10 research outputs found

    Kajian Masalah Gizi dalam Kedaruratan Akibat Bencana dan Konflik

    Full text link
    KAJIAN MASALAH GIZI DALAM KEDARURATAN AKIBAT BENCANA DAN KONFLI

    Keadaan Gizi Anak Balita Di Daerah Upgk Yang Baik: Studi Kasus Di Tujuh Desa Di Lima Provinsi

    Full text link
    KEADAAN GIZI ANAK BALITA DI DAERAH UPGK YANG BAIK: Studi Kasus di Tujuh Desa di Lima Provins

    Kesesuaian Prevalensi Gizi Kurang Yang Disajikan Dalam Bentuk Persen Median, Persentil Dan Skor Simpang Baku (Z-skor)

    Full text link
    Telah dilakukan analisis terhadap data set antropometri dari penelitian Evaluasi UPGK tahun 1982 di 6 provinsi untuk mengkaji kesesuaian prevalensi gizi kurang yang disajikan dengan cara persen median, persentil, dan Z-skor. Pembandingan antar indeks menunjukkan bahwa indeks BB/TB menghasilkan angka prevalensi paling rendah dibandingkan dengan 2 indeks lainnya. Sementara itu pembandingan antar cara penyajian menunjukkan bahwa cara Z-skor memberikan angka prevalensi 2%-5% lebih rendah dibandingkan cara persentil maupun median untuk indeks BB/TB dan BB/U. Sebaliknya untuk indeks TB/U cara penyajian persen median menghasilkan angka prevalensi 15%-16% lebih rendah dari cara Z-skor, dan 19% lebih rendah dari cara persentil. Nilai Se dan Sp untuk penyajian persen median dan persentil terhadap Z-skor untuk indeks BB/U dan BB/TB sekitar 90%-100%. Nilai Se indeks TB/U didapati paling rendah pada penyajian persen median

    Kandungan Garam (Nacl) Dalam Beberapa Makanan Jajan

    Full text link
    KANDUNGAN GARAM (NaCl) DALAM BEBERAPA MAKANAN JAJA

    Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Remaja Tentang Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi): Dengan Perhatian Khusus Terhadap Pantauan Berat Badan Dan Mengonsumsi Makanan Beragam

    Full text link
    Latar belakang: Kualitas remaja sangat mempengaruhi masa depan suatu bangsa. Pengetahuan sikap dan perilaku remaja tentang keluarga sadar gizi (KADARZI) utamanya pengetahuan tentang pentingnya memantau berat badan dan mengonsumsi beraneka ragam makanan akan mempengaruhi status gizi dan kesehatannya masa kini, maupun di kemudian hari. Tujuan penelitian: Mendapatkan gambaran PSP remaja tentang KADARZI, utamanya tentang pentingnya pemantauan berat badan dan mengonsumsi aneka ragam makanan. Metode: Desain penelitian adalah kros-seksional. Penelitian dilakukan di 226 posyandu yang tersebar di 6 provinsi yaitu provinsi Sumatera Barat, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Jumlah seluruh sampel adalah 970 remaja dari 4289 rumah tangga. Pemilihan sampel kabupaten sampai posyandu dilakukan secara purposif dan sampel rumah tangga dilakukan secara acak. Remaja dari rumah tangga terpilih dicakup dalam studi ini. Data yang dikumpulkan meliputi pengetahuan, sikap dan perilaku berbagai aspek gizi remaja. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran kesadaran gizi remaja menurut indikator kadarzi. Hasil: Secara umum pengetahuan remaja pada beberapa aspek gizi cukup baik yakni: 90,6% mengetahui manfaat sarapan pagi, 65% tanda–tanda gizi buruk. Tetapi pengetahuan tentang aspek gizi lain masih rendah, <20% remaja mengetahui tentang ASI eksklusif dan pentingnya makanan beraneka ragam. Sementara sikap dan perilaku yang berkait dengan sarapan pagi, hampir 100% bersikap positip dan 60% bersikap positip pada memantau berat badan. Akan tetapi perilaku berkait dengan penimbangan dan mengonsumsi aneka ragam makanan relatif masih rendah yakni 26,5% dan 18,8%. Kesimpulan: Sekitar seperempat (26%) responden yang memantau atau menimbang berat badannya secara teratur, dan kurang dari 20% responden remaja yang mengonsumsi makanan beraneka ragam. Saran: Perlu edukasi gizi yang intensif kepada remaja dan pemangku kepentingan (stakeholder)

    Keadaan Gizi dan Konsumsi Zat Gizi Anak Umur Dibawah 3 (Tiga) Tahun di Kabupaten Sragen dan Karawang

    Full text link
    KEADAAN GIZI DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK UMUR DIBAWAH 3 (TIGA) TAHUN DI KABUPATEN SRAGEN DAN KARAWAN

    A Rapid Assessment of Nutrition in Banda Aceh and Aceh Besar, Indonesia, Three Weeks After the Tsunami.

    No full text
    Context The Aceh province of Indonesia suffered unimaginable damage as a result of the earthquake and tsunami on December 26, 2004. According to the Indonesian government, more than 125000 people were killed, over 111000 persons are still missing,and over 400000 persons are currently displaced within the province. Objectives--To determine the nutritional status of internally displaced persons. Design-- A convenience sample of 614 children aged 6 months to 5 years and 334 women aged 18 to 45 years in Banda Aceh and Aceh Besar.Main Outcome Measures-- Measured weight and height and self-reported health conditions.poverty, hunger, foreign aid, welfare

    Ciri-ciri Posyandu Dengan Cakupan Penimbangan > 70% Di Kabupaten Gowa Dan Kabupaten Karawang

    Full text link
    THE CHARACTERISTIC OF SUCCESSFUL POSYANDUS IN GOWA AND KARAWANG DISTRICTS.Background: The need for revitalizing integrated community health services (posyandu) has been emerged since the news on the severe malnourished children in electronic and printed media since 1999, because of public concern. However, all the efforts to revitalize are partial and focused on the provider side. There is no clear method on how should the Posyandu be revitalized. In order to revitalize posyandu it is important to figure out of successful posyandu as a target to be achieved in the revitalization of posyandu. Objectives: To determine the characteristics of Posyandus having coverage of growth monitoring activities more than 70%. Methods: The data used in this article are data of study on revitalizing posyandu in 2006. The study covered 16 Posyandu in the district of Gowa in South Sulawesi and 9 posyandu in the district of Karawang in West Java. The variables were about the leadership in Posyandu, village and Health centre, and health services provided in posyandu. The data were collected by observation. Simple analysis of Chi-square was employed since multivariate analyisis cannot be used in limiting number of cases. Results: It was found that posyandus with coverage there are motor (leader of cadres) that are charismatic, charitable, and friendliness personalities, simple medications, good supplementary feeding, and strong support from informal leaders. This study demonstrated chat high coverage of growth monitoring activities can be achieved even if the motor of posyandus is only simple cadre (charitable and friendly, not charismatic). In this condition the posyandu area with no more than 15 minutes walking distance
    corecore