18 research outputs found

    PERENCANAAN PRODUKSI DAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN UNTUK PRODUK YANG BERVARIASI (STUDI KASUS : PD. JOARTHGO)

    Get PDF
    PD. Joarthgo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi pakain dalam di daerah Bandung dan Jakarta, dimana ada delapan jenis pakaian dalam yang diproduksi yaitu singlet anak laki laki, singlet anak wanita, singlet dewasa laki-laki, singlet dewasa wanita, celana dalam dewasa laki-laki merk tatanka, celana dalam dewasa laki-laki merk turanza, t-shirt bodysize dan t-shirt v-neck. PD. Joarthgo mengalami permasalahan yaitu terkait dengan perencanaan produksi dan kebijakan persedian. Pihak perusahaan selama ini kesulitan untuk membuat rencara produksi dengan baik, perusahaan juga belum mempunyai sistem persediaan. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan membuat rencana produksi yang optimal untuk meminimasi biaya produksi, dan membuat kebijakan persedaian yang diperlukan sesuai dengan produk yang bervariasi (multi-item). Perhitungan rencana produksi mengguanakan metode forcasting yang telah diagregasi, kemudian didisagragasikan kembali. Selanjutnya dioptimalkan menggunakan metode programa linier. Setelah didapat hasil yang optimal, selanjutnya merencanakan kebijakan persediaan untuk setiap produk tepilih menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) Multy Item, dengan tujuan mendapat nilai yang ekonomis. Berdasarkan hasil perhitungan optimasi rencana produksi, didapatkan hasil end item sebanyak 7 produk yang layak untuk diproduksi diantaranya: Singlet Anak Laki-laki sebanyak 56.271 Pcs/tahun, Singlet Anak Wanita sebanyak 53.686 Pcs/tahun, Singlet Dewasa Wanita sebanyak 17.972 Pcs/tahun, Singlet Dewasa Laki-laki sebanyak 10.272 Pcs/tahun, Celana Dalam Tatanka sebanyak 184.574 Pcs/tahun, Celana Dalam Turanza sebanyak 216.928 Pcs/tahun dan T shirt V-neck sebanyak 1.369 Pcs/tahun. Sedangkan satu produk tidak layak untuk diproduksi yaitu T-shirt Bodysize. Berdasarkan hasil perhitungan kebijakan persediaan dalam hal kebutuhan bahan baku dan biaya yang harus disediakan, didapatkan hasil 11 jenis bahan baku yang digunakan dan telah di kelompokan sesuai dengan jenisnya. Berikut adalah usulan kebijakan persediaan untuk perusahaan: Kebutuhan bahan baku kain adalah sebanyak 10.976 Kg atau dana sebesar Rp. 646.761.158, untuk bahan baku benang adalah sebanyak 1.980 Kg atau dana sebesar Rp. 49.271.666, untuk bahan baku label adalah sebanyak 35.045 Lusin atau dana sebesar Rp. 87.629.255, untuk bahan baku karet adalah sebanyak 4.502 Kg atau dana sebesar Rp. 121.111.233, untuk bahan baku mika adalah sebanyak 105.370 Pcs atau dana sebesar Rp. 55.107.017, untuk bahan baku inner box adalah sebanyak 18.676 Pcs atau dana sebesar Rp. 59.762.840, untuk bahan baku kertas duplek adalah sebanyak 1.749 Pcs atau dana sebesar Rp. 5.246.292, untuk bahan baku capitbuaya adalah sebanyak 161 Kg atau dana sebesar Rp. 5.645.317, untuk bahan baku etiket/slip adalah sebanyak 2.315 Lusin atau dana sebesar Rp. 10.997.131, untuk bahan baku plastik adalah sebanyak 940 Kg atau dana sebesar Rp. 22.002.480 dan untuk bahan baku master box adalah sebanyak 2.986 Pcs atau dana sebesar Rp. 73.153.131. Dengan total kebutuhan dana untuk perawatan, pembelian dan pemesanan yaitu sebesar Rp. 1.136.687.521. Kata Kunci : Perencanaan produksi, Linier Programming, Economic Order Quantity (EOQ) Multi-ite

    PENGARUH PUBLIC RELATIONS TERHADAP KEPUTUSAN TAMU BISNIS UNTUK MENGINAP DI HOTEL GRAND AQUILA BANDUNG : Survei pada Tamu Bisnis yang Menginap di Hotel Grand Aquila Bandung

    Get PDF
    Seiring dengan berjalannya waktu, sektor pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu sumber Industri yang berdiri sendiri. Perkembangan kepariwisataan Nasional memiliki tujuan untuk memperlancar usaha kepariwisataan Nasional sebagi salah satu sumber penghasil devisa Negara, dan perlunya menyempurnakan organisasi dan tata kerja badan pelaksanaan di bidang kepariwisataan. Pengembangan pariwisata akan berjalan dengan baik apabila didukung dan diintegrasi oleh beberapa unsur diantaranya adalah biro perjalanan, penerbangan, perhotelan, restoran serta industri makanan cepat saji dimana ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Indonesia. Dari berbagai jenis usaha pariwisata, perhotelan merupakan industri yang cukup penting karena para wisatawan yang berwisata memerlukan tempat untuk menetap sementara. Hotel Grand Aquila Bandung adalah salah satu hotel bintang 5 di Kota Bandung yang selalu berusaha untuk meningkatkan segala aspek penting yang menyangkut tujuan utama hotel yaitu salah satunya mendapatkan tamu sesuai dengan target sasaranya. Tujuan tersebut dilakukan dengan cara membuat sebuah hubungan dua arah antara pihak hotel dan tamu untuk kebutuhan publikasi yang saling menguntungkan. Dalam penelitian ini variabel bebas (X) yang digunakan yaitu public relations yang terdiri dari news, written materials, audiovisual materials dan corporate identity materials. Variabel tidak terikat (Y) yaitu keputusan menginap tamu bisnis. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah survei dengan teknik systematic random sampling, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 86 tamu bisnis yang menginap di Hotel Grand Aquila Bandung. Teknik analisis data dan uji hipotesis yang digunakan adalah path analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa public relations berpengaruh signifikan terhadap keputusan tamu bisnis untuk menginap. Faktor yang paling mempengaruhi dari variabel public relations adalah news, dimana Hotel Grand Aquila memang selalu berusaha serius untuk menerbitkan atau memuat berita di beberapa media yang sudah disiapkan untuk membuat hubungan dengan tamu yang menjadi target sasaran dalam memberikan informasi. Faktor yang paling lemah adalah audiovisual materials, aspek ini perlu ditingkatkan dengan memperbaharui video profil perusahaan. Kata Kunci: Public Relations, Keputusan Tamu Bisnis untuk Mengina

    PENGARUH METODE PENCAMPURAN BAHAN BAKU TERHADAP KARAKTER FISIKOKIMIA MATERIAL KONDUKTOR IONIK KOMPONEN SENSOR GAS NOX

    Get PDF
    Gas NOx sebagai komponen penyebab polusi udara yang mengakibatkan kabut fotokimia. Gas NOx dapat diukur menggunakan prinsip elektrokimia dengan konsentrasi gas NOx sebagai parameter arus/voltase. Salah satu komponen pembuatan sensor amperometri ini adalah material konduktor ionik, misalnya NASICON (Natrium Super Ionic Conductor). Pada penelitian ini, NASICON telah disintesis melalui reaksi padat-padat antara Na3PO4 dengan ZrSiO4. Untuk mendapatkan material yang diharapkan, dilakukan pencampuran bahan baku dengan penambahan aditif asam, pengulangan sintering dan pengadukan menggunakan aseton. Material hasil sintesis di karakterisasi menggunakan X-Ray Fluoresence (XRF), Fourier Transforms Infra Red (FTIR), X-Ray Difraktometri (XRD), Scaning Electron Microscope (SEM) dan Impedance Spectroscopy (IS) untuk mempelajari komposisi, struktur, sifat fisik, dan konduktifitas material konduktor ionik yang terbentuk. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa material konduktor ionik yang disintering pada temperatur 1000 ÂșC dengan waktu sintering 2 jam telah menunjukkan struktur NASICON. Adanya struktur NASICON pada difaktogram sinar-X ditunjukkan pada 2Ξ = 13, 19, 20, 24, 30 dan 34. Spektra inframerah menunjukan puncak serapan dari gugus ZrO6, SiO4 dan PO4 pada material hasil preparasi. Hasil analisis XRF diperoleh perbandingan komposisi unsur Na0,7Zr2,0Si1,7P1,3 pada NASICON yang dipreparasi dengan pengadukan tanpa aditif. Hasil analisis SEM menunjukkan morfologi NASICON yang dipreparasi dengan penambahan aditif HNO3 memiliki kerapatan yang lebih tinggi. Sedangkan data IS menunjukkan konduktifitas material NASICON yang paling tinggi mencapai nilai log σ = -3.6178 (S/cm) pada suhu 300 ÂșC

    Aerosolised micro and nanoparticle: formulation and delivery method for lung imaging

    No full text
    PURPOSE: The application of contrast and tracing agents is essential for lung imaging, as indicated by the wide use in recent decades and the discovery of various new contrast and tracing agents. Different aerosol production and pulmonary administration methods have been developed to improve lung imaging quality. This review details and discusses the ideal characteristics of aerosol administered via pulmonary delivery for lung imaging and the methods for the production and pulmonary administration of dry or liquid aerosol. METHODS: We explored several databases, including PubMed, Scopus, and Google Scholar, while preparing this review to discover and obtain the abstracts, reports, review articles, and research papers related to aerosol delivery for lung imaging and the formulation and pulmonary delivery method of dry and liquid aerosol. The search terms used were “dry aerosol delivery”, “liquid aerosol delivery”, “MRI for lung imaging”, “CT scan for lung imaging”, “SPECT for lung imaging”, “PET for lung imaging”, “magnetic particle imaging”, “dry powder inhalation”, “nebuliser”, and “pressurised metered-dose inhaler”. RESULTS: Through the literature review, we found that the critical considerations in aerosol delivery for lung imaging are appropriate lung deposition of inhaled aerosol and avoiding toxicity. The important tracing agent was also found to be Technetium-99m ((99m)Tc), Gallium-68 ((68)Ga) and superparamagnetic iron oxide nanoparticle (SPION), while the essential contrast agents are gold, iodine, silver gadolinium, iron and manganese-based particles. The pulmonary delivery of such tracing and contrast agents can be performed using dry formulation (graphite ablation, spark ignition and spray dried powder) and liquid aerosol (nebulisation, pressurised metered-dose inhalation and air spray). CONCLUSION: A dual-imaging modality with the combination of different tracing or contrast agents is a future development of aerosolised micro and nanoparticles for lung imaging to improve diagnosis success. GRAPHICAL ABSTRACT: [Image: see text

    Perencanaan Rute Evakuasi secara Detail berdasarkan Model Bahaya Aliran Piroklastik Gunungapi Merapi di Desa Kepuharjo

    No full text
    menyebabkan kerugian yang besar dan merenggut korban jiwa. Kegiatan evakuasidijalankan oleh pemerintah, utamanya dengan membuat peta zonasi yang disusunberdasarkan radius dari puncak Merapi. Tingkat bahaya Merapi pun sudah diumumkanpihak berwenang melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Namun demikian,hal ini ternyata belum cukup menanggulangi kondisi darurat pada saat terjadinya bencana.Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan secara detail skenario evakuasi pada saatterjadinya erupsi Merapi yang akan datang. Pemodelan bahaya dilakukan denganmenggunakan berbagai macam parameter dan menggunakan perangkat lunak Titan2D(Darmawan, et al., 2014). Perencanaan skenario ini dilakukan dengan memperhitungkanpermintaan (demand) dan kapasitas lokasi pengungsian (supply). Data tapak bangunandidelinieasi berdasarkan data Foto Udara tahun 2012. Data tersebut digunakan untukpenentuan titik-titik kumpul untuk selanjutnya dilakukan proses evakuasi. Desa Kepuharjodipilih sebagai lokasi penerapan model evakuasi.Tiga skenario diusulkan sebagai hasil dari kajian yang telah dilakukan. Perbedaan dariketiga skenario tersebut ialah lokasi pengungsiannya. Adapun lokasi pengungsian yangdisasar ialah bangunan publik yang memiliki dukungan fasilitas untuk menjadi tempatpengungsian sementara. Penggunaan bangunan publik sebagai lokasi evakuasi disinididasarkan pada asumsi bahwa tidak dibangun rumah hunian sementara atau lokasipengungsian sementara lainnya. Kombinasi evakuasi antara Stadion Maguwoharjo denganfasilitas publik di sekitar Desa Kepuharjo merupakan skenario evakuasi yang disarankan,karena lebih hemat daripada pembangunan hunian sementara.Hal.764-77

    Fabrication of gold nanohybrids modified with antibody and functional dendrimers for targeted photothermal theranostics

    No full text
    Targeted theranostics can improve benefits of therapeutics or imaging probes by minimizing the dose and by selective delivery to a target site. For this study, a gold nanorod (AuNR)‐based nanohybrid was designed for efficient cancer treatment and diagnosis. The AuNR was functionalized with polyamidoamine dendrimers having poly(ethylene glycol) and Gd‐DOTA residues to provide biocompatibility and magnetic resonance (MR) imaging properties. Furthermore, trastuzumab was conjugated to the obtained nanohybrids to enhance the delivery performance to HER2‐expressing tumor cells. Fabricated nanohybrids possessed uniform hydrodynamic diameter and showed typical surface plasmon absorption, which is useful to convert light energy to heat for photothermal therapy. Nanohybrids exhibited T1‐weighted relaxation and comparable MR imaging property to that of commercially available MR contrast reagent. In vitro experiments demonstrated that photothermal effects of nanohybrid under near infrared (NIR) irradiation were sufficient to kill 80%–90% of cancer cells. The combination of the targeted nanohybrid and NIR laser irradiation strongly suppressed tumor growth and extended the survival of HER2‐positive SKOV3 tumor‐bearing nude mice. Therefore, fabricated nanohybrids are promising for targeted photothermal therapy and imaging
    corecore