2 research outputs found
PAPAN ULAR TANGGA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI PADA PEMBELAJARAN DARING
Latar belakang dari penelitian ini yaitu semenjak pembelajaran daring kemampuan berhitung anak di Kober Al-Furqon masih kurang berkembang. Hal tersebut disebabkan oleh guru yang masih memberikan materi pembelajaran secara monoton lewat whatsapp hanya disuruh menulis dengan melihat lembar kerja anak dan buku-buku tanpa adanya media yang digunakan. Oleh karena itu peneliti mencari solusi dengan menggunakan media papan ular tangga dalam pembe- lajaran daring untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skenario dan implementasi pembelajaran daring, kesulitan anak dan kendala guru pada pembelajaran daring dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui media pa- pan ular tangga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dalam delapan kali pertemuan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan analisis kualitatif yaitu reduksi data, penyajian, dan verifikasi data. Subjek penelitian berjumlah 10 orang, 5 laki-laki dan 5 perempuan Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media papan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui pembelajaran daring, respon anak dan gu- rupun menunjukan respon yang positif, namun dalam pembelajaran daring ini terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi anak dan kendala yang dihadapi guru namun dapat teratasi sehingga pembelajaran dapat terlaksana dan menunjukan hasil yang signifikan dalam kemampuan berhitung.The background of this research is that since online learning children's numeracy skills in Kober Al-Furqon are still underdeveloped. This is because teachers who still provide learning materi- als monotonously via WhatsApp are only told to write by looking at children's worksheets and books without any media used. Therefore, researchers are looking for a solution by using the snake and ladder board media in online learning to improve children's numeracy skills. This study aims to determine the scenario and implementation of online learning, the difficulties of children and the teacher's obstacles in online learning in improving children's numeracy skills through the snake and ladder board media. This study used a qualitative descriptive research method which was conducted in eight meetings. Data collection techniques were carried out through observation, interviews and documentation. Data were analyzed using qualitative analysis, namely data reduction, presentation, and data verification. The research subjects were 10 people, 5 men and 5 women. The results of this study indicate that the use of snake and lad- der board media can improve children's numeracy skills through online learning, the responses of children and teachers also show a positive response, but in this online learning there are some difficulties faced by children and obstacles faced by teachers but can be overcome so that learn- ing can be carried out and show significant results in numeracy skills
PEROLEHAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA PENGUSAHA LEMPUK DURIAN DI KOTA BENGKULU ( ELIS SUMIATI,2009).
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang perolehan kemampuan
berwirausaha pengusaha lempuk durian di Kota Bengkulu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, sedangkan
untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik reduksi data
(Data Reduktion), penyajian data (Display Data), dan Verifikasi data atau
pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian yang dapat diungkapkan sebagai temuan penelitian adalah
sebagai berikut: kemampuan pengusaha lempuk sebelum menjadi pengusaha
diperoleh secara variasi diantaranya untuk ibu Rahma dan ibu Ratna kemampuan
membuat lempuk diperoleh dari turun temurun, namun untuk Bapak Ujang
kemampuan membuat lempuk ia peroleh dari tempat ia bekerja yaitu Bapak Acin
seorang pengusaha lempuk di kota Bengkulu berasal dari keturunan cina.
Kemampuan berusaha pengusaha lempuk setelah menjadi pengusaha
diperoleh dengan adanya pelatihan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
bentuk pelatihan yang diberikan berupa temu mitra, cara pengelolaan usaha,
pemasaran manajemen usaha, sedangkan dari Koperasi mereka mendapat
bimbingan mengenai cara membuat proposal dan bantuan peralatan berupa
cetakan kue, dari Dinas Pengawasan Obat dan Makanan mereka mendapatkan
pengetahuan tentang takaran untuk penambahan bahan pengawet makanan yang
sesuai dengan standar Dispom, walaupun untuk lempuk mereka tidak memerlukan
tambahan bahan pengawet, dan terakhir dari Dinas Pertanian sendiri
mengadakan pelatihan terkait mengenai pemanfataan hasil pertanian, cara
pegelolaan lahan, cara penyimpanan buah serta pengetahuan lain tentang agro
bisnis, dari pelatihan yang mereka ikuti mereka mengaku mendapat pengetahuan
dan ketrampilan dalam mengelola usaha mereka, namun untuk bapak Ujang ia
mengaku belum pernah mengikuti pelatihan kecuali dari Dinas Pengawasan Obat
dan Makanan. Hal ini karena usaha bapak ujang belum diketahui oleh dinas
Perindustrian dan Perdagangan karena usaha beliau tidak terdaftar di Disperindag
Faktor-faktor yang melatarbelakangi pengusaha lempuk melakukan
wirausaha adalah faktor ekonomi namun walaupun ditinjau dari segi ekonomi dari
ketiga pengusaha ini tentulah berbeda. Untuk ibu Ratna, usaha lempuk
ditekuninya untuk mengembangkan ekonominya sebagai lahan bisnis untuk
pendapatan tambahan. Sedangkan untuk ibu Rahma dan Bapak Ujang, usaha
lempuk ditekuninya sebagai usaha pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dalam meningkatkan taraf hidup. Dari usaha ini mereka juga mampu merekrut
tenaga kerja sehingga dengan usaha ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan
bisa mengurangi kemiskinan.
Sedangkan kebutuhan belajar yang dibutuhkan pengusaha lempuk di Kota
Bengkulu yaitu adanya pelatihan khusus tentang pembuatan lempuk atau studi
banding terkait mengenai mengenai penggunaan peralatan pembuatan lempuk
seperti di Nias, namun sayangnya saat ini para pengusaha lempuk masih
vii
tergantung pada pihak pemerintah sebagai pihak penyelenggara pelatihan dan
studi banding itu sendiri