31 research outputs found

    PENGARUH EKSTRAK DAUN IPOMOEA BATATAS L. TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA RATTUS NORVEGICUS

    Get PDF
    Obat tradisional saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak menimbulkan efek samping dan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah ubi jalar ungu (Ipomoea Batatas L) dari famili Convolvulaceae. Luka sayat adalah jenis luka yang disebabkan oleh benda tajam seperti pisau. Daun ubi jalar ungu diekstraksi dengan cara maserasi dengan etanol 96%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun ubi jalar ungu terhadap penyembuhan luka sayat pada punggung tikus putih jantan. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun ubi jalar ungu menggunakan 24 hewan uji dengan 4 kelompok perlakuan yaitu tidak ada luka sebagai kontrol negatif (-), Povidone-iodine 10% sebagai kontrol positif (+), salep ekstrak daun ubi jalar ungu 200 mg ( 20%) dan salep ekstrak daun ubi jalar ungu 400mg (40%). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) dapat mempercepat penyembuhan luka sayat pada tikus putih (Rattus norvegicus) dengan dosis paling efektif 400 mg (40%). Efektivitas salep ekstrak daun ubi jalar ungu terhadap penyembuhan luka pada tikus putih, data dianalisis secara deskriptif dengan melihat tidak adanya eritema, pembengkakan, dan penutupan luka pada sayatan

    PENGARUH EKSTRAK DAUN IPOMOEA BATATAS L. TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA RATTUS NORVEGICUS

    Get PDF
    Obat tradisional saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak menimbulkan efek samping dan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah ubi jalar ungu (Ipomoea Batatas L) dari famili Convolvulaceae. Luka sayat adalah jenis luka yang disebabkan oleh benda tajam seperti pisau. Daun ubi jalar ungu diekstraksi dengan cara maserasi dengan etanol 96%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun ubi jalar ungu terhadap penyembuhan luka sayat pada punggung tikus putih jantan. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun ubi jalar ungu menggunakan 24 hewan uji dengan 4 kelompok perlakuan yaitu tidak ada luka sebagai kontrol negatif (-), Povidone-iodine 10% sebagai kontrol positif (+), salep ekstrak daun ubi jalar ungu 200 mg ( 20%) dan salep ekstrak daun ubi jalar ungu 400mg (40%). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) dapat mempercepat penyembuhan luka sayat pada tikus putih (Rattus norvegicus) dengan dosis paling efektif 400 mg (40%). Efektivitas salep ekstrak daun ubi jalar ungu terhadap penyembuhan luka pada tikus putih, data dianalisis secara deskriptif dengan melihat tidak adanya eritema, pembengkakan, dan penutupan luka pada sayatan

    SOSIALISASI PENTINGNYA VITAMIN D DAN BERJEMUR PAGI HARI TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT KELURAHAN MEDAN HELVETIA DI MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Pandemi Covid-19 hingga saat ini belum usai, virus ini menyerang individu yang memiliki sistem imunitas yang menurun. Hal ini menyebabkan masyarakat mengalami panic attack untuk membeli dan mengkonsumsi berbagai jenis vitamin untuk memperkuat imunitas. Penyuluhan kesehatan tentang pentingnya vitamin D dan berjemur dibawah sinar matahari pagi adalah upaya dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat untuk menjaga imunitas. Sinar matahari pagi memberikan vitamin D alami pada tubuh bila dilakukan pada jam yang tepat. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberikan sosialisasi pentingnya vitamin D dan berjemur pagi hari terhadap pengetahuan masyarakat dimasa pandemi Covid-19. Hasil kegiatan pelaksanaan program pengabdian masyarakat dalam bentuk memberikan edukasi dan sosialisasi pentingnya memberikan sosialisasi pentingnya vitamin D dan berjemur pagi hari terhadap pengetahuan masyarakat dimasa pandemi Covid-19. Kesimpulan kegiatan ini membawa dampak dan pengaruh yang baik terhadap pengetahuan masyarakat untuk menyadari bahaya Covid-19 dan pentingnya menjaga kesehatan dengan mengonsumsi vitamin D agar meningkatkan imunitas. Sosialisasi terlaksana sesuai pelaksanaan dan rencana, mendapat           sambutan yang baik oleh masyarakat Kelurahan Medan Helvetia

    UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) TERHADAP Staphylococcusepidermidis dan Staphylococcus aureus

    Get PDF
    Infeksi kulit merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat menginfeksi luka pada permukaan kulit. Umbi bengkuang mengandung serat, inulin, vitamin C, flavonoid, dan daidzein yang bermanfaat untuk prebiotik, antidiabetes mellitus, immunomodulator, fitoestrogen, dan kecantikan. Bakteri Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus menyebabkan infeksi yang disertai nanah karena terjadi kerusakan jaringan. Berdasarkan uraian pada di atas maka, pada penelitian ini akan dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap Staphylococcus epidermis dan Staphylococcus aureus. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental metode difusi agar untuk menguji aktivitas antibakteri umbi bengkuang dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50% dan kontrol positif (Kloramfenikol) umbi bengkuang memiliki daya hambat antibakteri yang sedang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus Epidermidis yang ditunjukkan dengan diameter hambat masing masing 7,70±24,50 mm, 8,13±1,00 mm, 8,34±34,39 mm, 10,4±1,00 mm, 13,3±3,60 mm dan 28,2±3,00 mm .Pada Staphylococcus Aureus memiliki daya hambat antibakteri hambat masing masing 7,32±57,74 mm, 7,45±32,78 mm, 8,33±24,75 mm, 11,4±1,52 mm, 13,2±1,00 mm dan 29,3±2,08 mm Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol umbi bengkuang (Pachyrhizus erosus) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus serta konsentrasi terbaik yang mampu memberikan pengaruh terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri adalah konsentrasi 50%

    UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BLACK GARLIC DENGAN VARIASI WAKTU BERBEDA TERHADAP Streptococcusmutans PENYEBAB KARIES GIGI

    Get PDF
    Dental cariesand gingivitis are the two mostcommon dental and oral diseases in human society. The main cause of both diseasesis a collection of bacteria bound in anorganicmatrix and firmlyattachedtothe tooth surface known as plaque. Black garlicis garlic that has been processed by fermentationat a certaintemperaturefor a long time, resulting in new compounds that have pharmacological effects showing broad antibiotic properties against gram-positiveand gram-negative bacteria, includingstrains that are multi-bacterial. Antibiotic resistance. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of black garlic against Streptococcus mutans bacteria and to determine the differences in the variation of the antibacterial fermentation time of blackgarlicon the antibacterial activity of Streptococcus mutans bacteria. The methodused in this study isanexperimentalmethod (experimentalresearch) to determine the effect of blackgarlic as anantibacterial against Streptococcusmutans. The resultsobtained fromthis study are blackgarlic extract containsalkal oids, flavonoids, tannins, andsaponins. Black garlic extract from variations of 7 days, 12 days, 15 days, and Chlorhexidine had an inhibitoryzone with a strong category while steriledistilled water had an inhibitionzone in the weakcategory

    UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BLACK GARLIC DENGAN VARIASI WAKTU BERBEDA TERHADAP Streptococcusmutans PENYEBAB KARIES GIGI

    Get PDF
    Dental cariesand gingivitis are the two mostcommon dental and oral diseases in human society. The main cause of both diseasesis a collection of bacteria bound in anorganicmatrix and firmlyattachedtothe tooth surface known as plaque. Black garlicis garlic that has been processed by fermentationat a certaintemperaturefor a long time, resulting in new compounds that have pharmacological effects showing broad antibiotic properties against gram-positiveand gram-negative bacteria, includingstrains that are multi-bacterial. Antibiotic resistance. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of black garlic against Streptococcus mutans bacteria and to determine the differences in the variation of the antibacterial fermentation time of blackgarlicon the antibacterial activity of Streptococcus mutans bacteria. The methodused in this study isanexperimentalmethod (experimentalresearch) to determine the effect of blackgarlic as anantibacterial against Streptococcusmutans. The resultsobtained fromthis study are blackgarlic extract containsalkal oids, flavonoids, tannins, andsaponins. Black garlic extract from variations of 7 days, 12 days, 15 days, and Chlorhexidine had an inhibitoryzone with a strong category while steriledistilled water had an inhibitionzone in the weakcategory

    PEMBUATAN PATI DARI RIMPANG LENGKUAS, TEMULAWAK, TEMUKUNCI SERTA KARAKTERISASINYA

    Get PDF
    The rhizome is part of the plant for food reserves, including storing carbohydrates (starch), therefore rhizomes of Galangal, Curcuma, Fingerroot rhizome can be used as a source of starch. This study used an exploratory method which included isolation of starch from Galangal, Curcuma, Fingerroot Rhizome, macroscopic examination, microscopic examination, sample collection, sample processing, and examination of the characterization of starch. The results of starch characterization obtained yields for Galangal starch 2.6%, Curcuma starch 5.4%, Fingerroot rhizome starch 4.1%; determination of total ash content for Galangal starch 1.4%; Curcuma starch 2.0%, Fingerroot rhizome starch 1.0%; determination of drying shrinkage for 1.8% Galangal starch, 2.4% Curcuma starch, 3.2% Fingerroot rhizome starch; determination of acid-insoluble ash content for 0.6% Galangal starch, 0.7% Curcuma starch, 0.7%Fingerroot rhizome starch

    Pengujian Potensi Diuretik Infusa Daun Bangun-Bangun (Plectranthus Amboinicus (Lour.) Spreng) Yang Diujikan Pada Tikus Jantan (Rattus Norvegicus Berkenhout) Galur Wistar

    Get PDF
    Diuretics act on the kidneys to increase the excretion of water and sodium chloride. The working principle of diuretics in general is to reduce electrolyte reabsorption by the renal tubules, where an increase in electrolyte excretion will be accompanied by an increase in water excretion which is needed to achieve osmotic balance. Bangun-Bangun leaf contains polyphenolic compounds, saponins, glycosides, flavonoids, and essential oils. Bangun-Bangun leaves types of flavonoids, namely quercetin, apigenin, luteolin, salvigenin, and genkwanin. Apigenin is known as a compound that functions as a diuretic. IDBB was obtained from the infusion technique with distilled water and then the infusion was used on 25 diuretic rats which were divided into 5 groups. Group I (negative) Na-CMC 0.5%, group II, III, IV, IDBB doses of 10, 20, 40%, and group V (positive) Furosemide 3.6 mg/kgBW were given orally. Rats were given aquadest orally at a dose of 15 ml/kgBW. Mice were placed in metabolic cages, then a physical examination of urine was carried out every 1 hour for 6 hours. The results showed that the IDK with the best dose was 40% which gave an increase in urine volume, had an effect on urine pH, had an effect on urine specific gravity, had an effect on urine color, and had an effect on urine clarity.   &nbsp

    KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI NATA DE SOYA

    Get PDF
    Limbah cair tahu merupakan limbah cair yang berasal dari proses produksi tahu, yaitu dari perendaman, pencucian kedelai, pencucian peralatan, penyaringan, pengepresan dan pencetakan tahu. Komposisi yang masih terdapat pada limbah air tahu merupakan media yang baik untuk di gunakan sebagai bahan baku nata de soya, karna medium fermentasi dalam pembuatan nata harus banyak mengandung karbohidrat, vitamin dan mineral. Nata de soya merupakan makanan rendah kalori dan mempunyai kadar serat yang tinggi sehingga sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai makanan diet bagi penderita diabetes mellitus dan obesitas. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberikan pelatihan pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya. Hasil kegiatan pelaksanaan program pengabdian masyarakat dalam bentuk informasi dan edukasi pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya. Kesimpulan bahwa pelatihan terlaksana sesuai pelaksanaan dan rencana, mendapat  sambutan yang baik. Setelah melaksanakan pelatihan ini, para peserta lebih memahami bahwa limbah cair dari tahu yang selama ini hanya dibuang begitu saja, saat ini perlu diperhatikan penggunaannya, salah satunya dapat dimanfaatkan menjadi nata de soya. Pentingnya pemanfaatan limbah cair tahu ini dapat menjadi produk yang bernilai

    UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUNGA KECOMBRANG (Etlingera elatior) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thypi

    Get PDF
    Kecombrang (Etlingera elatior) is a type of spice that has long been known and used by humans as medicine. Kecombrang flower parts contain several chemical compounds, namely: alkaloids, flavonoids, and saponins. In addition, kecombrang flowers can also inhibit the growth of Salmonella typhi bacteria. This study aims to determine the concentration of ethanolic extract of kecombrang flower (Etlingera elatior) which is effective in inhibiting the growth of Salmonella typhi bacteria. The research sample was Kecombrang Flowers purchased at the Tarutung traditional market. This research was carried out experimentally including sampling, drying simplicia, maceration using 70% ethanol solvent, making extracts made using a rotary evaporator, and testing the antibacterial activity of kecombrang flowers using the disc diffusion method. Data analysis was conducted to see the effect of kecombrang flower ethanol extract on the activity of Salmonella typhi bacteria. The results of the study found that the results of phytochemical screening showed simplicia and ethanol extract of kecombrang flower leaves contained alkaloids, flavonoids, and saponins. While the results of the antibacterial activity test of the ethanolic extract of kecombrang flower leaves have antibacterial properties against Salmonella typhi at extract concentrations of 45%, 50%, 55%, and 60% with inhibition zone diameters of 9.4 mm, 12.2 mm, 14.8 mm, respectively. , 16.3mm. The most effective concentration of ethanol extract to inhibit the growth of Salmonella typhi was at a concentration of 60% with a larger inhibition zone diameter of 16.3 mm
    corecore