5 research outputs found

    PENGARUH PEMBERIAN JAMUR KUPING HITAM (Auriculariapolytricha) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL, LDL (Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density Lipoprotein) SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI MINYAK JELANTAH

    Get PDF
    Background:The usage of reused cooking oil affects the increase of serumtotal cholesterol (TC) and LDL, also the decrease of serumHDL. This condition escalatesthe risk of atherosclerosis, which couldlead to the incidence of cardiovascular disease. Cloud ear fungus is a natural antioxidant that contains polysaccharides, flavonoids, niacin, and vitamin C, which can improve the lipid profiles. Objective: To analyze the impact of water from boiled cloud ear fungus on total cholesterol, LDL, and HDL level of Wistar ratsthat have been given reused cooking oil. Methods:This study is a true experimental research with post test only control group design, using 12 weeks-aged male Wistar rats (n = 24) that were randomly divided into 4 groups. K1 as the negative control, K2 was given reused cooking oil and standard diet, K3 was given water from boiled cloud ear fungus and standard diet, and K4 was given reused cooking oil, water from boiled cloud ear fungus and standard diet. Serum total cholesterol, LDL, and HDL levels were measured by the CHOD-PAP method after 28 days treatment. Results:TC mean value of K1 (80.2217 ± 3.61 mg / dL), K2 (195.8483 ± 5.47 mg / dL), K3 (75.5800 ± 4.02 mg / dL), and K4 ( 110.8683 ± 5.82 mg / dL); p = 0.000. LDL mean value of K1 (29.9200 ± 1.53 mg / dL), K2 (78.4167 ± 1.77 mg / dL), K3 (24.3167 ± 1.77 mg / dL), and K4 (40, 1617 ± 2.84 mg / dL); p = 0.000. HDL mean value of K1 (65.8950 ± 1.99 mg / dL), K2 (24.3233 ± 1.44 mg / dL), K3 (73.2300 ± 1.92 mg / dL), and K4 (54 , 9550 ± 2.04 mg / dL); p= 0.000. Conclusion:Water from boiled cloud ear fungus decreases the serum total cholesterol and LDL, and increasesserum HDL levels ofWistar rats that has been given reused cooking oil. Keywords:cloud ear fungus, reused cooking oil, total cholesterol, LDL, HD

    PENGARUH PEMBERIAN JAMUR KUPING HITAM (Auricularia polytricha) TERHADAP KADAR TRIGLISERID SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI MINYAK JELANTAH

    Get PDF
    Latar belakang : Pada era modern seperti sekarang ini banyak sekali orang-orang yang lebih memilih untuk makan-makanan cepat saji. Namun biasanya minyak yang digunakan untuk menggoreng makanan tersebut adalah minyak jelantah. Padahal minyak jelantah itu sendiri memiliki lemak trans yang begitu tinggi, sehingga menyebabkan naiknya kadar kolesterol salah satunya trigliserid. Hal itu dapat menyebabkan meningkatnya kejadian suatu penyakit seperti aterosklerosis. Jamur kuping hitam diketahui memiliki kandungan vitamin, polisakarida, dan zat-zat lain yang dapat menurunkan kadar trigliserida Tujuan : Mengetahui efek pemberian jamur kuping hitam terhadap penurunan kadar trigliserid pada tikus wistar jantan yang diinduksi minyak jelantah Metode : Penelitian ini berjenis true eksperimental dengan post-test only with control group design menggunakan 24 tikus wistar sebagai objek percobaan. Kemudian dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok K1 diberi diet standar dan aquades 2ml/200 gramBB. Kelompok K2 diberi diet standar, aquades 2ml/200 gramBB dan minyak jelantah sebanyak 3ml/200 gramBB. Kelompok K3 diberi diet standar dan air rebusan jamur kuping hitam sebanyak 2ml/200 gramBB. Dan kelompok K4 diberi diet standar, minyak jelantah 3ml/200 gramBB, dan air rebusan jamur kuping hitam 2ml/200 gramBB. Data dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk, Levene test, oneway ANOVA, dan Post Hoc test Hasil : Diperoleh hasil yang signifikan dilihat dari rerata kelompok dengan kadar trigliserid dimulai dari terendah yaitu kelompok K3 (81,56 mg/dL),kemudian kelompok K1 (88,88 mg/dL),kemudian kelompok K4 (98,99 mg/dL),dan terakhir kemudian kelompok K2 (129,42 mg/dL) Simpulan : Pemberian air rebusan jamur kuping hitam dapat menurunkan kadar trigliserid Kata kunci : Minyak jelantah, jamur kuping hitam, trigliserid

    Henna (Lawsonia inermis) Sebagai Bahan Pewarna Rambut dan Dekorasi Kulit1

    Get PDF
    Penggunaan Henna (Lawsonia inermis) sebagai zat pewarna rambut dan pewarna kulit (temporarely tattoo) sangat populer di kalangan masyarakat dunia. Henna regular telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat Asia dan Afrika untuk acara seremonial. Dalam perdagangan terdapat dua bentuk produk Henna; Henna murni dan Henna Rangs. the European Union’s “Scientific Committee on Cosmetic products” telah mengklasifikasi bahwa Lawsone yang terkandung dalam produk henna dapat menimbulkan bahaya (hazard) terhadap kesehatan, serta dapat menimbulkan efek genotoksik, dan tidak ada nilai ambang yang aman untuknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah benar bahwa Lawsone yang terkandung dalam Henna dapat menimbulkan kebahayaan dan genotoksik. Metoda yang dilakukan dalam evaluasi ini adalah meta analisis dari berbagai jurnal dan tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan Henna, dengan cara mengevaluasi spesifikasi fisika dan kimia, fungsi dan kegunaan, serta toksikologi dari penggunaan henna. Hasil meta analisis menunjukkan bahwa Lawsone yang terkandung dalam Henna murni mempunyai LD50 untuk oral dan dermal sebesar >2000 mg/kg BB, nilai NOAEL (No-Observed-Adverse-Effect-Level) untuk tikus betina gravid sebesar 200 mg/kg BB/hari dan fetus 40 mg/kg BB/hari, terdapat reaksi alergi ringan pada mukosa mata dan tidak menyebabkan genotoksik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemakaian Henna murni adalah aman. 1 Disampaikan dalam “Seminar Ilmiah dan Workshop Pembelajaran Farmasi Kedokteran Dalam KBK” dalam rangka KONAS V PEFARDI, Yogjakarta 25-26 April 2009 2 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Kontak E-mail: [email protected]

    Causality pattern of the blood lead, monoamine oxidase A, and serotonin levels in brass home industry workers chronically exposed to lead

    No full text
    The present study aims to analyse the effects of lead (Pb) chronic exposure on blood lead levels, Monoamine oxidase A enzyme (MAO A) and serotonin levels of brass craftsmen in Pati, Central Java, Indonesia, and to examine the connections among these three variables. The brass home industry area was polluted by lead. Thus, it chronically exposes the workers to lead pollution. Therefore, their blood lead level increased and later raised the level of MAO A and reduced the level of serotonin. Path analysis results show that the path coefficient (ñ) of lead effects in decreasing serotonin through MAO A pathway is -0.411. Furthermore, lead effects that directly affect serotonin level without passing through MAO A pathway is -0.391 with residual coefficient (e) of 0.572. In conclusion, the increase of blood lead level causes an increase in level of MAO A and drop in the level of serotonin
    corecore