20 research outputs found
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ULKUS DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS: LITERATURE REVIEW
Ulkus diabetik adalah luka yang terjadi karena adanya kelainan pada saraf, kelainan
pembuluh darah dan adanya infeksi. Penderita diabetes melitus memiliki 15-25%
berpotensi mengalami ulkus diabetik selama hidup mereka dan tingkat kekambuhan
50-70% selama 5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya ulkus diabetik pada pasien diabetes melitus. Metode
penelitian ini dilakukan dengan cara penelusuran jurnal menggunakan database
Google Scholar dan Pubmed dalam 5 tahun terakhir dari 1 Januari 2016 sampai 31
Mei 2021. Kata kunci yang digunakan, bahasa indonesia: Faktor-faktor, Ulkus
diabetik, Diabetes melitus dan kata kunci bahasa inggris: Factors, Incidence, Diabetic
ulcers, Diabetes ulcers, Diabetes mellitus. Didapatkan faktor yang mempengaruhi
terjadinya ulkus diabetik pada pasien diabetes melitus adalah usia, tempat tinggal,
pekerjaan, pendidikan, pendapatan, lama menderita, perawatan kaki, obesitas,
neuropati perifer, riwayat ulkus sebelumnya, DM tipe II dan kontrol glikemik
CITRA TUBUH DAN PENERIMAAN DIRI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA: LITERATURE REVIEW
Latar Belakang: Kanker merupakan kelompok penyakit tidak menular yang terjadi akibat adanya pertumbuhan sel secara abnormal yang muncul pada jaringan payudara. Kehilangan payudara akibat mastektomi dan efek samping serangkaian pengobatan kanker payudara menjadi permasalahan utama dalam body image dan penerimaan diri pasien kanker payudara. Tujuan: Untuk mengetahui citra tubuh dan penerimaan diri pasien kanker payudara. Metode: Metode penelitian ini menggunakan metode literature review dengan menggunakan PICO (population, intervention, comparison, outcome). Menganalisis artikel yang dicari dengan database yaitu: Google scholar dan PubMed dengan kata kunci Citra Tubuh, Penerimaan Diri, Pasien Kanker Payudara, Body Image, Self Acceptance, Ca Mamae kemudian melakukan kajian literature menggunakan bagan Prisma. Hasil: Ditemukan 788 artikel penelitian yang sesuai kata kunci. Dilakukan review terhadap 5 artikel yang sesuai kriteris inklusi. Didapatkan citra tubuh dan penerimaan diri pasien kanker payudara. Simpulan: Citra tubuh menimbulkan dampak secara fisik dan psikologis pada wanita. Dukungan keluarga, dukungan masyarakat, dukungan tenaga medis dan interaksi dengan penderita kanker payudara yang lain secara bertahap membuat pasien menerima citra tubuh yang cacat. Pasien yang telah mampu menerima citra tubuh yang cacat maka penerimaan diri pasien kanker payudara tercapai.
Kata kunci: Citra tubuh, Penerimaan diri, Kanker payudar
Gambaran kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa: literature review
Pasien gagal ginjal kronik harus melakukan terapi hemodialisis untuk memperpanjang
usia harapan hidup, keadaan ini mempengaruhi kualitas hidup pasien. Kualitas hidup
pasien hemodialisis dipengaruhi oleh faktor, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, penyakit dasar PGK, komorbid, status nutrisi, penatalaksanaan medis dan
lama menjalani hemodialisis. Tujuan literature review mengetahui gambaran kualitas
hidup pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Penelitian
dilakukan dengan metode cross sectional dengan kriteria sampel sesuai data inklusi,
dilakukan dengan mengumpulkan sumber referensi ilmiah dari database Google
Scholar dan pubmed. Didapatkan tiga jurnal nasional yang menjelaskan bahwa
kualitas hidup buruk dipengaruhi oleh dimensi fisik terutama usia akan mempengaruhi
kualitas hidup pasien Kualitas hidup rendah dipengaruhi oleh segi kesehatan fisik,
kesehatan psikologis, dan pengaruh dimensi lingkungan terhadap kualitas hidup
responden. Kualitas hidup baik hal ini dipengaruhi oleh pasien yang lebih menjaga
kesehatan dengan merubah pola dan gaya hidupnya menjadi lebih sehat dengan
berolahraga ringan dan menjaga asupan makanan dan minuman
PENGARUH TERAPI RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LITERATURE REVIEW
Diabetes Melitus (DM) merupakan kumpulan gejala pada seseorang yang disebabkan
adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang
progresif oleh resistensi insulin. hiperglikemia ditandai dengan kadar gula darah
sewaktu (>200 mg/dl). Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengontrol
kadar gula darah pada pasien DM tipe 2 adalah dengan terapi relaksasi otot progresif.
Relaksasi merupakan suatu upaya meredakan ketegangan emosional sehingga
individu dapat berpikir lebih rasional, sehingga kadar gula darah akan normal.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi terhadap penurunan kadar
gula darah pasien diabetes melitus tipe 2. Metode: Penelitian ini menggunakan
Quasy Eksperiment dan RCT (randomized controlled trial). Literature review
menggunakan database Google Scholar dan PubMed dengan kriteria inklusi, naskah
free fulltext, bahasa yang digunakan bahasa indonesia dan bahasa inggris, dan tahun
terbit 2015 sampai 2021. Hasil : Didapatkan kelima jurnal nasional dan
internasional yang menjelaskan bahwa ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif
terhadap kadar gula darah DM, ditemukan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah
karena responden mendapatkan terapi farmakologi, program diet DM dan terapi
relaksasi otot progresif. Terapi farmakologi pasien mendapatkan obat injeksi insulin
yang diresepkan dokter,diet dimonitor oleh gizi dan mengikuti terapi. Simpulan :
ada pengaruh terapi relaksasi terhadap kadar gula darah pasien DM tipe 2
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET ASAM URAT PADA LANSIA DI POSYANDU NGUDI WARAS DI DUSUN PELEMSEWU PANGGUNG HARJO SEWON BANTUL
Latar belakang: Penyakit asam urat adalah penyakit yang ditandai serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam urat di dalam darah. Salah satu pencegahan penyakit asam urat yaitu dengan melakukan diet rendah purin. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet asam urat yaitu dukungan keluarga. Prevalensi kasus asam urat yang terjadi di Amerika serikat dilaporkan terdapat 31% diderita oleh kalangan orang dewasa dan 50% diderita oleh kalangan lansia.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet asam urat pada lansia di Posyandu ngudi waras di Dusun Pelemsewu Panggung harjo Sewon Bantul.
Metodogologi: Metode Penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan correlational. Pendekatan waktu dengan menggunakan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, jumlah responden sebanyak 40 responden. Uji statistic menggunakan Kendall tau.
Hasil Penelitian: Uji statistik menggunakan Kendall tau dengan nilai koefisiensi korelasi ( ) = 0,475 dan signifikan ( ) 0,002<0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa secara statistik ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet asam urat pada lansia.
Simpulan dan Saran: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet asam urat pada lansia di Posyandu ngudi waras di Dusun Pelemsewu Panggung Harjo Sewon Bantul. Disarankan responden dapat berkerjasama dengan keluarga dan tenaga kesehatan dalam menjalankan diet asam urat untuk meminimalisir komplikasi dari asam urat, disamping itu penderita tetap menjalankan diet dengan mengkonsumsi makanan rendah purin
EFEKTIVITAS LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN STROKE
Latar belakang :Stroke merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab
disabilitas ketiga didunia. menurut American Heart Association (AHA), angka
kecacatan akibat stroke umumnya lebih tinggi daripada angka kematian, sekitar 15
juta orang terkena serangan stroke setiap tahunnya, satu pertiga meninggal dan
sisanya mengalami cacat permanen. Pada pasien stroke, sekitar 70-80% mengalami
hemiparesis dengan 20% dapat mengalami penigkatan fungsi motorik dan sekitar
50% mengalami gejala sisa berupa gangguan fungsi motorik atau kelemahan otot
pada anggota ekstremitas bila tidak mendapatkan pilihan terapi yang baik dalam
intervensi keperawatan maupun rehabilitasi pasca stroke.
Tujun : Tujuan Literature Review ini adalah untuk mengetahui efektivitas latihan
Range Of Motion (ROM) pasif terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien
stroke.
Metode: penelusuran literature review menggunakan database google scholar dan
pubmed, jurnal yang terbit pada tahun 2013-2018, naskah fulltext, dan merupakan
jurnal intervensi latihan ROM pasif terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien
stroke dengan hemiparesis.
Hasil : Berdasarkan lima jurnal yang telah direview tentang efektivitas ROM pasif
terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke membuktikan bahwa latihan
ROM pasif efektif untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke. Pemberian
latihan ROM dilakukan minimal dua kali dalam sehari dengan durasi waktu 15-35
menit dan dilakukan minimal 4 kali pengulangan setiap gerakan selama 1-4 minggu
latihan.
Simpulan : kesimpulan dari lima jurnal tersebut yaitu latihan ROM pasif yang
dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan efektif untuk meningkatkan kekuatan
otot pada pasien stroke. peneliti merekomendasikan latihan ROM sebagai altiernatif
untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke yang menjalani proses
rahabilitasi
Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe-2 : Literature Review
Latar Belakang: Pasien DM Tipe II di Indonesia mengalami peningkatan jumlah
penderita sebanyak 2% setiap tahunnya. Salah satu faktor penyebab penyakit DM
Tipe II adalah kurangnya aktivitas fisik.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas
fisik terhadap kadar gula darah pada pasien DM Tipe II.
Metode: Penelusuran literatur dilakukan melalui Google Schoolar dan PubMed.
Keywords yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah exercise dan diabetic
mellitus sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah aktivitas fisik dan kadar gula
darah .Penelusuran dilakukan sampai Juni 2021. Hasil penelusuran didapatkan 5
artikel yang sesuai dengan topik yang direview.
Hasil: berdasarkan hasil artikel yang penulis analisa didapatkan bahwa adanya
pengaruh atara kurangnya beraktivitas fisik dengan naiknya kadar gula darah pada
pasien diabetes meliitus tipe 2.
Simpulan dan Saran: Penderita diabetic millitus tipe 2 yang melakukan aktivitas
fisik seperti berjalan kaki, naik sepeda, melakukan pekerjaan sehari-hari dalam
kategori berat, sedang, maupun ringan memilik dampak terhadap kadar gula darah.
Pengaruh latihan fisik setiap individu terhadap pneurunan glukosa darah,
tergantung pada intensitas, durasi, jenis, dan frekuensi latiha
Perbedaan Pencegahan Risiko Diabetes Melitus Pada Lansia Di Pos Pembinaan Terpadu: Literature Review
Latar Belakang: Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak, protein ditandai dengan naiknya kadar glukosa dalam darah. Salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat yang baru dikembangkan Pemerintah melalui
tiga komponen utama yaitu surveilans faktor risiko, promosi kesehatan, pencegahan
melalui inovasi dan reformasi manajemen pelayanan kesehatan adalah pos pembinaan
terpadu
penyakit tidak menular.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaaan Pencegahan Risiko Diabetes Melitus
Pada Lansia Di Pos Pembinaan Terpadu.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan kata kunci berupapencegahan,
risiko, diabetes mellitus, lansia, posbindu. Pencarian jurnal menggunakandatabase Google Scholar
dan PubMed. Analisis data menggunakan seleksi literature(PRISMA) dengan kriteria inklusi naskah
full text diakses dalam rentang tahun 1 Januari 2017 –
1 Januari 2021 wilayah yang diambil
Indonesia. Setelah dilakukan penilaiankualitas kelayakan menggunakan JBICritical appraisal
Hasil: Keberhasilan pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular ditentukan
oleh keterlibatan peran aktif berbagai pihak mulai pemerintah, organisasi masyarakat, organisasi
profesi, swasta dan lain-lain.
Simpulan dan
Saran: Masyarakat yang datang mengikuti posbindu adalah para lansia
dan manula, pencegahan Diabetes Melitus dilakukan sedini mungkin, sehingga beberapa
kondisi faktor risiko penyakit tidak menular dapat dikendalikan melalui diet sehat,
aktifitas fisik cukup gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, pengelolaan stres
Hubungan kepatuhan minum obat dengan kualitas hidup pada pasien hipertensi di Puskesmas Mantrijeron
Latar belakang : Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak menular tapi menjadi pembunuh yang tersembunyi atau yang disebut dengan “silent killer”. Pasien hipertensi yang tidak melakukan terapi pengobatan dalam jangka waktu lama akan menyebabkan komplikasi, apabila kondisi tersebut tidak dapat ditangani menimbulkan ketidaknyamanan dan akan berpengaruh dengan kualitas hidup pasien hipertensi. Kondisi tersebut dapat dicegah dan ditanggulangi dengan cara terapi obat secara rutin.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum obat dengan kualitas hidup pada pasien hipertensi di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional. Responden
penelitian terdiri dari 74 pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan instrument kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Pearson’s.
Hasil : Penelitian ini menyatakan bahwa kepatuhan minum obat pada pasien
menyatakan 84% memiliki kategori kepatuhan minum obat sedang dengan tingkat kualitas hidup 64% memiliki kategori kualitas hidup tinggi. Analisis korelasi Pearson’s menunjukkan bahwa nilai r=0,257 dan p=0,027 (<0,05) mengidentifikasi bahwa hubungan yang terjadi bersifat rendah.
Simpulan dan saran : Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan minum obat terhadap kualitas hidup. Dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dengan kepatuhan minum obat
Hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan terapi insulin pada pasien diabetes melitus : literature review
Latar Belakang : Diabetes merupakan penyakit kronis serius yang terjadi karena
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau
glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang
dihasilkannya. Pengelolaan penyakit DM dikenal dengan empat pilar utama yaitu
penyuluhan atau edukasi, terapi gizi, latihan fisik atau aktivitas fisik, dan
Farmakoterapi. Salah satu indikator keberhasilan pengontrolan DM ialah pengobatan.
Untuk mencapai pengobatan yang optimal maka diperlukan kepatuhan terhadap
pengobatan, salah satunya yaitu kepatuhan terapi insulin.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan
terapi insulin pada pasien diabetes melitus.
Metode : Penelusuran literature ini dilakukan menggunakan Google Scholar, dan
PubMed. Kata kunci yang digunakan dalam bahasa Indonesia adalah “dukungan
keluarga, kepatuhan terapi insulin, diabetes mellitus” sedangkan kata kunci dalam
bahasa inggris adalah “Family Support, Insulin Therapy Adherence, Diabetes
Mellitus”. Penelusuran dilakukan dari 01 Januari 2012 sampai 31 Desember 2022.
Hasil : Didapatkan 8 jurnal, 7 jurnal nasional dan 1 jurnal internasional yang
menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan
terapi insulin pada pasien DM.
Simpulan : Dukungan keluarga mempunyai peran penting terhadap pasien untuk
meningkatkan kepatuhan terapi insulin, selain itu untuk mengontrol dampak fisik
sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut