14 research outputs found

    Hambatan Komunikasi dalam Proses Ganti Kerugian Tanah Pelebaran Jalan Trans Sulawesi Poros Makassar-parepare di Kabupaten Pangkep

    Full text link
    This study aims to determine the form of communication that is done in the process of land restitution, factors that become an obstacle in the process of restitution of land and also determine whether communication in the ground damages the widening of the Trans Sulawesi Makassar-Pare Pare shaft in the District implemented Pangkep.Penelitian by using research methods kualitatif.Subyek this study consisted of 24 community informants comprised of landowners, community leaders, political leaders, lawyers, and related SKPD on government Pangkep. The research data was obtained through in-depth interviews, observation and documentation were then analyzed using descriptive analysis kualitatif. research results obtained show that the obstacles that arise in the process of restitution of land for the construction of the Trans Sulawesi in Pangkep is disagreement on the amount of damages because the difference in price fixing base compensation between the government and society caused by several factors including bureaucratic communication, frame of mind, psychological, interests, and prejudices

    Analisa Pergeseran Magnetic Domain Wall Pada Lapisan Tipis Free Layer CoFeB Untuk Sistem Spin-Valve Tunneling Magneto-Resistance (TMR) Sensor

    Full text link
    Telah dilakukan analisa pergeseran magnetic domain wall pada lapisan tipis free layer CoFeB untuk sistem spin-valve Tunneling Magneto-Resistance (TMR). Analisa telah dilakukan dengan menggunakan software Object Oriented Micromagnetic Framework (OOMMF) berdasarkan persamaan Landau-Lifshitz Gilbert (LLG). Analisa pergeseran magnetic domain wall pada CoFeB yang mempunyai ukuran luas 120x100 nm2 dengan variasi ketebalan 1 dan 4 nm. Dari simulasi didapatkan hasil analisa pergeseran magnetic domain wall, histeresis loop dan energi dari sistem ferromagnetik (energy exchange dan demagnetisasi). Pada medan eksternal 299,9 Oersted CoFeB dengan ketebalan 1 nm nilai Mx/Ms adalah 0,99 dan pada ketebalan 4 nm nilai Mx/Ms adalah 0.93. Energi demagnetisasi mempunyai pola naik dengan bertambahnya medan luar dan energi exchange menurun dengan bertambahnya medan luar

    Pengaruh PH, Suhu dan Waktu pada Sintesis LiFePO4/C dengan Metode Sol-Gel sebagai Material Katoda untuk Baterai Sekunder Lithium

    Full text link
    Sintesis LiFePO4/C dengan metode sol-gel sebagai material katoda baterai sekunder litium telah dilakukan. Bahan pembentuk LiFePO4 adalah serbuk Li2CO3, FeC2O4.2H2O dan NH4H2PO4. Asam sitrat digunakan sebagai sumber karbon pada material katoda LiFePO4. Parameter sintesis yang telah diteliti adalah nilai keasaman (pH), suhu dan waktu sinter. Pengaruh parameter sintesis terhadap morfologi serbuk material katoda LiFePO4/C terkait dengan nilai konduktivitas dan performa elektrokimia telah dianalisis. Nilai keasaman (pH) prekursor divariasi dari 5; 5,4, dan 5,8. Suhu dan waktu pada proses sintesis divariasikan yaitu 600, 700 dan 800ºC serta 6, 8 dan 10 jam. Komposisi fasa dari material katoda hasil sintesis dianalisis dengan X-Ray Diffractometer (XRD). Hasil analisis menunjukkan bahwa fasa dominan yang terbentuk adalah LiFePO4. Morfologi material katoda dianalisis dengan Scanning Electron Microscopy (SEM). Kenaikan nilai pH akan memperkecil diameter butir. Selain itu, aglomerasi butir terjadi seiring meningkatnya suhu dan waktu sinter. Luas permukaan spesifik material katoda diperoleh dari uji Brunauer Emmett and Teller (BET) dengan nilai 7,743 m2/gr dihasilkan oleh sampel dengan pH 5,8 yang disinter pada suhu 700°C selama 10 jam. Hasil uji Electrochemichal Impedance Spectroscopy (EIS) menunjukkan bahwa konduktivitas listrik LiFePO4/C tertinggi diperoleh pada sampel ber-pH 5,8 dengan suhu sinter 700°C delama 6 jam yaitu 1,842x10-3 S/cm. Kurva Cyclic Voltammetry (CV) yang menunjukkan reaksi redoks paling stabil berdasarkan rentang pH 5, suhu sinter 600 sampai 800°C selama 6 sampai 10 jam diperoleh dari sampel dengan pH 5,8 yang disinter pada suhu 700°C selama 6 jam

    Kajian Magnetoresistansi Pada Nanopartikel Magnetite (Fe3o4) Yang Dienkapsulasi Dengan Polyethylene Glycole (PEG) Dan Biomaterial Dengan Sensor Lapisan Tipis Co/Cu Multilayer Berbasis Giant Magnetoresistance (GMR) (Halaman 13 S.d. 19)

    Full text link
    Telah dilakukan kajian magnetoresistansi (MR) pada nanopartikel magnetit (Fe3O4) yang dienkapsulasi dengan poliethilen glikol (PEG)-4000 dan biomolekul menggunakan sensor lapisan tipis berbasis giant magnetoresistance (GMR). Lapisan tipis yang digunakan adalah Si/Cr(5nm)/[Co(1,5nm)/Cu(x)]20/Cr(5nm) multilayer (x = 0,8; 0,9; dan 1,0 nm). Fenomena GMR dipengaruhi oleh variasi ketebalan lapisan tipis dan pelapisan nanopartikel Fe3O4 yang dienkapsulasi dengan PEG dan penambahan biomolekul yang mengganggu mobilitas momen magnetik material. Resistansi pada ketebalan lapisan tipis Cu 0,8; 0,9; dan 1,0 nm ketika H=0 masing-masing 3,7; 3,5; dan 2,7 Ohm dan ketika H=599,7 G masing-masing 3,5; 3,2; dan 2,3 Ohm. Nilai MR ketika lapisan tipis dilapisi nanopartikel Fe3O4, Fe3O4 yang dienkapsulasi dengan PEG, dan Fe3O4 yang dienkapsulasi dengan PEG dan penambahan biomolekul masing-masing mengalami Perubahan yang berbeda. Perubahan nilai MR pada lapisan tipis multilayer sebelum dan setelah pelapisan nanopartikel menunjukkan bahwa lapisan tipis Co/Cu multilayer dapat diaplikasikan sebagai sensor medan magnet dan potensial sebagai biosensor

    Pengukuran Magnetoresistance Berbasis Lapisan Tipis Giant-Magnetoresistance (GMR) Pada Polyethylen Glicol (PEG)-Coated-Nanopartikel Magnetit (Fe3O4) (Halaman 5 S.d. 8)

    Full text link
    Telah dilakukan pengujian Magnetoresitance berbasis lapisan tipis Giant-Magnetoresistance (GMR) pada Plyethylen Glicol (PEG)-coated-nanopartikel magnetit (Fe3O4). Penambahan lapisan nanopartikel magnetit Fe3O4 dan lapisan nanopartikel magnetit Fe3O4 yang dimodifikasi dengan PEG menyebabkan pergeseran nilai resistance pada lapisan tipis GMR dan mempengaruhi pergerakan domain-wall free layer FeCoB seiring dengan bertambahnya medan eksternal. Hasil ini ditunjukkan dengan pergeseran nilai resistansi sebesar ± 55,5 %, sebelum dan setelah dilapisi oleh nanopartikel magnetit Fe3O4. Resistansi ± 45,6 %, sebelum dan setelah dilapisi oleh nanopartikel magnetit Fe3O4 yang dimodifikasi dengan PEG

    Analisa Pergeseran Magnetic Domain Wall Pada Lapisan Tipis Free Layer Co/Pd Terhadap Pengaruh Dimensi Sampel (Halaman 55 S.d. 58)

    Full text link
    Telah dilakukan analisa pergeseran magnetic domain wall pada lapisan tipis free layer Co/Pd dengan menggunakan software Object Oriented Micromagnetic Framework (OOMMF) berdasarkan persamaan Landau-Lifshitz Gilbert (LLG). Analisa dilakukan pada ukuran 100x100 nm dengan memvariasikan ukuran ketebalan yaitu 1 nm, 3 nm, dan 5 nm. Dengan pemberian medan eksternal dari arah sumbu (+)z, magnet saturasi dicapai pada 31.290 Oe untuk ketebalan 1 nm, 30.940 Oe pada ketebalan 3 nm, dan 30.660 Oe pada ketebalan 5 nm. Selanjutnya dilakukan analisa dengan variasi ukuran pada ketebalan 5 nm yaitu 100x100 nm, 300x100 nm dan 500x100 nm. Magnet saturasi pada ukuran 300x100 nm dicapai pada pemberian medan eksternal sebesar 30.970 Oe dan magnet saturasi pada ukuran 500x100 nm dicapai pada pemberian medan eksternal sebesar 31.040 Oe

    Pengukuran Tetapan Suseptibilitas Pada Polyethylene Glycol (PEG-4000) Coated- Nanopartikel Magnetik Cobalt Ferrite (CoFe2O4) (Halaman 50 S.d. 54)

    Full text link
    Telah dikaji pengukuran tetapan suseptibilitas nanopartikel magnetik cobalt ferrite (CoFe2O4) yang telah dilapisi polietilen glikol (PEG-4000) dengan konsentrasi berturut-turut 25%, 33%, 50%, 66%, 75% menggunakan metode Gouy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CoFe2O4 memiliki suseptibilitas yang baik. Nilai tetapan suseptibilitas magnetik CoFe2O4 dipengaruhi konsentrasi pelapisan PEG-4000. Semakin besar konsentrasi PEG-4000 yang diberikan, nilai tetapan suseptibilitas magnetik CoFe2O4 semakin kecil. Hasil pengukuran tetapan susebtibilitas berdasarkan konsentrasi pelapisan PEG-4000 berturut-turut (3,9 ± 0,2) 10-7 m3 /Kg; (2,4 ± 0,3) 10-7 m3 /Kg; (2,1 ± 0,2) 10-7 m3 /Kg; (0,90 ± 0,03) 10-7 m3 /Kg; (0,40 ± 0,03) 10-7 m3 /Kg

    Kajian Sifat Dielektrik Pada Lempeng Nanopartikel Magnetit (Fe3O4) Yang Dienkapsulasi Dengan Polyvinyl Alcohol (PVA) (Halaman 34 S.d. 37)

    Full text link
    Telah dilakukan sintesis nanopartikel Fe3O4 yang kemudian dienkapsulasi dengan Polyvinyl alcohol (PVA) dengan perbandingan 1:0, 1:3, 1:4, 1:5 dan 1:6 menggunakan metode kopresipitasi. Pengukuran dilakukan menggunakan sistem spektroskopi impedansi terkomputerisasi pada wilayah frekuensi 10 kHz hingga 120 kHz untuk mengetahui sifat dielektrik dari nanopartikel. Hasil pengukuran sifat dielektrik menunjukkan nilai permitivitas dielektrik pada seluruh sampel mengalami penurunan dengan bertambahnya frekuensi. Penambahan PVA mempengaruhi sifat dielektrik dari nanopartikel Fe3O4. Nilai permitivitas dielektrik riil seluruh sampel secara berturut-turut pada frekuensi 10 kHz yaitu 522, 212, 36, 234 dan 692. Nilai permitivitas dielektrik yang paling baik adalah nanopartikel Fe3O4+PVA (1:6 ) sehingga dapat digunakan untuk aplikasi biosensor Surface Plasmon Resonance(SPR) sebagai bahan aktif untuk meningkatkan sensitifitas sensor dan mengikat biomolekuler

    Pengaruh Konsentrasi Polyethylene Glycol (PEG) Pada Sifat Kemagnetan Nanopartikel Magnetik PEG-Coated Fe3O4 (Halaman 35 S.d. 40)

    Full text link
    Nanopartikel magnetit (Fe3O4) telah berhasil disintesis menggunakan metode kopresipitasi dengan penambahan Polyethylene Glycol (PEG-4000) sebagai coating. Distribusi ukuran partikel dan sifat magnetik dari nanopartikel ini diteliti berdasarkan perbandingan massa Fe3O4 dan PEG, yaitu 1:1, 2:1, 3:1, 4:1, 1:2, dan 1:3. Distribusi ukuran partikel dikarakteristik dengan Transmission Electron Microscopy (TEM) sedangkan pengujian awal untuk mengetahui struktur kristal yang terkandung dalam sampel hasil sintesis dikarakteristik dengan X-Ray Diffraction (XRD), kemudian untuk mengetahui keberhasilan coating PEG dapat dikarakterisasi dengan menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR) serta sifat magnetiknya dapat dikarakterisasi menggunakan Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Sampel 1:1, 2:1, 3:1, 4:1, 1:2, 1:3 berturut-turut meiliki nilai Ms 37,2; 49,7; 55,2; 61,7; 27,7; 33,7 dan nilai Mr 4,8; 6,4; 6,6; 8,0; 3,3; 4,7. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi PEG mengakibatkan nilai saturation magnetic (Ms) dan remanence magnetic (Mr) turun, kecuali pada sampel dengan perbandingan 1:3
    corecore