5 research outputs found

    THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASIC LOGIC GATE USING AN ADOBE FLASH CS3 PROFESIONAL FOR VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS

    Get PDF
    This research aims to design, build and test the feasibility of basic logic gates learning media for vocational students. The media can be used as a mean to support the teaching and learning process. This learning media is designed and created by combining various multimedia objects such as text, image, animation and interactive button. The subject materials which are used in this media are the theories of the basic logic gates components such as symbol, equation and the truth table. The method of this research is Research and Development (discovery, development, and product examine) which is longitudinal (some phases). The phases which are done are: 1) necessity analyzing, 2) developing learning design, 3) implementing, 4) examining the development product. The techniques of the collecting data used are documentation and close questionnaire. In the validation phase involves instructional media specialist and expert appraisal of material as the assessor and examiner of the media properness which is developed, while the students are used as test usage. The data obtained is analyzed by quantitative descriptive analysis techniques. The result of this research is in the form of interactive learning media basic logic gates. According to the material expert, when observed from material aspect acquired 89.28 % (categorized as very feasible), the percentage observed from material deeper aspect acquired 80 % (categorized as very feasible), observed from evaluation aspect get 87.50 % (categorized as very feasible) so the total of feasibility test results is 86.90% (categorized as very feasible), while according to the expert of instructional media, when observed from design aspect acquired 75 % (categorized as feasible), the percentage observed from information clarity get 78.12 % (categorized as very feasible) so the total of feasibility test results is 76.10% (categorized as very feasible) and the total percentage of students test is 76.01 % (categorized as very feasible). The validity based to the overall respondents is 80.11% with a very appropriate category. Based on the results above, the learning media in this research is very feasible to use as a means to support the process of learning and teaching at the vocational school. Keywords: Development, Interactive Learning Media, Basic Logic Gate

    Rancang Bangun Mesin Gergaji Profil Kayu untuk Pembuatan APE (Alat Peraga Edukasi)

    No full text
    ABSTRAK   Setyawan, Purna. & Yoseph, Raja, Yanuar. 2010. Rancang Bangun Mesin Gergaji Profil Kayu untuk Pembuatan APE (Alat Peraga Edukasi). Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin, Program Studi D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Putut Murdanto, S.T., M.T., (II) Prihanto Trihutomo, S.T, M.T.,   Kata kunci: Mesin Gergaji, Profil Kayu, APE (Alat Peraga Edukasi)   Kayu merupakan kebutuhan bahan baku yang sangat penting dan diperlukan oleh masyarakat dalam berbagai bidang, seperti pembuatan APE (Alat Peraga Edukasi) dengan bahan dasar kayu. Pengrajin APE (Alat Peraga Edukasi) dengan bahan dasar kayu selama ini kebanyakan masih menggunakan pahat tangan konvensional untuk membuat media belajar tersebut. Untuk mengerjakan atau membuat Alat Peraga Edukasi dengan tingkat kedetailan desain yang cukup rumit, para pengrajin biasanya melimpahkan pekerjaan kepada perusahaan yang memiliki mesin lebih canggih, atau bahkan membeli sendiri mesin dengan harga yang cukup mahal dan dimensi yang cukup besar. Dengan diciptakannya mesin ini, diharapkan mampu menekan biaya produksi dan peningkatan devisa dari seni kriya kayu yang menjanjikan seperti sakarang ini. Proses pembuatan APE (Alat Peraga Edukasi) pada dasarnya memerlukan berbagai macam peralatan. Dimana peralatan itu untuk berbagai proses pemotongan, penghalusan, pengecatan, serta kegiatan kerajinan yang lainnya. Pembuatan APE dilakukan dengan beberapa tahap, diawali dari proses pengumpulan bahan baku yaitu kayu. Kayu yang dipilih merupakan kayu yang memiliki serat halus, lurus, tidak berlubang dan tidak ada lendutan atau tidak bergelombang. Pemilihan jenis kayu ini dimaksudkan untuk mendapatkan finishing yang halus dan memiliki serat indah serta untuk memperoleh hasil produk yang berkualitas. Dari permasalahan diatas maka dibuat mesin gergaji profil kayu yang berfungsi untuk menggergaji bentuk profil kayu itu sendiri. Penulis membuat mesin gergaji profil kayu yang lebih efektif dan efisien dengan hasil atau luaran keunggulan sebagai berikut: mesin ini memiliki variasi dalam membuat bentuk profil, selain dapat membuat profil luar dapat juga membuat profil dalam seperti: huruf O, A, B. Hal ini dibuktikan dengan meja kerja pada mesin yang penulis rencanakan dapat dimiringkan hingga membentuk sudut 45°, sehingga bisa membuat profil bersudut. Dimensi mesin juga cukup kecil (dengan Panjang Mesin (p) = 0,52 m; Lebar Mesin (l) = 0,48 m; dan Tinggi Mesin (h) = 0,5 m ) sehingga tidak menyita ruang kerja cukup besar dan mudah dipindah-pindah. Mesin ini juga dapat membuat profil berlubang tanpa merusak desain yang hendak dibuat.

    Identifikasi dan Karakterisasi Endapan Tsunami Berdasarkan Studi Sedimentologi dan Paleontologi di Desa Air Pinang dan Desa Sambai, Pulau Simeulue, Provinsi Aceh

    Get PDF
    Simeulue Island, Aceh Province is one of the areas that affected by the tsunami due to the Sumatra-Andaman earthquake. A lot of research about tsunami sediments around Aceh and Simeulue Island has been conducted, but there are only few in the eastern Simeulue. In 2017, the geological coastal chapter team of the 'Widya Nusantara Expedition' LIPI did the research and took samples including SIM 5A in Air Pinang Village and SIM 5C in Sambay Village. The study aims to determine the characteristic of tsunami deposits by sedimentological and paleontological data. The research continue with laboratory analysis which are granulometric analysis, X ray Fluorescence (XRF), Loss of Ignition (LoI) and diatom abundance. Based on granulometry analysis, the candidate of SIM 5A has a grain size is bimodal - unimodal pattern, very coarse silt – coarse silt, poorly sorted - very poorly sorted. While SIM 5C has fine sand - very coarse silt, distribution patterns are unimodal, bimodal and trimodal. LoI analysis shows average value of carbonate material 26,26% with organic material value 15,37% while SIM 5C has average value of carbonate material 13,42% and organic material value 6,55%. The candidate of both samples has the dominant chemical composition of Zr, Fe, K, Sr, Rb, Ca, Ti. Paleontological analysis of tsunami deposit has diatom species with three different salinity environments: air tawar, air payau and marine. In conclusion, all of the results show that tsunami candidates are proven to be tsunami deposit. Differents of characteristic deposits influenced by factors such as micro- topography and post-deposition process.  Pulau Simeulue, Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah yang mengalami dampak tsunami akibat gempa Sumatra-Andaman. Penelitian mengenai endapan tsunami di sekitar Aceh dan Pulau Simeulue sudah banyak dilakukan, namun masih sedikit pada daerah Simeulue bagian timur. Pada tahun 2017 Tim Geologi coastal chapter 'Ekspedisi Widya Nusantara' LIPI melakukan penelitian dan pengambilan sampel diantaranya SIM 5A pada Desa Air Pinang dan SIM 5C pada Desa Sambay. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karateristik endapan tsunami secara sedimentologi dan paleontologi. Pada kedua sampel tersebut masing-masing ditemukan satu kandidat endapan tsunami. Penelitian dilanjutkan dengan analisis laboratorium berupa analisis granulometri, X-Ray Fluorescence (XRF), Loss of Ignition (LOI) dan kelimpahan diatom. Analisis granulometri menunjukkan kandidat endapan tsunami SIM 5A memiliki distribusi ukuran butir pola bimodal – unimodal dengan ukuran lanau sangat kasar – lanau kasar, sortasi jelek – sangat jelek, sedangkan SIM 5C memiliki ukuran butir pasir halus – lanau sangat kasar, distribusi ukuran butir pola unimodal, bimodal dan trimodal. Analisis LOI memberikan nilai rata-rata material karbonat 26,26% dengan rata-rata material organik 15,37% sedangkan SIM 5C memiliki nilai rata-rata material karbonat 13,42% dan rata-rata material organik 6,55%. Endapan kandidat tsunami kedua sampel tersebut memiliki komposisi kimia dominan berupa Zr, Fe, K, Sr, Rb, Ca, Ti. Analisis paleontologi pada endapan tsunami memiliki spesies diatom dengan tiga lingkungan salinitas berbeda yaitu tawar, payau, asin. Keseluruhan hasil analisis menunjukkan bahwa kandidat endapan tsunami terbukti endapan tsunami. Perbedaan karakteristik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti mikrotopografi dan proses pasca pengendapan

    Karakteristik Sedimentologi dan Geokimia Endapan Tsunami di Teluk Busong, Pulau Simeulue

    Get PDF
    Sejarah tsunami modern di Pulau Simeulue tercatat telah terjadi tahun 1861, 1907, 2004 dan 2005.  Teluk Busong yang terletak di pesisir barat Pulau Simeulue menjadi salah satu wilayah terdampak. Penelitian bertujuan mengidentifikasi dan mengetahui  karakteristik endapan tsunami tersebut di Teluk Busong. Metode yang digunakan adalah analisis granulometri, paleontologi, analisis loss on ignition, geokimia XRF, dan FTIR pada sampel inti sedimen. Endapan tsunami pada daerah penelitian memiliki sortasi buruk dengan ukuran butir pasir sedang – kasar yang terdistribusi bimodal. Analisis LOI menunjukkan bahwa endapan tsunami memiliki kandungan material organik dan karbonat yang tinggi, menunjukkan pengaruh darat dan laut. Pengaruh laut ditunjukkan kandungan material karbonat yang signifikan, terkonfirmasi dari keberadaan cangkang foraminifera. Secara geokimia, terdapat anomali kelimpahan unsur pada endapan tsunami dibanding dengan endapan nontsunami. Unsur kimia Zr, Sr, Fe, Ti, K, Cr, dan Rb menunjukkan anomali pada endapan tsunami yaitu cenderung naik, terutama Sr yang menjadi penciri pengaruh laut. Berdasarkan analisis FTIR, ditemukan mineral kuarsa, kalsit, feldspar, aragonit, monmorilonit, paligorskit, dan magnetit pada endapan tsunami yang menunjukkan asosiasi mineral asal darat dan laut
    corecore