3 research outputs found

    Fasilitasi Pelaporan Kd-rs dan W2 Dbd untuk Meningkatkan Pelaporan Surveilans Dbd

    Full text link
    Masalah penelitian adalah bagaimana fasilitasi pelaporan KD-RS dan W2 DBD untuk meningkatkan ketepatan waktu dan kelengkapan pelaporan surveilans DBD. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fasilitasi pelaporan KD-RS dan W2 DBD untuk meningkatkan ketepatan waktu dan kelengkapan pelaporan surveilans DBD. Metode penelitian adalah pra-eksperimen dengan pendekatan rancangan One Group Pretest-Postest. Populasi penelitian ini adalah 8 RS di wilayah kerja Kota Pekalongan. Subyek penelitiannya petugas surveilans di 8 RS (8 orang), Kabid. P2P-PL (1 orang) dan Staf P2P (2 orang) di DKK Pekalongan, menggunakan total sampling. Instrumen penelitian kuesioner, check list observasi, dan check list dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan uji Wilcoxon (α= 0,05). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna persentase ketepatan waktu pelaporan KD-RS pra dan pasca penerapan fasilitasi pelaporan KD-RS dan W2 DBD dengan p value 0,063. Ada perbedaan yang bermakna persentase kelengkapan pelaporan KD-RS (p= 0,046), ketepatan waktu W2 (p= 0,010), dan kelengkapan pelaporan W2 (p= 0,015) pra dan pasca penerapan fasilitasi pelaporan KD-RS dan W2 DBD. Simpulan penelitian adalah perbedaan kelengkapan pelaporan KD-RS, ketepatan waktu W2, dan kelengkapan pelaporan pra dan pasca penerapan fasilitasi pelaporan KD-RS dan W2 DBD. Research problem was how to facilitate reporting of KD-RS and W2 DBD can improve the timeliness and completeness of dengue surveillance reporting. Research purpose was to determine the KD-RS facilitating reporting and W2 DBD to improve the timeliness and completeness of dengue surveillance reporting. Research method was a pre-experimental design by one group pretest-posttest. Population was 8 hospitals in Pekalongan region. Research subjects were 8 hospital surveillance officers (8 people), head of P2P-PL (1 people) and P2P staff (2 people) in DKK Pekalongan, using total sampling. The instruments were questionnaire, observation checklist, and documentation check list. Data analysis by Wilcoxon test (α=0.05). The results showed no significant difference in the percentage reporting timeliness KD-RS facilitating between pre and post implementation reporting KD-RS and W2 DBD (p value= 0.063). There was significant difference percentage reporting completeness KD-RS (p=0.046), timeliness W2 (p=0.010), and completeness of reporting W2 (p=0.015) before and after application of KD-RS facilitating reporting and W2 DBD. Conclusion, there were difference percentage of completeness KD-RS reporting, W2 timeliness, and reporting completeness between pre and post implementation reporting facilitation KD-RS and W2 DBD

    Penerapan School Based Vector Control (SBVC) untuk Pencegahan dan Pengendalian Vektor Penyakit di Sekolah

    Get PDF
    Upaya mewujudkan sekolah sehat bebas vektor perlu ditingkatkan, karena semakin banyaknya penyakit menular akibat vektor seperti scabies, dermatitis, Diare, thypoid, serta DBD pada siswa. Langkah yang bisa diambil untuk membangun Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam mencegah dan mengendalikan perkembangbiakan vektor penyakit salah satunya dengan menerapkan School Based Vector Control (SBVC) di sekolah. Penerapan SBVC ini menekankan pada kesadaran dan kepedulian siswa dalam pengendalian dan penciptaan lingkungan sehat. Tujuan penelitian adalah terbentuknya model SBVC dan mendapatkan gambaran efektifitas model SBVC sebagai upaya peningkatan PHBS dan penciptaan lingkungan sehat pada siswa. Penelitian di lakukan di SMP Islam Sultan Agung 4, Semarang. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMP Islam Sultan Agung 4 Semarang. Sampel adalah siswa yang mempunyai permasalahan kesehatan dan kebiasaan tidak sehat sebanyak 30 siswa. Jenis penelitian adalah Kuasi Eksperimen dengan rancangan Non Randomized One Group Pretest- Posttest Design. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pengisian kuesioner. Instrument penelitian, checklist observasi, dan kuesioner. Analisis data univariat dan bivariat dengan uji statistik Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan indikator kebersihan perorangan, kebersihan di dalam kelas, kebersihan di jamban dan tempat wudhu, dan kebersihan di halaman sekolah antara sebelum dan setelah diterapkan SBVC meningkat secara signifikan (p<0,05). Sehingga perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa dalam mencegah dan mengendalikan vektor di sekolah meningkat signifikan (p=0,00)

    Substitution Program in Indonesia and Australia as Health Promotion Model at Schools

    Full text link
    Obesity has been increasing as much as twice on age 6-12 years. The increase is happening both in Indonesia and Australia. The objective of this research is to construct a program model in Australia that can be substituted to be a health promotion model at School in effort to suppress child obesity. Research was conducted in 2014 with qualitative approach. Instruments used are as follow 1) Secondary data filling form 2) In depth interview guidence instrument 3) FGD (Focus Group Discussion) and BST (Brain Storming Technique). The informations were obtained by purposive and snowball technique. Data analysis by Miles and Huberman model. Substitution model is based on consideration that applied model has potential to be developed and other models whether internal or external ones in Indonesia. The model will be substituted by considering school condition and situation. School Health Unit (SKU) is a potential platform to promote health by these activities 1) Formal health education as taken place curricullum 2) Informal health education in forms of (1) health education information (2) Self health behaviour monitoring and control (3) Health promotion by doing healthy life (4) distribution of health education booklet to teachers and parents
    corecore