3 research outputs found

    Studi Ekologi Tempat Perindukan Vektor Malaria di Daerah Rawa Desa Lempasing Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung

    Get PDF
    Kabupaten Pesawaran merupakan wilayah dengan tingkat endemisitas malaria yang tinggi di Provinsi Lampung, karena sebagian wilayahnya berupa pantai berawa dan terdapat tambak yang terbengkalai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tempat perindukan vektor malaria dan hubungan antara faktor abiotik dengan kepadatan larva nyamuk pada tempat perindukan vektor malaria di daerah rawa. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan mengamati faktor-faktor ekologi berupa faktor fisik dan kimia (suhu air, kedalaman air, pH, kadar oksigen terlarut (DO), dan salinitas air,), dan faktor biologi yaitu jenis tumbuhan air, hewan yang terdapat di sekitar perindukan, dan kepadatan larva pada tiga rawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik tempat perindukan vektor malaria yaitu, suhu 26,220C, Kedalaman 18,2 cm, pH 6,77, DO 2,71 mg/L, dan Salinitas 3,430/00, dan. Kepadatan larva hanya ditemukan pada Rawa 2 yaitu 0,33 ekor/250 ml kemudian jenis tumbuhan yang ditemukan di sekitar tempat perindukan yaitu kangkung, alga, pohon kelapa, dan pohon asam serta hewan air berupa ikan mujair dan keong. Nilai kimia seperti DO 2,71 mg/L dan salinitas 3,430/00 yang kecil ini tidak mendukung kehidupan larva sehingga hubungan antara faktor fisik dan kimia dengan kepadatan larva tidak memberikan korelasi signifikan pada taraf nyata 0,05

    Uji Efektivitas Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Sebagai Bahan Dasar Obat Nyamuk Elektrik Cair Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti

    Get PDF
    Aedes aegypti merupakan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Upaya pengendalian dan pemberantasan Ae. aegypti saat ini banyak dilakukan, salah satunya dengan menggunakan insektisida kimiawi. Penggunaan insektisida kimiawi secara berkelanjutan menimbulkan resistensi pada nyamuk vektor. Telah diketahui bahwa daun tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum L) mengandung flavonoid dan saponin yang berpotensi sebagai insektisida. Untuk membuktikan hal tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari ekstrak daun cengkeh dengan menuntukan nilai Lethal Concentration (LC50 dan LC90) dan Lethal Time (LT50dan LT90). Penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan acak kelompok ini dilakukan dengan lima konsentrasi, yaitu; 10%; 20%; 30%; 40%; dan 50% ekstrak daun cengkeh, dan dengan dua kontrol yaitu, kontrol negatif yang berisi aquades, kontrol positif yang berisi tranflutrin12,38g/l, dengan empat kali pengulangan setiap konsentrasi dan kontrol. Pengamatan terhadap jumlah nyamuk yang mati setiap 5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, dan 1440 menit setelah perlakuan. Dari hasil Uji ANOVA yang diuji lanjut dengan Uji BNT diketahui bahwa konsentrasi yang paling efektif dibandingkan kontrol negatif dan sama dengan kontrol positif adalah 50%. Dari analisis probit diperoleh nilai LC50 sebesar 43,709%, sedangkan untuk nilai LC90 sebesar 49,069%. Nilai LT50 dan LT90 dari penelitian ini adalah 1220,152 menit dan 1126,488 menit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun cengkeh berpotensi sebagai insektisida terhadap Ae. aegypti, dan konsentrasi ekstrak yang paling efektif adalah konsentrasi sebesar 50%
    corecore