4 research outputs found

    Akuntabilitas pengembang dalam pemeliharaan lingkungan perumahan berdampak pada nilai properti di Surabaya

    No full text
    Perumahan yang memiliki pemeliharaan yang baik akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya dan mempunyai nilai pasar yang tinggi dibandingkan dengan perumahan yang pemeliharaannya tidak baik. Dari sini dapat dilihat bahwa diperlukan adanya akuntabilitas pengembang sebagai manajemen properti bagi kawasan perumahannya. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti ?Apakah akuntabilitas pengembang dalam hal pemeliharaan lingkungan perumahan berdampak pada nilai property di Surabaya. Teori yang digunakan melakukan usaha-usaha pengelolaan kawasan perumahannya, pengembang tersebut memiliki tanggung jawab yang mengikatnya. Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode eksplanasi. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan metode Chi-Square. Dari hasil analisis data menunjukkan bila secara umum pengembang-pengembang di Surabaya Barat dan Surabaya Timur memperhatikan pemeliharaan lingkungan dengan baik. Meskipun begitu, akuntabilitas pengembang dalam hal pemeliharaan lingkungan tidak mempunyai dampak terhadap nilai properti. Saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah dari hasil penelitian menunjukkan bila akuntabilitas pengembang dalam hal pemeliharaan lingkungan tidak mempunyai dampak terhadap nilai properti, meskipun begitu, hendaknya pihak pengembangpengembang di Surabaya Barat dan Surabaya Timur tetap memperhatikan pemeliharaan lingkungan hal ini untuk kenyamanan dari konsumen

    PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS

    No full text
    Face recognition is one of many important researches, and today, many applications have implemented it. Through development of techniques like Principal Components Analysis (PCA), computers can now outperform human in many face recognition tasks, particularly those in which large database of faces must be searched. Principal Components Analysis was used to reduce facial image dimension into fewer variables, which are easier to observe and handle. Those variables then fed into artificial neural networks using backpropagation method to recognise the given facial image. The test results show that PCA can provide high face recognition accuracy. For the training faces, a correct identification of 100% could be obtained. From some of network combinations that have been tested, a best average correct identification of 91,11% could be obtained for the test faces while the worst average result is 46,67 % correct identification Abstract in Bahasa Indonesia : Pengenalan wajah manusia merupakan salah satu bidang penelitian yang penting, dan dewasa ini banyak aplikasi yang dapat menerapkannya. Melalui pengembangan suatu teknik seperti Principal Components Analysis (PCA), komputer sekarang dapat melebihi kemampuan otak manusia dalam berbagai tugas pengenalan wajah, terutama tugas-tugas yang membutuhkan pencarian pada database wajah yang besar. Principal Components Analysis digunakan untuk mereduksi dimensi gambar wajah sehingga menghasilkan variabel yang lebih sedikit yang lebih mudah untuk diobsevasi dan ditangani. Hasil yang diperoleh kemudian akan dimasukkan ke suatu jaringan saraf tiruan dengan metode Backpropagation untuk mengenali gambar wajah yang telah diinputkan ke dalam sistem. Hasil pengujian sistem menunjukkan bahwa penggunaan PCA untuk pengenalan wajah dapat memberikan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Untuk gambar wajah yang diikutsertakankan dalam latihan, dapat diperoleh 100% identifikasi yang benar. Dari beberapa kombinasi jaringan yang diujikan dapat diperoleh rata-rata terbaik 91,11% identifikasi yang benar sedangkan hasil rata-rata terburuk adalah 46,67% identifikasi yang benar. Kata kunci: Pengenalan Wajah, Principal Components Analysis, Jaringan Saraf Tiruan, Metode Backpropagation
    corecore