan yang kosongjika hasil dari analisis cluster juga menunjukkan koefisien korelasi yang tinggi (r > 0,5)antara dua stasiun klimatologi sehingga data curah hujan yang kosong dari suatustasiun klimatologi dapat diduga dari stasiun klimatologi lain yang termasuk dalamcluster yang sama

    Dampak Perubahan Iklim Pada Curah Hujan Dan Frekuensi Tanam Padi Sawah Tadah Hujan Di Kabupaten Cilacap: Suatu Proyeksi Dari Hasil Model CCAM

    No full text
    Telah dilakukan analisis curah hujan luaran model CCAM (Conformal Cubic Atmosphere Model) untuk menentukan dampak perubahan iklim pada frekuensi tanampadi sawah tadah hujan di Kabupaten Cilacap. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah mengetahui perubahan pola curahhujan Kabupaten Cilacap (proyeksi) beberapa tahun ke depan. Tujuan kedua adalah mengetahui proyeksi frekuensi tanam padi sawah tadah hujan beberapa tahun ke depan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah komparasi antara curah hujan luaran model dengan curah hujan observasi dan analisis bulan basah (BB), bulan lembab (BL), dan bulan kering (BK) berdasarkan kriteria Oldeman untuk menentukan musim tanam. Hasil penelitian menunjukkan antara curah hujan luaran model dengan curah hujan observasi memiliki pola yang sesuai yaitu semakin tahun, curah hujan semakin naik. Proyeksi frekuensi tanam padi dalam setahun untuk Kabupaten Cilacap yang dihasilkan oleh penelitian ini untuk setiap kecamatan terdapat frekuensi tanam padi yang sama juga ada kecamatan yang frekuensi tanamnya berbeda. Sebagian besar frekuensi tanam padi dalam setahun di Kabupaten Cilacap adalah dua kali tanam.Hlm.163-17

    Karakteristik Konsentrasi Ch4 (Metana) Di Beberapa Kota Besar Dan Kota Kecil Di Indonesia

    No full text
    Keberadaan konsentrasi CH4 di atmosfer berasal dari sumber emisi CH4 di permukaan bumi baik asal antropogenik maupun alami. Bobot molekul CH4 yang ringan mengakibatkan CH4 dapat bergerak vertikal sampai ke stratosfer. Konsentrasi CH4 yang tak terkendali berakibat pada pemanasan global dan perubahan iklim, sehingga perlu dipahami karakteristik CH4 terutama di beberapa kota besar (Jakarta, Medan, Makassar) dan kota kecil (Ambon, Biak Numfor, Pangkal Pinang) di Indonesia. Dengan menggunakan data Atmospheric Infra Red Soundings (AIRS) level 3 yang memiliki resolusi spasial satu derajat dan resolusi temporal bulanan, untuk periode waktu 2003-2015, dikaji kecenderungan konsentrasi CH4 di enam kota dan anomalinya pada beberapa ketinggian atmosfer serta analisis pengaruh kategori kota (kota besar dan kotakecil berdasarkan jumlah penduduk) terhadap konsentrasi CH4. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis spasial horizontal dan vertikal dengan bantuan Software Grads untuk mengetahui daerah mana dan pada level ketinggian mana terjadi perubahan konsentrasi CH4, serta ditunjang oleh analisis statistik regresi dan uji Friedman serta uji Tukey untuk mengetahui apakah ada pengaruh kategori kota terhadap konsentrasi CH4 di atmosfer. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan konsentrasi CH4 terhadap ketinggian atmosfer dengan pola logaritmik (eksponensial) yang sebagian besar berasal dari kegiatan di permukaan bumi. Fluktuasi konsentrasi CH4 di atmosfer disebabkan salah satunya oleh El Nino Southern Oscilation (ENSO). Kondisi ini tampak dari kesamaan pola nilai indeks ENSO dan konsentrasi CH4.Berdasarkan penelitian dengan menggunakan uji Friedman dan uji Tukey dihasilkan bahwa klasifikasi kota menjadi kota besar dan kota kecil tidak berpengaruh pada konsentrasi CH4Hal. 167-17
    corecore