17 research outputs found
PEMBINAAN KEPRIBADIAN ISLAMI DAN SOLIDARITAS SOSIAL REMAJA
AbstrakEra informasi dan globalisasi membawa perubahan hidup manusia, baik perubahan positif maupun negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah terjadinya dekandensi moral di kalangan remaja. Saat ini kenakalan remaja terus terjadi dari waktu-ke waktu. Dibutuhkan upaya sistemik untuk menekan perilaku menyimpang di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan mengungkap pembinaan keagamaan dan solidaritas sosial remaja dari suatu wilayah di kabupaten Semarang yang pada masyarakatnya peduli terhadap kehidupan remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat dan remaja sebagai informan. Analisis konten digunakan sebagai teknik analisis data menggunakan teori psikologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembinaan kepribadian islami remaja dilakukan melalui kegiatan keagamaan yaitu: kegiatan Taman Pendidikan Al Qur an (TPA), pengajian rutin malam Jum’at, kegiatan mujahadah, Yasinan. Melalaui kegiatan ini remaja menunjukkan perilaku yang lebih islami dibanding perilaku remaja era sebelumnya (2) Solidaritas sosial remaja dikembangkan melalui kegiatan sosial kemasyarakatan, kerja bakti, anjang sana kegiatan pengajian, karangtaruna, santunan anak yatim dan kaum dhuafa (3) Faktor pendukung keberhasilan pembinaan kepribadian islami adalah adanya kerja antara perangkat desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat, dukungan dari keluarga, sarana prasarana yang mewadai. AbstractThe era of information and globalization brings changes in human life, both positive and negative changes. One of the negative impacts is the occurrence of moral decadence among adolescents. Currently juvenile delinquency continues to occur from time to time. Systemic efforts are needed to suppress deviant behavior among adolescents. This study aims to reveal the religious development and social solidarity of adolescents from an area in Semarang district which in the community cares about the lives of adolescents. This study uses a phenomenological qualitative approach involving religious leaders, community leaders and youth as informants. Content analysis is used as a data analysis technique using psychological theory. The results showed that (1) the development of the Islamic personality of adolescents was carried out through religious activities, namely: Al-Qur'an Education Park (TPA) activities, regular Friday night recitations, mujahadah activities, Yasinan. Through this activity, teenagers show more Islamic behavior than the behavior of teenagers in previous eras (2) Youth social solidarity is developed through social activities, community service, recitation activities, youth organizations, compensation for orphans and poor people (3) Supporting factors for the success of personality development Islam is the existence of work between village officials, religious leaders and community leaders, support from the family, infrastructure facilities that are in charge
Pembentukan Self Control dalam Perspektif Nilai Multikultural
Self-control is a form of mental condition that affects the formation of a positive and productive behavior and determines the harmonious relationship to others. Recent deviant behavior, delinquency, promiscuity and the failure of a person’s life is strongly influenced by low self-control. The formation of self-control, at once, is influenced by cultural values that implied in parenting styles and learning outcomes of the behavior of those around him or her.Self-control is manifested in the form of empathy, tolerance and discipline that all motivated by the cultural establishment. Every culture has certain values considered valuable or valued. Javanese culture that values harmony with the environment, more appreciative to the collectivity than the personal self-interest, will form a better self-control. Similarly, the Javanese self-image as a cool, sincere in acceptance, patient and courteous person would lead one to try to control him or herself.Meanwhile, the Batak and Madurese society living in mountainous and rural areas with severe natural conditions requires a high spirit in order to conquer nature. Only tough, persistent and daring aggressive people can survive and succeed in life. Behaviors that are too impatient, calm and shy viewed as a personality in the weak tender, which cannot be used to subdue the ferocity of nature. This cultural background is the initial of why Batak and Madura people raise as more spontaneous, expressive, courageous and aggressive tended
Psikologi belajar
Psikologi Belajar merupakan salah satu cabang psikologi yang penting perannya dalam dunia pendidikan, karena itu tulisan dalam buku ini sengaja dirancang khusus agar relevan diterapkan khususnya dalam pembelajaran. Buku ini diawali dengan konsep umum tentang psikologi yang memudahkan pembaca, baik guru maupun calon mengenal apa itu psikologi belajar, apa ruang lingkupnya, metode apa yang digunakan serta apa manfaat mempelajari psikologi belajar. Bagian kedua dipaparkan konsep teoristis belajar agar para pendidik mengenal lebih dekat pentingnya aktivitas belajar dalam kehidupan sehari-hari, mengenal faktor yang mempengaruhi belajar sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar anak dari berbagai sudut. Lebih detail lagi diuraikan berbagai teori-teori tentang belajar sebagai landasan guru/calon guru dalam mengelola perilaku siswa. Kupasan tentang teori belajar tidak hanya dipaparkan secara teoritis melainkan disertai aplikasinya dalam pendidikan. Dari sini guru/calon guru akan mendapatkan banyak alternatif pendekatan dalam pengembangkan proses pembelajaran di kelas, mengubah perilaku buruk dan mengembangkan perilaku positif. Bagian keempat dan kelima tentang aspek psikologis yang terlibat dalam belajar dan diagnosis kesulitan akan sangat membantu guru memahami berbagai aspek psikologis yang dapat menghambat belajar sekaligus yang dapat dioptimalkan untuk meraih tujuan pembelajaran. Pembaca juga dibekali berbagai langkah mendiagnosis kesulitan belajar siswa serta strategi pemecahan yang tepat. Buku ini sangat relevan diterapkan dalam pembajaran modern karena pada bagian akhir disajikan strategi pembelajaran berbasis otak yang saat ini sedang tren, dan itu akan membantu guru/calon guru mengemas pembelajaran menjadi lebih fun, interaktif, dan bermakna bagi siswa. Seluruh materi yang dituangkan dalam buku ini tidak hanya menguraikan pandangan klasik teoritis, melainkan dikemas dengan pendekatan praktis, langsung dihubungkan dengan proses pembelajaran di kelas. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak sekedar memahami teori tetapi memiliki wacana bagaimana mengaplikasikannya dalam pembelajaran, dalam berinteraksi dengan peserta didik