10 research outputs found

    Pengaruh Preklorinasi Terhadap Proses Start Up Pengolahan Limbah Cair Tapioka Sistem Anaerobic Baffled Reactor

    Get PDF
    Tingginya kandungan sianida dalam limbah cair tapioka ditengarai dapatmenjadi inhibitor bagi proses pengolahan biologi. Keberadaan sianida dapatmengakibatkan lebih lamanya waktu start up diperlukan untuk memperolehkultur bakteri dalam reaktor anaerob yang dapat bekerja stabil menurunkankadar polutan dan memperlambat proses dekomposisi senyawa organik. Kajianmengenai pengaruh preklorinasi fresh feed terhadap proses start up operasiAnaerobic Baffled Reactor 2 baffle perlu dilakukan. Penelitian ini terbagimenjadi 3 tahapan utama yaitu inokulasi benih lumpur, preklorinasi fresh feeddan operasi start up secara batch sampai tercapai kadar COD efluen yangstabil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah cair tapioka dengan CODinfluen 8000 mg/L dan pH 4,84 memerlukan 9 hari start up dengan COD efluen954 mg/L. Peningkatan pH influen menjadi 8 mampu menghasilkan kadar CODefluen 347 mg/L dalam 6 hari start up. Preklorinasi terhadap fresh feed denganpenambahan kalsium hipoklorit berdasar perbandingan rasio mol klor dansianida sebesar 1:1 dapat mengurangi waktu start up hingga hanya menjadi 5hari dan menurunnya COD efluen hingga mencapai kadar 230 mg/L

    PERPINDAHAN MASSA GAS –CAIR DALAM PROSES FERMENTASI ASAM SITRAT DENGAN BIOREAKTOR BERGELEMBUNG

    Get PDF
    Proses fermentasi asam sitrat dapat dilangsungkan dalam fase cair. Proses fermentasi ini berlangsung secara aerob, sehingga keberadaan oksigen dalam fase cair sangat menentukan keberhasilan proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses perpindahan massa gas-cair dalam proses fermentasi asam sitrat, dengan variabel yang dipelajari adalah konsentrasi jamur dan laju alir udara. Penelitian dilakukan pada suhu kamar 30 o dan tekanan 1 atm. Laju volumetrik udara divariasi pada rentang 27.4 – 58.07 cc/detik, dan konsentrasi jamur Aspergillus niger 10 x 106 dan 20 x 106 spora. Pegukuran perpindahan massa dengan metode dinamik, yaitu dengan mengukur konsentrasi oksigen terlarut dengan DO meter setiap detik  secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan konsentrasi awal kapang akan mengakibatkan penurunan koefisien transfer massa. Peningkatan laju alir udara  akan meningkatkan koefisien transfer massa. Hubungan konstanta perpindahan massa terhadap laju alir volumetrik  udara pada fermentasi asam sitrat  diperoleh persamaa  kLa = 8.0031.Vg0.698. Pada penelitian yang dilakukan Shah et al., 1982 diperoleh hubungan :  kLa = 0.467.Vg0.82. Kata kunci: bioreaktor bergelembung, proses perpindahan massa, konsentrasi jamur, laju alir dan konstanta perpindahan mass

    KECEPATAN TUMBUH KRISTAL ASAM SITRAT MONO HIDRAT DALAM KOLOM FLUIDASI DAN KAITANNYA DENGAN IMPURITAS KRISTAL

    No full text
    Operasi kristalisasi adalah salah satu bentuk operasi yang bertujuan untuk pemurnian dengan pengaturan kondisi oprasi yang baik selain akan didapatkan kualitas produk kristal dengan kemurnian tinggi juga dapat dioptimasikan kecepatan produksinya. Dalam prkateknya untuk mendapatkan produk kristal dengan kandungan impuritas yang tinggi diperlukan dua kali tahapan kristalisasi. hal ini sangat tidak efisien. Penelitian ini ditujukan un tuk mendapatkan informasi sampai seberapa jauh pengaruh derajat supersaturasi larutan induk terhadap kecepatan tumbuh kristal asam sitrat monohidrat, dan korelasi antara kecepatan tumbuh kristal dengan konsentrasi impuritas besi-Fe yang teinklusi didalam kristal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kristaliser fluidisasi dan metoda menumbuhkan seed kristal yang berukuran rata-rata 1,53 mm untuk berbagai macam derajat supersaturasi lautan dan konsentrasi impuritas Fe dalam larutan induk 100 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan tumbuh kristal asam sitrat mono hidrat berbanding lurus dengan derajat supersaturasi larutan menurut persamaan : RG = 3,144 AC + 0,0164 dan konsentrasi impuritas yang terkokristalisasi berbanding lurus dengan kecepatan tumbuh Kristal sesuai dengan persamaan : Cmp = 42,336 RG + 9,2285 Kata kunci : asam sitrat; impuritas kristal; kristalisas

    Penentuan Konstanta Pengeringan Dalam Sistem Pengeringan Lapis Tipis (Thin Layer Drying)

    Get PDF
    Drying process was mainly influenced by the drying air condition, internal properties of solid and the drying system. The drying kinetic was controlled by a drying constant (K) with respect to thin layer drying model dependent on drying air flow-rate, moisture diffusivity, drying air conditions, the structure of solid micro porous, and solid moisture content and thickness. Coefficients of the drying constant were determined by fitting an empirical model on a set of experimental data of the thin layer drying. The empirical drying constants for potato was expressed as function of solid moisture content (X) and drying air temperature (T) investigated in the temperature and the moisture content ranges of 40 – 60 oC, and 0,001 – 0,45 kg water/kg dry solid, respectively as described as follows: K=0.00458 exp(-0.2474X) exp(-7401.9/RT). The Levenberg-Marquardt algorithm was implemented for the model fitting to determine the model coefficients. The drying kinetic including the drying constant can be used to predict the drying dynamic precisely in the thin layer drying system

    PENGARUH KONSENTRASI KAPANG DAN LAJU ALIR VOLUMETRIK UDARA TERHADAP PROSES FERMENTASI ASAM SITRAT DARI LIMBAH PADAT BUAH NANAS

    No full text
    Buah nanas mengandung karbohidrat kira-kira 13% yang terdiri dari; glukosa 1-3,2%, fruktosa 0,6-2,3% dan sukrosa 5,9-12%. Buah nanas dan limbah berpotensi sebagai bahan baku dalam pembuatan asam sitrat dengan proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrai jamur dan laju alir udara terhadap proses fermentasi asam sitrat. Proses pembuatan asam sitrat yang meliputi tahapan persiapan alat, persiapan kultur Aspergillus niger, persiapan media, proses fermentasi dan analisa hasil. Produk dianalisa konsentrasi asam sitrat, asam oksalat, asam malat dan asam suksinat dengan HPLC. Variabel tetap pada penelitian ini adalah tekanan, temperatur, konsentrasi jus kulit buah nana, pH awal 4, dan nutrien N, P dan K. Variabel berubah yang dipelajari adalah laju alir udara (skala 2, skala 4, skala 6) dan konsentrasi kapang/spora Asergillus niger (1 x 107 spora,  2 x 107 spora). Hasil penelitian menunjukkan. bahwa laju alir udara akan meningkatkan produktifitas asam sitrat maupun asam oksalat dan asam malat dan konsentrasi spora juga akan meningkatkan produktifitas asam sitrat. Untuk laju alir udara volumetrik disarankan pada skala 42,4 cc/detik. Kata kunci :konsentrasi kapang Aspergillus niger, konsentasi asam sitrat,  konsentrasi asam oksalat dan malat, laju aerasi.

    Potensi Air Dadih (Whey) Tahu Sebagai Nutrien Dalam Kultivasi Chlorella SP. Untuk Bahan Baku Pembuatan Biodisel

    Full text link
    An increase of population growth and energy demand has lead to a foster fuel consumption, therefore an alternative fuel is necessarily needed for a solution to solve the problem. Currently, one of the most popular solution offered is biodiesel. The development of biodiesel as renewable energy is done by using microalgae such as Chlorella sp. with 28-32% lipid content as its raw material. The objective of this research is to find out the effect of various concentration, biomass based on growth time, and lipid content based on growth time result by comparing it to the addition of synthetic nutrients and whey (5%, 10%, 15%, 20%, and 25% Total Volume). The optimal growth on cultivation of Chlorella sp. with the addition of synthetic nutrients occurs in day 9 with 0,487 Optical Density (OD), 2,0818 grams/litre of dry biomass, and 0,493 grams/liter of lipid. While for Chlorella sp. cultivation with the addition of tofu waste water (whey) has its optimum condition for Optical Dansity occurs in day 9 of 20%V whey addition which is 0,486. Also observed in day 9, the optimum condition for dry biomass and lipid of 25%V whey addition is 4,2125 grams/litre and 1,081 grams/litre. Chlorella sp. cultivation using 25%V whey addition produced better result comparing to cultivation by using synthetic nutrient.The maximum COD reduction occurs in 15%V whey addition with 77,01% reduction efficiency, while on the other hand, with the addition of whey in its optimum variable (25%V) resulting a decrease of efficiency by 64,28%. Based on tofu industrial center located in Jomblang, with 7 quintals per day of soybean as raw material, it can produce lipid for biodiesel feedstock amounted up to 0,188 kg per day

    Pengolahan Efluen Pond Fakultatif Anaerobik Ipal Industri Kelapa Sawit Secara Fakultatif Anaerobik-fitoremediasi Sebagai Pre-treatment Media Tumbuh Algae

    Full text link
    Peningkatan permintaan pasar terhadap Crude Palm Oil (CPO) mendorong tumbuhnya industri minyak kelapa sawit. Saat ini diperkirakan jumlah limbah cair industri kelapa sawit yang dihasilkan mencapai 28,7 juta ton. Limbah ini merupakan sumber pencemaran, akan tetapi berpeluang untuk digunakan sebagai sumber nutrien bagi pertumbuhan alga. Pengolahan limbah cair minyak kelapa sawit menggunakan pond fakultatif anaerobik hanya mampu menurunkan kadar COD hingga 500-750 ppm, sementara alga mensyaratkan kualitas air yang baik dengan kandungan COD kurang dari 150 ppm. Untuk itu perlu dikembangkan metode pengolahan air limbah lanjutan dengan metode fakultatif anaerobik-fitoremediasi Tanaman Apu-apu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penurunan COD, Nitrogen dan Phospor pada beragam waktu tinggal dan mengetahui pengaruh rasio volume lumpur anaerob terhadap penurunan COD, Nitrogen, dan Phospor. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan bahan berupa efluen pond fakultatif anaerobic Limbah industri kelapa sawit, tahap pemrosesan, dan tahap analisis. Rancangan percobaan yaitu variasi waktu tinggal 2, 3, 4, 5, dan 6 hari dan prosentase volum lumpur anaerob dalam reaktor sebesar 35%, 50%, dan 65%. Metode fakultatif anaerobik-fitoremediasi ini mampu menurunkan kandungan COD sebesar 39.1%-59.66%, menyerap kandungan Nitrogen sebesar 17.73%-30.78%, dan menyerap kandungan Phospor 6.14%-18.46%. Apu-apu sebagai tanaman fitoremediasi memberikan hasil yangkurang maksimal karena terjadi Perusakan akar oleh organisme aerob dalam air limbah
    corecore