9 research outputs found
Korelasi Lingkar Leher dengan Persentase Lemak Tubuh pada Obesitas
Latar belakang : lingkar leher merupakan pengukuran antropometri yang relatif baru yang menggambarkan lemak subkutaneus tubuh bagian atas serta berkorelasi dengan obesitas dan sindrom metabolik. Lemak tubuh total pada obese memiliki hubungan dengan kelainan metabolik. Pengukuran lemak tubuh total pada obese secara sederhana belum banyak diteliti terutama korelasinya dengan lingkar leher.Tujuan : menentukan korelasi lingkar leher dengan persentase lemak tubuh total pada obesitas.Metode penelitian : penelitian korelasional ini melibatkan subyek obese dan normoweight sebanyak 186 perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang dari bulan Juni-Juli 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan pengukuran lingkar leher dan pengukuran lemak tubuh total, lemak viseral dan lemak subkutaneus whole body menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). uji hipotesis menggunakan korelasi sederhana.Hasil : Rerata lingkar leher subyek obese dan normoweight adalah 36±1,8 cm dan 31,9±2,1 cm. Terdapat korelasi bermakna antara lingkar leher dengan lemak total tubuh (r=0,310; p=0,002), lemak viseral (r=0,543; p=0,000) dan lemak subkutaneus whole body (r=0,492; p=0,000) pada sampel obese..Simpulan : terdapat korelasi bermakna antara besarnya lingkar leher dengan lemak tubuh total, lemak viseral dan lemak subkutaneus whole body
Pajanan Pestisida sebagai Faktor Risiko Hipotiroidisme pada Wanita Usia Subur di Daerah Pertanian
Pesticide exposure as a risk factor for hypothyroidism in women at childbearing age in agricultural areasBackground: Hypothyroidism in women at childbearing age (WCA) will cause reproduction disorder, i.e. infertility, spontaneous abortion, impaired growth and development of foetus, placental abruption, and preterm delivery. Pesticide exposure is suspected to cause hypothyroidism. The research objective is to prove that pesticide exposure is a risk factor for hypothyroidism among WCA in agricultural areas.Methods: Case-control studies were used as study designs. Study subjects were 44 WCA as cases and 45 WCA as controls. Pesticide exposure was measured by asking WCA\u27s involvement in agricultural activities using structured questionnaire and by checking their levels of cholinesterase. Hypothyroidism was determined based on the results of TSH, FT4, and T3 level. Confounding variables were also measured. These variables were age, body mass index (BMI), participation in hormonal contraception, liver function, urinaryiodine excretion, urinary thiocyanate level and blood lead level. Chi-square test, OR (95% CI), and multivariate logistic regression were implemented to test the hypothesis.Results: Pesticides exposure is a risk factor for hypothyroidism (crude-OR=3.04; 95% CI=1.20-7.81; nilai p=0.033 and adjusted OR=3.31, 95% CI=1.25 to 8.78, p=0.016). The higher the degree of exposure, the greater the risk of having hypothyroidism.Conclusion: Pesticides exposure is a risk factor for hypothyroidism among WCA in agricultural areas
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare di Unit Stroke Rsup Dr. Kariadi: Diare
Latar belakang: Diare disebabkan oleh multifaktorial dan beberapa faktor diketahui berhubungan dengan diare selama pasien dirawat yaitu usia lanjut, lama rawat inap, kejadian infeksi, penggunaan antibiotik, dan status gizi malnutrisi. Di RSUP Dr. Kariadi Semarang belum pernah dilakukan penelitian faktor yang berhubungan dengan diare. Tujuan: Menghitung besar risiko usia lanjut, lama rawat inap, kejadian infeksi, penggunaan antibiotik, formula nutrisi enteral non pabrikasi, dan status gizi malnutrisi dengan kejadian diare. Metoda: Jenis penelitian case control dengan mengambil data restrospektif pasien stroke yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama Januari – April 2020. Dilakukan pemeriksaan data berdasarkan variabel bebas, dilakukan pencatatan dan dianalisis hubungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil: Sebanyak 40 subyek penelitian yang di rawat di unit stroke RSUP Dr Kariadi mayoritas diagnosis stroke non hemoragik (55%) dan laki-laki (60%). Mayoritas subyek usia non geriatri yaitu kurang dari 60 tahun. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada faktor usia lanjut, lama rawat inap dan penggunaan antibiotik terhadap diare. Usia lanjut subyek (p = 0,043) dengan risiko 10 kali lipat. Lama rawat inap > 5 hari (p = 0,031) dengan risiko 11,56 kali lipat. Penggunaan antibiotik dengan risiko 13,5 kali lipat. Sedangkan variabel lain tidak signifikan. Simpulan: Terdapat hubungan usia lanjut, lama rawat inap >5 hari dan penggunaan antibiotik terhadap kejadian diare pada pasien stroke yang di rawat di unit stroke RSUP Dr Kariadi
Kata kunci: diare, unit stroke, geriatri, antibiotik, lama rawat ina
Kecepatan Pencapaian Target Energi dan Protein Serta Hubungannya dengan Penurunan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Lengan Atas pada Pasien Stroke
Background: Some anthropometrics assessment on risk of malnutrition are by measuring the mid-arm circumference (MAC) and calculating the body mass index (BMI).
Objective: To analyze the relationship between days of energy and protein target achievement to the reduction of MAC and BMI in stroke patients in Indonesia.
Method: The study design was an observational study with a cross-sectional approach to determine the relationship between days of energy and protein target achievement to the reduction of MAC and BMI. A total of 55 subjects who met the inclusion and exclusion criteria were taken at the Stroke Unit of RSUP Dr. Kariadi Semarang during January-March 2021. MAC measurements and BMI calculations were carried out. Analysis of the relationship between dependent and independent variables using the chi square statistical test.
Results: Most of the subjects achieved their energy and protein targets within ≤ 3 days. Days of energy and protein target achievement did not correlate with the reduction in MAC and BMI statistically (p> 0.05), but the research data stated that as a percentage, one third of the subjects who reached the energy and protein targets ≤ 3 days did not experience reduction.
Conclusion: All subjects were stroke patients aged 19-59 years where 49 (89,1%) could meet their energy and protein targets within ≤ 3 days and 17 (34,7%) subjects did not experience reduction in MAC and BMI.
Keywords: Stroke, MAC, BMI, malnutrition, anthropometry
 
Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Genap Bulan dengan Ukuran Plasenta dan Berat Bayi Lahir
Latar belakang: Status gizi ibu yang tercermin dari Lingkar Lengan Atas (LILA) sangat mempengaruhi status gizi bayi terutama Berat Bayi Lahir (BBL). Malnutrisi intrauterin mengakibatkan morbiditas dan mortalitas perinatal serta terjadinya penyakit degeneratif yang dikenal dengan Foetal Origin Adult Disease (FOAD). Plasenta merupakan organ untuk mencari riwayat malnutrisi intrauterin.Tujuan: Mencari hubungan LILA ibu hamil dengan ukuran plasenta (berat plasenta dan luas plasenta) dan BBL.Metode: Lima puluh subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, diambil secara consecutive sampling, dari pasien yang melahirkan selama bulan April – Mei 2016 di RS Dr. Kariadi, Puskesmas Halmahera, Puskesmas Ngresep dan RSIA Bunda. Data meliputi LILA, berat plasenta, luas plasenta dan BBL. Untuk mempelajari hubungan antara variabel independen (LILA, berat plasenta dan luas plasenta) dengan variabel dependen (BBL) dilakukan analisis uji korelasi. Analisis regresi linier multiple digunakan untuk mengetahui hubungan antara seluruh variabel independen dengan dependen secara simultan.Hasil: Ada hubungan antara LILA dengan BBL (r = 0,762; p = 0,0001), berat plasenta (r = 0,673; p = 0,0001) dan luas plasenta (r = 0,636; p = 0,0001). Pada analisis multivariat ternyata LILA, berat plasenta dan luas plasenta secara berturut-turut berpengaruh terhadap BBL. Nilai r2 = 0,237, artinya pengaruh LILA, berat plasenta dan luas plasenta terhadap BBL sebesar 23,7%.Simpulan: LILA berhubungan secara positif dengan BBL, berat plasenta dan luas plasenta
Phenomenology Study: Pregnancy Women Myth in Malay Community Dumai City, Indonesia
This study aims to analyze the pregnant women myths in the Malay community of Dumai City, Indonesia. The qualitative research: Phenomenology Study. The total informants were 11 participants (Pregnant women, shaman, midwife, and Primary Health Care Heads). Data collection through in-depth interviews and non-participant observation. Data analysis uses content analysis. The results showed that three things were during pregnancy, namely: cultural tradition in pregnant, food consumption, and activities. That even for pregnant women in “Lenggang Perut” (seven months pregnant ceremony). Use porcupines, scissors, and needles in the body to avoid the devil. Cannot consume sugar water from “Tebu” (a kind of sweet plant), pineapple, and “Tape” (food from cassava fermentation) because it will cause bleeding or abortion. Prohibited activities, bathing at night, sitting in front of the door, for early gestation may not leave their homes and still visit shamans. Until now, this myth is still practiced by pregnant women in the Malay community, although there is no empirical research that proves the real impact of the myth
Hubungan antara Angka Kecukupan Energi dan Protein dengan Kesembuhan Luka pada Pasien Ulkus Dekubitus
Latar belakang : Ulkus dekubitus merupakan masalah kesehatan di banyak negara dan malnutrisi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam perkembangan ulkus dekubitus, namun investigasi klinis masih jarang dilakukan untuk mengamati kebutuhan jumlah energi dan protein pada kesembuhan luka.
Tujuan penelitian : Menganalisis hubungan antara angka kecukupan energi dan protein dengan kesembuhan luka pada pasien ulkus dekubitus. Menganalisis hubungan antara angka kecukupan energi dan protein dengan kesembuhan luka pada pasien ulkus dekubitus dikontrol dengan faktor usia, indeks massa tubuh, dan adanya infeksi.
Metode penelitian : Studi observasional dengan pendekatan cross sectional melibatkan 40 subjek sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Kesembuhan luka dinilai menggunakan PUSH score tools 3.0, angka kecukupan energi dan angka kecukupan protein dinilai berdasarkan rata-rata asupan total masing-masing yang diberikan dalam seminggu.
Hasil : Terdapat hubungan lemah antara angka kecukupan energi dengan kesembuhan luka (r= 0,37 dan p= 0,02). Adanya hubungan sedang antara angka kecukupan protein dengan kesembuhan luka (r= 0,42 dan p= 0,01).
Simpulan :
Terdapat hubungan bermakna antara angka kecukupan energi dan protein dengan kesembuhan luka pada pasien ulkus dekubitus. Faktor usia, indeks massa tubuh, dan infeksi pada ulkus dekubitus bukan merupakan variabel perancu dalam penelitian ini.
Kata kunci : Angka kecukupan energi, angka kecukupan protein, kesembuhan luka, ulkus dekubitus