3 research outputs found

    Surviving During the Pandemic: Lessons Learned from Bandung Indie Music Scene in the Covid-19 Pandemic

    Get PDF
    This research intends to study how creative industry players, especially the independent music industry in Bandung responded to the first wave of the Covid-19 pandemic. The creative industry’s business pattern, which relies a lot on various face-to-face events, was forced to stop as a result of many restrictions on mobility to suppress the spread of Covid-19. By implementing a qualitative approach, this study conducted in-depth interviews with 8 experienced actors in the music industry in Bandung. This study found that (1) music industry players were hit hard at the beginning of the pandemic; (2) music industry players have many abilities that are very useful in difficult times such as pandemic times; and (3) music industry players initiated other creative businesses. This study also concludes that music industry players were classified as a vulnerable group during the pandemic. However, by capitalizing on the network within their communities, they were able to produce breakthroughs to survive and continue their activities in the creative industry. Keywords: creative industries, music, Covid-19, polic

    Studi Fenomenologi Tindakan Rasialisme Terhadap Mahasiswa Papua di Kota Yogyakarta

    Get PDF
    Penelitian ini bermaksud untuk mendalami bagaimana mahasiswa Papua di Yogyakarta memaknai pengalaman tindakan rasialisme yang mereka alami. Makna adalah suatu nilai yang timbul dari suatu peristiwa atau kejadian yang bisa memengaruhi perilaku atau perasaan dari individu yang pernah mengalaminya. Tindakan rasialisme yang dialami oleh mahasiswa Papua di Kota Yogyakarta telah mengubah cara mereka dalam berperilaku yang mana mereka harus membiasakan diri ketika mendapat perlakuan berbeda hanya karena bentuk ras yang berbeda dari kebanyakan orang yang ada dan juga harus terus beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang terkadang menolak keberadaan mereka. Rendahnya pengetahuan tentang kebijakan yang melarang perbuatan diskriminasi rasialisme juga menjadikan mereka tidak bisa berbuat banyak ketika mereka mengalami perbuatan rasialisme. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan fenomenologi. Pendekatan kualitatif diterapkan agar jawaban dan pengalaman dari partisipan dapat dijadikan pusat eksplorasi dengan cara mendeskripsikan hasil dari temuan ke dalam bentuk penelitian. Penjelasan atau deskripsi secara struktural tentang pengalaman mahasiswa Papua yang tinggal di Kota Yogyakarta terkait dengan permasalahan tindakan rasialisme yang pernah mereka alami menjadi suatu kondisi yang mereka harus alami. Hal ini yang menyebabkan mereka merasa tidak percaya diri karena takut mengalami penolakan oleh masyarakat sekitar. Adanya kebijakan mengenai penghapusan diskriminasi juga tidak membuat banyak perubahan yang cukup signifikan, terbukti masih ada saja tindakan rasialisme yang mereka alami

    MODAL SOSIAL, INOVASI, DAN SKENA MUSIK: STUDI KUALITATIF KOMUNITAS MUSIK INDIE BANDUNG 1994-2004

    No full text
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendalami bagaimana modal sosial pada komunitas musik indie di Kota Bandung memengaruhi ekosistem musik pada era 1994-2004 yang melahirkan berbagai inovasi pada industri kreatif. Dengan menerapkan pendekatan kualitatif sejak Maret hingga November 2020, penelitian ini melibatkan 16 informan dengan berbagai latar belakang peran pada industri musik. Penelitian ini fokus pada (1) aktivitas bersama yang dilakukan oleh komunitas, (2) relasi, nilai dan norma pada komunitas, (3) pengaruh modal sosial pada proses difusi, produksi dan distribusi musik, dan (4) peran modal sosial dalam inovasi musik indie. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa modal sosial berpengaruh secara signifikan dalam perkembangan komunitas musik indie Bandung. Dengan modal sosial yang ada, komunitas musik indie saat itu secara kolektif mengenal dan mengaplikasikan konsep do-it-yourself, terutama dalam bermusik. Kondisi tersebut pada akhirnya menjadi awal terciptanya beberapa inovasi yang membuat musik indie sebagai warna baru yang diperhitungkan dan hingga kini menjadi salah satu kekuatan besar di industri musik. Penelitian ini juga menemukan bahwa dimensi struktural pada modal sosial yang mencakup bonding, bridging, linking connections berperan dalam menopang eksistensi musik indie Bandung. Kata kunci: modal sosial, inovasi, komunitas, musik, BandungABSTRACT This study aims to explore how social capital in the indie music communities in Bandung City influenced the music ecosystem in the 1994-2004 era which created various innovations in the creative industry. By applying a qualitative approach from March to November 2020, this study involved 16 informants with various backgrounds in music industry. This study focuses on (1) joint activities carried out by the community, (2) relationships, values and norms in the community, (3) the influence of social capital on the diffusion process, production and distribution of music, and (4) the role of social capital in indie music innovation. The result of this study illustrates that social capital has a significant effect on the development of the Bandung indie music community. With the existing social capital, the indie music community at that time collectively recognized and applied the do-it-yourself concept, especially in music. This condition eventually led to the creation of several innovations that transformed indie music and now become one of the great forces in the music industry. This study also found that the structural dimensions of social capital which include bonding, bridging, linking connections play a role in sustaining the existence of Bandung indie music.Keywords: social capital, innovation, community, music, Bandun
    corecore