3 research outputs found

    KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG PAKAN (Zea mays L.)

    Get PDF
    Saat ini, masih terdapat beberapa kendala yang menghambat produksi maksimum jagung. Penggunaan varietas unggul adalah salah satu upaya untuk peningkatan produksi. Karakterisasi merupakan salah satu tahapan penting dalam pembentukan varietas unggul yang bertujuan untuk mengetahui karakter-karakter penting yang bernilai ekonomis dan sebagai penciri dari varietas yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejumlah galur jagung hasil dari proses seleksi yang akan digunakan sebagai tetua dalam pembuatan varietas hibrida. Pelaksanaan penelitian di Kebun Percobaan Jatikerto, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Nopember 2013 sampai Pebruari 2014. Penelitian dilakukan dengan RAK sederhana sebanyak 3 ulangan dengan cara menanam 4 galur jagung yang disusun dengan pola persilangan. Penanaman dua baris Seri A (tetua jantan) diselang satu baris dengan G6, G3-34 dan G 10 (tetua betina). Data pengamatan terdiri dari karakter kuantitatif dan kualitatif yang mana masing-masing karakter dibedakan menjadi dua yaitu komponen morfologi tanaman (Seri A, G6, G3-34 dan G10) dan komponen hasil (G 6, G3-34 dan G 10). Hasil penelitian dari 4 galur jagung yang diuji, secara umum karakter morfologi dan karakter komponen hasil telah menunjukkan karakteristik yang khas. Bahkan pada beberapa galur telah menunjukkan karakter umur berbunga betina, tinggi tanaman, tinggi tongkol, letak tongkol, panjang tangkai, panjang kelobot, tip filling, diameter tongkol, jumlah baris tongkol-1 dan bobot 100 butir yang menunjukkan potensi untuk dipilih sebagai galur tetua pembuatan varietas hibrida. Kata kunci : jagung, Zea mays L., karakterisasi, karaker kualitatif dan kuantitati

    Karakterisasi Beberapa Galur Inbrida Jagung Pakan (Zea Mays L.).

    Get PDF
    Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Jagung dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah, juga bagi beberapa daerah di Indonesia. Selain itu, pemanfaatan jagung tidak hanya terbatas sebagai sumber pangan utama saja tapi sejak awal tahun 1970-an, jagung mulai dimanfaatkan sebagai bahan pakan sumber energi untuk pakan unggas sehingga hal ini menyebabkan permintaan akan jagung semakin meningkat (Tangendjaja dan Wina, 2011). Berdasarkan Angka Ramalan I (ARAM I), produksi jagung pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 18,84 juta ton pipilan kering atau turun sebesar 2,83 persen dibanding tahun 2012 (BPS, 2013). Berdasarkan informasi tersebut, maka peningkatan produktivitas jagung pakan/jagung kuning (yellow corn) sangat perlu dilakukan, mengingat masih terdapat beberapa kendala yang masih menghambat produktivitas tanaman jagung baik dari pengaruh lingkungan maupun secara genetik. Upaya peningkatan produktivitas yang dapat dilakukan yaitu melalui salah satu program pemuliaan tanaman dengan cara pelaksanaan karakterisasi pada beberapa galur jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejumlah galur jagung hasil dari proses seleksi yang akan digunakan sebagai tetua dalam pembuatan varietas hibrida. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Jatikerto, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Keadaan geografis lahan percobaan berada pada ketinggian 303 m dpl dengan suhu udara berkisar antara 25-30oC dengan RH berkisar antara 70-90% dan jenis tanah alfisol. Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu 4 galur jagung meliputi: Seri A (tetua jantan), G 6, G3-34, G 10 (tetua betina), pupuk NPK, ZA dan pupuk kandang, insektida dan fungisida. Alat-alat yang digunakan meliputi: cangkul, gembor, tugal, meteran, jangka sorong, kamera dan alat lainnya yang mendukung penelitian ini. Penelitian ini menggunakan RAK sederhana (Rancangan Acak Kelompok) dengan 3 ulangan. Penanaman dilakukan dengan aplikasi jarak tanam 75 cm x 35 cm yang ditanam sebanyak 2 biji/lubang. Seri A terdapat sebanyak 78 nomor baris, G 6 sebanyak 12 nomor baris, G3-34 sebanyak 12 nomor baris, dan G 10 sebanyak 15 nomor baris. Penanaman dua nomor baris Seri A (tetua jantan), selanjutnya diselang dengan penanaman satu nomor baris G 6, G3-34 dan G 10 (tetua betina). Pengamatan dibedakan atas dua karakter kuantitatif dan karakter kualitatif. Masing-masing karakter dibedakan menjadi dua komponen yaitu karakter komponen morfologi tanaman dan karakter komponen hasil. Data dianalisis menggunakan Uji F untuk mengetahui keragaan ragam galat genotip. Bila terdapat perbedan diantara galur yang diuji berdasarkan Uji F pada taraf nyata 5%, maka dilanjutkan dengan uji perbedaan nilai tengah menggunakan Uji Duncan pada taraf nyata 5%. Berdasarkan uji F 5%, menunjukkan adanya perbedaan antara Seri A, G 6, G3-34 dan G 10 untuk karakter morfologi tanaman (tinggi tanaman, tinggi tongkol, panjang tangkai dan 50% umur berbunga betina). Demikian pula dalam karakter kuantitatif komponen hasil (panjang kelobot, panjang tongkol isi, tip filling, pengisian biji, diameter tongkol, jumlah baris biji dan bobot biji tongkol-1) juga menunjukkan perbedaan sedangkan pada karakter bobot 100 butir tidak menunjukkan perbedaan antar galur yang diuji. Karakter kualitatif untuk galur Seri A, G 6, G3-34 dan G 10 menunjukkan karakteristik yang sama dalam karakter bentuk daun pertama (runcing ke bulat), letak tongkol (daun ke-6) dan warna silk (putih) pada Seri A, G3-34 dan G 10 sedangkan G 6 menunjukkan silk warna putih. Demikian pula untuk karakter warna biji juga menunjukkan karakteristik warna biji yang sama yaitu strong orange pada masing-masing populasi galur yang diamati. Hasil penelitian dari 4 galur jagung yang diuji, secara umum karakter morfologi dan karakter komponen hasil telah menunjukkan karakteristik yang khas. Bahkan pada beberapa galur telah menunjukkan karakter umur berbunga betina, tinggi tanaman, tinggi tongkol, letak tongkol, panjang tangkai, panjang kelobot, tip filling, diameter tongkol, jumlah baris tongkol-1 dan bobot 100 butir yang menunjukkan potensi untuk dipilih sebagai galur tetua pembuatan varietas hibrida
    corecore