223 research outputs found

    Implementasi Kebijakan Diskresi pada Pelayanan Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (Bpjs)

    Get PDF
    Diskresi birokrasi dalam pemerintahan daerah sebagai salah satu upaya efektivitas pelayanan publik diterbitkannya dalam keadaan mendesak yaitu suatu keadaan yang muncul secara tiba-tiba menyangkut kepentingan umum yang harus diselesaikan dengan cepat, dimana untuk menyelesaikan persoalan tersebut, peraturan Perundang-undangan belum mengaturnya.Kendala-kendala di dalam diskresi birokrasi dalam pemerintahan daerah sebagai salah satu upaya efektivitas pelayanan publik adalah biaya yang tidak mencukupi akibat permintaan yang berlebihan dari program diskresi birokrasi, peserta kebijakan yang membengkak tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan misalnya peserta yang sebenarnya tidak dikategorikan miskin tetapi meminta diklasifikasikan sebagai keluarga miskin dan pelayanan administratif yang tidak lancar karena kebijakan diskresi birokrasi lebih merupakan program spontanitas dari pemerintah daerah.Model diskresi yang ideal untuk mengatasi masalah pelimpahan wewenang yang terjadi selama ini adalah memberikan pelatihan kompetensi tambahan tindakan medik kepada perawat dengan tujuan perawat mampu memberikan pelayanan tindakan medik terbatas sesuai dengan tugas dan wewenang yang tercantum dalam UU Keperawatan.Dalam perkembangan ilmu adminsitrasi publik begitu banyak dinamika yang timbul, mulai dari peran dari administrasi publik yang terpisah sama sekali dengan dunia politik. Pemahaman selanjutnya yang kemudian muncul bahwa adminsitrasi itu adalah bagian dari politik. Paradigma yang muncul adalah “when politic ends administration begins”. Pemahaman-pemahaman inilah yang kemudian memunculkan banyak pendapat baik dari kalangan ilmuwan ataupun praktisi untuk menggali kembali esensi dari ilmu administrasi publik.Pemerintah Daerah perlu melakukan tindakan hukum diskresi (freies ermessen) untuk yang berada di daerah terpencil ataupun di pedesaan. Diskresi tersebut merupakan segala aktifitas yang melibatkan proses pembuat kebijakan maupun pengambilan kepututusan atau tindakan atas inisiatif sendiri, tidak terpaku pada ketentuan aturan atau undang-undang dengan berbagai pertimbangan yang matang, konstektual dan dapat dipertanggungjawabka

    Penentuan Timbal (Pb), Kadmium (Cd) Dan Tembaga (Cu) Dalam Nugget Ikan Gabus (Channa Striata) - Rumput Laut (Eucheuma Spinosum)

    Full text link
    Penentuan timbal (Pb), kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) dalam nugget ikan gabus (Channa striata)-rumput laut (Eucheuma spinosum) telah dilakukan. Nugget ikan dengan rumput laut sebagai bahan pengikat ini dianalisis kadar Pb, Cd dan Cu dengan menggunakan Flame Atomic Absorption Spectrophotometry (FAAS). Semua sampel dipreparasi dengan destruksi basah menggunakan campuran asam HNO3:H2O2 perbandingan 6:2. Hasil rata-rata kadar Pb dalam nugget ikan rumput laut tidak melebihi batas yang disyaratkan oleh SNI 7758:2013 yaitu 0,3 mg/kg dan pada kadar Cu dalam nugget ikan rumput laut tidak melebihi batas yang disyaratkan oleh Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 03725/B/SK/VII/1989 yaitu kisaran 0,1 mg/kg - 150 mg/kg. Sedangkan pada Cd melebihi sedikit menurut SNI 7758:2013 pada batas 0,1 mg/kg

    Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar

    Full text link
    Penyakit Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang masih tetap menjadi masalah kesehatan di dunia. Menurut WHO estimasi incidence Rate untuk pemeriksaan dahak didapatkan BTA positif adalah 115 per 100.000. Tuberkolosis menduduki rangking ke tiga sebagai penyebab kematian setelah penyakit sistem sirkulasi dan sistim pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengetahuan dan sikap masyarakat dalam upaya pencegahan Tuberkolosis di wilayah kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Jenis penelitian ini menggunakan survey deskriptif dengan pendekatan observasional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berobat jalan dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Batua dengan sampel 52 responden,sampel diperoleh dari sebagian pasien yang berobat jalan di Wilayah kerja puskesmas Batua Kota Makassar yang bekunjung ke puskesmas tersebut yang bersedia diwawancarai dengan menggunakan kuesioner yang terpilih secara convenience sampling. Berdasarkan hasil yang di peroleh dari penelitian tentang pengetahuan dari 52 responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 36 responden (69,23%) dan yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 16 responden (30,77%) sedangkan Sikap dari 52 responden yang memiliki sikap positif terdapat 36 responden (69,23 %) dan sikap negative terdapat 16 responden (30,77%) Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Batua sebagian masih kurang terhadap upaya pencegahan Tuberculosis akan tetapi dengan pengetahuan yang ada tidak mempengaruhi sikap masyarakat dalam upaya pencegahan. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan perlu ditingkatkan lagi penyuluhan yang lebih intensif dalam rangka menggerakkan masyarakat dalam upaya pencegahan Tuberculosis

    Auksin : Zat Pengatur Tumbuh Penting Meningkatkan Mutu Stek Tanamam

    Full text link
    The main cutting of vegetative propagation on plant required a long time growth, because of rate to grow it is able to give growth regulator. Auxin can promote to grow of roots that producing on leaves and young buds. The influences of auxin depend on using, on fixed concentration to grow buds. On the contrary, ·the high concentration was able to inhibite to grow buds. Response of auxin on plant are differences. The strong effect on cell meristems it main a stem apical and coleoptil. Key Words : Auxin, cutting, Growth Regulato

    Persepsi Mahasiswa terhadap Perilaku Menyontek (Studi Kasus Program Studi Manajemen S1 Feb-umb Jakarta)

    Full text link
    Berdasarkan penelitian pendahuluan terhadap mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen S1, menghasilkan bahwa 76% mahasiswa sudah mengenal menyontek dari sekolah dasar. Menyikapi perilaku contek menyontek dikalangan para mahasiswa maka kita harus mengetahui terlebih dahulu pandangan mahasiswa terhadap menyontek apakah sesuatu perbuatan yang biasa atau suatu perbuatan yang memalukan karena menyangkut ketidakjujuran. Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa terhadap perilaku menyontek. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah persepsi mahasiswa terhadap perilaku menyontek. Jenis penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan studi kasus di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen S1, Universitas Mercu Buana Jakarta. waktu penelitian mulai bulan Nopember 2015 s/d Agustus 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai rasa malu yang tinggi untuk menyontek sebesar 98%, kemudian dengan adanya sangsi yang tegas dari perguruan tinggi mahasiswa akan jera menyontek sebesar 83%,mahasiswa menyadari bahwa menyontek adalah perbuatan yang tidak jujur sebesar 98%, mempunyai rasa sedih dan takut tidak lulus setelah menyontek sebesar 78%. Peneliti menyarankan (a) Perlu penelitian lanjutan dengan jumlah responden yang mewakili dari setiap fakultas di UMB, (b) Perlu penelitian lanjutan hubungan antara penanaman etika dan moral kepada mahasiswa terhadap perilaku menyonte
    • …
    corecore