41 research outputs found

    STUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN KAPUR DAN BATU APUNG SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN

    Get PDF
    Beton adalah material konstruksi yang pada saat ini sudah sangat umum digunakan. Gas emisi karbondioksida (CO2) yang di hasilkan pada saat pembuatan semen yang menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Guna meminimalisirkan penggunaan semen portland pada konsrtuksi bangunan dan menguranggi penggunaan limba pada matrial alam, maka pemakaian semen jenis lain perlu dicoba, kapur dan batu apung adalah contoh limbah yang mengandung oksida silika sebagai bahan utama penyusunnya, demikian hal tersebut memberikan sifat pozzolanik sehingga diimanfaatkan sebagai bahan penganti sebagian semen.Penelitan  kali ini untuk mengetahui pengaruh penambahan kapur dan batu apung sebagai bahan pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan beton. Menggunakan metode ACI 211.1-91 digunakan untuk menghitung komposisi pada kuat tekan beton. Pengujian kuat tekan beton menggunakan benda uji berbentuk silinder berdiameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Pengujian dilakukan pada beton umur 14 hari dan 28 hari, dengan variasi presentase benda uji KPR, KPRBA1, KPRBA2, dan KPRBA3.Hasil penelitian uji kuat tekan beton dengan bahan pengganti sebagian semen bahwa seiring bertambahnya variasi batu apung nilai kuat tekan beton menurun. Pada beton dengan bahan tamba KPR 16% dan BA 4% mengalami peningkatan presentase paling optimum sebesar 28,46%. Kata Kunci: Pozzolan, kapur, Batu Apung, Kuat Tekan

    RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

    Get PDF
    Dalam dunia konstruksi saat ini, kolom dengan tebal seukuran dinding atau biasa disebut dengan kolom pipih dapat ditemukan dalam suatu perencanaan bangunan. Kolom didesain sedemikian rupa sehingga tidak timbul pada dinding ruangan. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memberikan pengetahuan tentang simpangan struktur suatu bangunan beton bertulang dimana bangunan tersebut menggunakan kolom pipih. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan panjang kolom masing-masing untuk kasus 1 sebesar 750 mm, kasus 2 sebesar 650 mm, dan kasus 3 sebesar 550 mm. Selain panjang penampang kolom, penelitian ini juga dilakukan dengan memvariasikan model denah persegi dan persegi panjang dengan maksud untuk mengetahui simpangan struktur pada kondisi denah yang berbeda, serta posisi kolom yakni kolom dengan posisi titik kerja beban berada pada titik berat penampang dan kolom dengan posisi titik kerja beban tidak berada pada titik berat penampang. Untuk perhitungan analisa dinamik dengan menggunakan metode respon spektrum dilakukan dengan bantuan program ETABS 2015. Dari penelitian ini didapat kesimpulan yaitu, untuk denah persegi simpangan pada masing-masing arah utama pemisalan beban gempa bernilai sama, dan simpangan minimum terjadi pada posisi kolom dengan titik kerja beban berada pada titik berat penampang kolom. Sedangkan pada denah persegi panjang simpangan minimum terjadi pada arah y yaitu arah yang tegak lurus dengan arah bertambahnya jumlah bentangan, simpangan minimum juga terjadi pada model dimana titik kerja beban berada pada titik berat penampang kolom. Kata kunci : kolom pipih, simpangan struktur, ETABS

    PERHITUNGAN NILAI KOEFISIEN MOMEN LENTUR DENGAN METODE KEKAKUAN PADA BALOK BETON BERTULANG

    Get PDF
    Balok merupakan salah satu elemen struktur yang sangat penting disuatu bangunan. Dalam perencanaan konstruksi balok beton bertulang direncanakan kuat menahan gaya-gaya yang mungkin akan terjadi sesuai perhitungan beban. Menurut SNI 03-2847-2013, untuk menghitung momen-momen maksimum akibat pembebanan yang terjadi pada balok tersebut dapat dihitung menggunakan koefisien momen sebagai suatu metode pendekatan. Analisis balok menerus dengan variasi bentang dilakukan untuk membandingkan nilai eksakta koefisien momen lentur tersebut dengan menggunakan metode kekakuan bantuan excel.Setelah menghitung nilai-nilai koefisien momen dari balok yang dianalisis, didapatkan perbandingan maksimum nilai koefisien momen dari metode kekakuan dengan SNI yaitu sebesar 0.0547958. Jika nilai perbandingannya lebih dari 0.05, maka tidak berlaku/tidak sesuai dengan peraturan yang ada menurut SNI 03-2847-2013. Kata Kunci: Balok Menerus, Koefisien Momen Lentur, Metode Kekakua

    PERENCANAAN GEDUNG TRAINING CENTER KONSTRUKSI BETON BERTULANG 4 LANTAI DI KOTA MANADO

    Get PDF
    Perencanaan struktur bangunan tahan gempa sangat penting di Indonesia. Terlebih khusus juga di daerah yang mempunyai tingkat resiko kegempaan yang tinggi. Jika terjadi bencana alam seperti gempa yang merupakan salah satu beban lateral, maka struktur di atasnya akan mengalami pergerakan secara vertikal maupun secara lateral. Pergerakan vertikal relatif kecil pada umumnya, sedangkan pergerakan lateral akan memberikan beban lateral kepada struktur yang dapat menyebabkan struktur runtuh. Sehingga, perencanaan bangunan Training Center ini  akan direncanakan komponen struktur gedung beton bertulang yang tahan gempa dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan juga direncanakan model struktur gedung beton bertulang sesuai dengan peraturan SNI yang berlaku.Struktur gedung yang akan direncanakan memiliki 4 lantai, dengan panjang bangunan 50,4 m, lebar 14 m, tinggi 14,4 m dan letaknya berada di kota Manado. Komponen struktur atas (upper structure) yang akan direncanakan yaitu balok, kolom, pelat dan untuk komponen struktur bawah (lower structure) yang akan direncanakan yaitu pondasi. Beban yang akan dihitung dalam perencanaan bangunan ini yaitu beban mati, beban hidup, dan juga beban gempa. Perhitungan beban mati dan beban hidup mengikuti persyaratan dari SNI 1727-2013. Beban gempa akan dianalisis secara statik dan dinamis dan mengikuti persyaratan dari SNI 1726-2012. Pemodelan dan analisis struktur akan memakai program ETABS dengan pemodelan 3D.Berdasarkan hasil analisa dan desain yang telah dilakukan, “strong column weak beam” telah bekerja menyebar di sebagian besar lantai. Komponen struktur dengan penulangannya dapat menahan gaya lentur dan gaya geser yang bekerja pada penampang, dan telah mengikuti persyaratan pendetailan dalam SRPMK untuk mendapatkan struktur yang bersifat daktail. Sehingga untuk persyaratan perencanaan bangunan menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus telah terpenuhi.Kata kunci : Perencanaan Bangunan, Beton Bertulang, SRPMK, ETABS

    KUAT TEKAN BETON DAN TARIK BELAH BETON DENGAN VARIASI PERSENTASE BATU APUNG DAN ABU SEKAM PADI

    Get PDF
    Beton adalah bahan bangunan yang dibentuk dari pencampuran agregat, pasir, semen dan air. Saat ini, penggunaan beton sebagai material untuk struktur bangunan semakin meningkat. Semen sebagai bahan pengikat beton dalam proses pembuatannya menghasilkan emisi gas karbondioksida (CO2) ke atmosfer yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Guna meminimalkan penggunaan semen portland dalam konstruksi sederhana dan memaksimalkan penggunaan limbah dari material alam, maka pemakaian semen jenis lain perlu dicoba. Abu sekam padi dan batu apung adalah contoh limbah yang mengandung oksida silika sebagai bahan utama penyusunnya, hal tersebut memberikan sifat pozzolanik sehingga dapat dimanfaatkan sebagi bahan substitusi parsial pada semen.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu sekam padi dan batu apung sebagai pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan beton. Metode ACI 211.1-91 digunakan untuk menghitung komposisi campuran beton. Pengujian kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk silinder berdiameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Pengujian dilakukan pada umur 14 hari dan 28 hari, dengan enam variasi sampel benda uji ASP, ASPBA1, ASPBA2, ASPBA3,ASPBA4, dan ASPBA5.Hasil penelitian beton dengan substitusi parsial semen menunjukan bahwa kuat tekan yang paling optimum terdapat pada beton dengan substitusi parsial ASP 10%, dengan hasil 19,82 MPa pada umur 14 hari dan 23,30 MPa pada umur 28 hari. Kuat tekan beton mengalami peningkatan sebesar 23,30.%. Kata Kunci: Pozzolan, Abu Sekam Padi, Batu Apung, Kuat Tekan, Kuat Tarik Bela

    PENGARUH PENAMBAHAN ABU TERBANG (FLY ASH) TERHADAP KUAT TARIK BELAH BETON

    Get PDF
    Beton menjadi material yang sangat penting dan banyak digunakan untuk membangun berbagai infrastruktur seperti jembatan, jalan raya dan sarana prasarana perkotaan lainnya. Dengan persyaratan yang diperlukan tidak terlalu tinggi, pembuatan beton dapat menggunakan material substitusi parsial semen melalui penggunaan bahan hasil produk sampingan industri (by product material) seperti abu terbang (fly ash). Abu Terbang (fly ash) merupakan produk sampingan hasil pembakaran batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggantian sebagian semen dengan abu terbang (fly ash) terhadap kuat tarik belah beton mutu normal pada kondisi High Volume Fly Ash Concrete. Untuk tipe abu terbang yang digunakan yaitu abu terbang kelas C. Komposisi variasi penambahan abu terbang (fly ash) sebanyak 0%, 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dari berat semen. Benda uji yang digunakan adalah berbentuk silinder dan balok yang diuji pada umur 7, 14 dan 28 hari. Penelitian ini menguji beton dengan benda uji silinder (diameter 100 mm dan tinggi 200 mm) dan balok (panjang 400mm, lebar 100mm dan tinggi 100mm) sebanyak 120 sampel dan terdiri dari 6 variasi konsentrasi abu terbang pada pengujian 7, 14, 28 hari dan masing-masing variasi sebanyak 20 sampel. Dari hasil pengujian, penambahan persentase abu terbang (fly ash) sebesar 30%, 40%, 50%, 60%, 70% memiliki nilai kuat tarik belah tertinggi pada persentase abu terbang (fly ash) 30% yaitu sebesar 3,21 MPa untuk umur beton 28 hari. Dan nilai kuat tarik belah terendah pada presentase abu terbang (fly ash) 70% yaitu sebesar 0,82 MPa untuk umur beton 7 hari. Penggunaan High Volume Fly Ash (HVFA) Concrete dengan presentase abu terbang (fly ash) 30% pada umur perawatan 28 hari dapat digunakan untuk konstruksi struktural seperti konstruksi bangunan bertingkat dua lantai, ruko, rumah tinggal standar, dan untuk presentase abu terbang (fly ash) 40%-50% pada umur perawatan 28 hari dapat digunakan untuk konstruksi non-struktural seperti pembuatan paving blok, plesteran/mortar dan lain sebagainya. Kata kunci : abu terbang (fly ash), kuat tarik belah, struktural, non-struktura

    PENGARUH PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) DARI PLTU II SULAWESI UTARA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON

    Get PDF
    Di Indonesia, pembangunan konstruksi-konstruksi beton, khususnya yang memerlukan persyaratan yang sederhana dengan menggunakan semen murni merupakan sebuah pemborosan dari segi biaya. Untuk menanggulangi dampak penggunaan semen yang berlebihan tersebut, maka pemakaian High Volume Fly ash Concrete untuk menggantikan pemakaian beton normal menjadi salah satu solusi yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggantian sebagian semen dengan abu terbang (fly ash) terhadap kuat tekan beton mutu normal. Untuk tipe abu terbang yang digunakan yaitu abu terbang kelas C. Komposisi variasi penambahan abu terbang (fly ash) sebanyak 0%, 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dari berat semen. Benda uji yang digunakan adalah berbentuk silinder, yang diuji pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari. Penelitian ini menguji beton dengan benda uji silinder (diameter 100 mm dan tinggi 200 mm) sebanyak 96 sampel dan terdiri dari 6 variasi konsentrasi abu terbang pada pengujian 7, 14, 21, 28 hari dan masing-masing variasi sebanyak 16 sampel. Berdasarkan hasil pengujian, penambahan persentase abu terbang (fly ash) sebesar 30%,40%, 50%, 60%, 70% memiliki nilai kuat tekan tertinggi pada presentase abu terbang (fly ash) 30% yaitu sebesar 24,18 MPa untuk umur beton 28 hari. Dan nilai kuat tekan terendah pada presentase abu terbang (fly ash) 70% yaitu sebesar 3,645 MPa untuk umur beton 7 hari. Kata kunci: abu terbang (fly ash), kuat teka

    REDISTRIBUSI MOMEN PADA BALOK MENERUS BETON BERTULANG

    Get PDF
    Besarnya momen negatif pada tumpuan balok menerus mengakibatkan banyaknya tulangan yang digunakan sehingga keruwetan penulangan tidak dapat dihindari, sehingga perencanaan menjadi tidak ekonomis. Berdasarkan mekanisme keruntuhan, suatu struktur statis tak tentu belum akan runtuh ketika salah satu penampang mencapai kapasitas maksimumnya tetapi akan mendistribusikan momen ke daerah penampang yang belum mencapai kapasitas maksimumnya. Proses distribusi tersebut dinamakan redistribusi momen.Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program SAP2000 yang mampu melakukan perhitungan struktur statik dan dinamis. Program ini sudah banyak digunakan oleh Engineer Struktur untuk memodelkan dan menganalisis suatu sistem struktur secara keseluruhan maupun suatu elemen struktur.Analisis nonliner dilakukan pada balok menerus tiga bentang dengan variasi rasio Ast-/Ast+ untuk mengetahui pengaruh rasio Ast-/Ast+ terhadap redistribusi momen yang dapat terjadi pada balok menerus. Dari hasil analisis diperoleh bahwa semakin kecil nilai rasio Ast-/Ast+ maka semakin besar nilai redistribusi momen pada balok menerus. Kata kunci: Balok Menerus, SAP2000, Redistribusi Mome

    STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT LOKAL DAN ABU ARANG TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI SUBTITUSI PARSIAL SEMEN

    Get PDF
    Pembangunan infrastruktur yang semakin meningkat memberikan dampak terhadap kebutuhan beton sebagai salah satu material konstruksi yang sering digunakan semakin tinggi. Semen sebagai salah satu bahan dasar pembentuk beton dalam proses produksinya melepaskan secara bebas gas CO2 yang kemudian berdampak buruk terhadap lingkungan. Pemanfaatan abu arang tempurung kelapa sebagai subtitusi parsial semen pada campuran beton dapat dijadikan alternative lain dalam upaya mengurangi penggunaan semen. Terdapat unsur-unsur senyawa yang dimiliki abu arang tempurung kelapa yang hampir sama dengan unsur-unsur senyawa yang dimiliki semen. Pengujian kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Pengujian dilakukan pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Penggunaan abu arang tempurung kelapa sebesar 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat semen pada campuran beton. Dari hasil penelitian, kuat tekan maksimum beton dengan abu arang tempurung kelapa sebagai subtitusi parsial semen terdapat pada presentase 5% yaitu sebesar 24,09 MPa pada umur 7 hari, 27,21 MPa pada umur 14 hari dan 31,11 MPa pada umur 28 hari. Kata Kunci: Beton, Kua Tekan, Abu Arang Tempurung Kelapa, Supperplasticize

    PERENCANAAN STRUKTUR TOWER BTS TIPE SELF-SUPPORTING TOWER

    Get PDF
    Kebutuhan akan jaringan komunikasi nirkabel yang baik membutuhkan infrastruktur pendukung sepperti menara pemancar (Base Transciever Station – BTS). Material yang digunakan pada konstruksi menara adalah baja L atau baja siku yang ukuran penampangnya disesuaikan mengikuti disain menara. Perencanaan Struktur Tower BTS Tipe Self-Supporting Tower ini akan direncanakan sesuai dengan standar EIA/TIA-222-F. Perecenaan ini menggunakan program MS.Tower untuk mendapatkan pemodelan dan hasil kontrol tegangan baja terhadap kuat tekan dan kuat tarik, serta kontrol jumlah baut terhadap sambungan. Pembebanan yang ditinjau mengikuti standar EIA/TIA-222-F. Berdasarkan hasl disain struktur baja ini maka, profil-profil yang akan digunakan bervariasi dimulai dari  profil baja 70x70x8 untuk bagian LEG panel paling atas sampai dengan 200x200x20 untuk panel paling bawah, profil baja 60x60x6 sampai dengan 80x80x8 untuk bagian XBR (Cross-Bracing), profil baja 50x50x5 sampai 70x70x7 untuk bagian HOR (Horizontal-Bracing) dan PBR (Plan-Bracing). Kata Kunci: SST, MSTower, EIA/TIA-222-
    corecore