18 research outputs found

    Jogja Fashion Week Carnival Costume in the Context of Locality

    Full text link
    Jogja Fashion Week Carnival (JFWC) is held in order to promote the development of costume creative industry in Indonesia, especially in Yogyakarta. Woven and batik (Javanese traditional fabric) as products of Indonesia is reproduced into art costumes. It may add the value of both the product and the price of the product itself as the core of the continuity of the creative industry economy in Indonesia. The eastern value of the costume design worn during the carnival may reflect the traditional value of society. The concept of the costume making is rooted from Indonesia folklores, legends and myths that are still being developed in present society. Throughout the event, exploration done by the artists is seen as a genuine attempt to support the Government in promoting costume industry both in national and International scale. Costumes worn in JFWC were analysed using aesthetic theory by adopting the point of view of DeWitt Henry Parker. The point of view comprises three main aesthetic principles, i.e.: an intact unity, thematic principle, as well as balance principle. Those three concepts can be used to find out the basic locality value of a costume that later can be used as the art education's source of material. Finally, it is concluded that the theme of JFWC costume creation concept is sourced from the rich tradition of Indonesian society

    Prinsip Estetika Pakaian Cosplay YOGYAKARTA: Fantasi dan Ekspresi Desain Masa Kini

    Full text link
    Pakaian, dress code, animasi, dan manga, merupakan unsur yang tidak terpisahkan dalam pakaian cosplay. Unsur-unsur tersebut merupakan wacana dunia digital dan fantasi pada dunia pakaian. Ranah spiritualnya berp?ak pada kebudayaan Jepang yang dibudayakan melalui pakaian. Ideologi cosplay salah satunya menggambarkan pencitraan diri komuni- tas sosial, sebagai usaha untuk aktualisasi diri. Entitas cosplay mampu menjembatani du- nia fantasi dan realita, yang membelenggu keinginan manusia untuk bergaya. Tulisan ini akan dianalisis dengan teori pokok berdasarkan pandangan Dewitt H. Parker, dalam The Principles of Aesthetics, yang membagi prinsip estetika menjadi tiga, yaitu: prinsip kesatu- an organik, prinsip unsur dominan, dan prinsip keseimbangan. Prinsip kesatuan organik menunjukkan, bahwa pakaian cosplay merupakan akumulasi dari unsur-unsur desain, un- tuk merujuk dan menandai tokoh. Prinsip unsur dominan, merupakan aksentuasi, atau pusat perhatian dari sebuah desain pakaian cosplay. Prinsip keseimbangan, melihat penem- patan dan pengaturan ornamentasi yang diaplikasikan pada pakaian cosplay

    Pengaruh Penggunaan PS Ball Terhadap Balok Beton Bertulang Dengan Pembebanan Monotonik Dan Pembebanan Siklik

    Full text link
    PS Ball sebagai bahan pengganti pasir dan bahan pengisi telah dilakukan dan disimpulkan dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan. PS Ball sebagai bahan konstruksi bangunan lebih unggul dibanding pasir dalam hal kuat tekan, kekerasan, dan anti-weathering. Saat ini, bahankonstruksi bangunan yang sering digunakan adalah beton. Inovasi untuk menciptakan bahan penyusun beton yang ramah lingkungan sangat diperlukan sehingga dilakukan penelitian pengaruh penggunaan PS Ball pada balok beton bertulang dengan pembebanan monotonik dan pembebanansiklik.Tujuan penelitian adalah mengevaluasi pengaruh penggunaan PS Ball terhadap elemen struktur beton bertulang dengan pembebanan monotonik dan pembebanan siklik sertamenganalisis perilaku elemen struktur setelah dibebani beban monotonik dan beban siklik. Pengujian dilakukan dengan metode eksperimental. Berdasarkan hasil analisis diperoleh beton bertulang menggunakan PS Ball dapat menahanbeban sebesar 90 kN sedangkan beton bertulang tanpa PS Ball sebesar 79 kN pada saat pembebanan monotonik. Pada pembebanan siklik, disipasi energi kumulatif beton bertulangmenggunakan PS Ball kinerjanya lebih baik daripada beton bertulang tanpa PS Ball dan kurva histerisis beton bertulang menggunakan PS Ball lebih stabil dan tidak terjadi pinching

    Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Aplikasi Mulsa Bagas Terhadap Respirasi Tanah Pada Pertanaman Tebu (Saccharum Officanarum L) Tahun Ke-5 Plant Cane Di PT Gunung Madu Plantations

    Full text link
    Respirasi tanah merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tanah karena adanya kehidupan dan aktivitas dari mikroorganisme di dalam tanah yang dalam aktivitasnya membutuhkan O 2 dan mengeluarkan CO 2 . Respirasi tanah juga merupakan suatu indikator yang baik terhadap mutu tanah. Sistem olah tanah pada tanah yang diolah mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) karena tanah yang diolah mempunyai aerasi yang lebih baik dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) dan tanah yang diaplikasi kan mulsa bagas mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanpa aplikasi mulsa bagas karena pemberian bahan organik akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme, mikroorganisme menggunakan bahan organik sebagai sumber energinya.oleh karena itu perlakuan sistem olah tanah dan pemberian mulsa bagas akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat diukur dengan respirasi tanah. Penelitian dilaksanakanbulan September 2014 hingga Januari 2015. Penelitian ini dirancang secara split plot dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Petak utama yaitu sistem olah tanah yang terdiri dari dari tanpa olah tanah (T 0 ) dan olah tanah intensif (T 1 ). Anak petak adalah aplikasi mulsa bagas, yang terdiri dari tanpa mulsa bagas (M 0 ) dan mulsa bagas 80 t ha -1 (M 1 ). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5%, yang sebelumnya telah diuji homogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey, dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 1% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas memberikan pengaruh yang nyata terhadap respirasi tanah pada 0 BSP dan 3 BSP namun tidak ada interaksi antara pengolahan tanah dan aplikasi mulsa bagas. Hasil uji BNT 5% menunjukan respirasi pada tanah yang diolah lebih tinggi dibandingkan tanah yang tidak diolah dan tanah yang diaplikasikan mulsa lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi mulsa. Rata-rata respirasi tanah tertinggi pada olah tanah pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu 41,92 mg jam -1 m -2 dan 45,62 mg jam -1 m -2 sedangkan yang terendah yaitu 36,46 mg jam -1 m -2 dan 40,55 mg jam -1 m -2 dan rata-rata respirasi tanah tertinggi yang diaplikasi mulsa pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu42,11 mg jam -1 m -2 dan 46,40 mg jam -1 m -2 dan respirasi tanah terendah yang tanpa aplikasi mulsa yaitu 36,26 mg jam -1 m -2 dan39,77 mg jam -1 m -2 . Hasil uji korelasi menunjukkan tinggi rendahnya C-Organik tanah, pH tanah, kelembaban tanah dan suhu tanah tidak berpengaruh nyata terhadap respirasi tanah

    Pemberdayaan Metakognitif Mahasiswa melalui Model Pembelajaran Jinemam

    Full text link
    The implementation model of learning that empowers students metacognitive has not run optimally. The jinemam learning model is a learning model developed to empower students' metacognitive abilities. This study aims to determine the effect of jinemam on students' metacognitive. The research used was a quasi-experimental study, where the sample is 2016 batch students of Biology Education. Class A as an experimental class and class B as a control class. The instruments used were syllabus, SLP (Semester Lecture Plan), essay tests and metacognitive assessment rubrics. Research data in the form of quantitative data obtained from the pretest and posttest scores and metacognitive assessment rubric scores. Analysis of research data was performed with the ANACOVA test through SPSS 22 software. The results showed that there was an influence of the jinemam learning model on the metacognitive abilities of students (p < 0,05). Thus, the conclusion of this research is the learning model of jinemam influences the students' metacognitive abilities

    Analisis Kemunculan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dalam Kegiatan Pembelajaran IPA Kelas IV SD 77 Rejang Lebong dalam Menggunakan Ktsp dan Kurikulum 2013

    Full text link
    Nowadays, moral decadence is a serious handling requires the formamation of character and dignity of the nation depended on the establisment of the man himself. The efforts can be done in the educational environment that is built the character of learners by developing an attitude of spiritual and social components used in this study. The goals of this study are to describe of spiritual and social attitudes on science learning activities on fourth grade that use KTSP and 2013 curriculum. The study was conducted with qualitative descriptive method and purposive sampling technique. Instruments used in the form of observational learning activities to analyze the emergence of the spiritual and social attitudes using videograph. Based on the results of the average total spiritual and social attitudes acquired elemtary used 2013 curriculum get bigger results. Expected from this research can serve as a basis for further research and as a motivation for teachers to be able  to  bring  up  an  spiritual  and  social  attitudes,  especially  in  science  learning.&nbsp

    Video Tutorial Seni Rupa Dua dan Tiga Dimensi: Media Pembelajaran SBdP Kelas II

    Full text link
    Persoalan utama penelitian didasari keterbatasan media pembelaran seni rupa berbasis video dan variasi pembelajaran masih rendah, Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis video, mengetahui kelayakan, serta menguji keefektifan media. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development dengan model pengembangan bersumber dari Sugiyono. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan non tes. Pembuatan produk mengacu pada hasil analisis kebutuhan guru dan siswa. Produk dinilai oleh dua orang validator ahli. Berdasarkan penilaian validator ahli, aspek materi dalam media video tutorial dinyatakan sangat layak dengan persentase 92,5%, sedangkan aspek media dinyatakan layak dengan persentase 94,23%. Pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini yaitu video tutorial sangat layak digunakan pada muatan SBdP bidang Seni Rupa kelas II SD. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa pretest sebesar 0,23714 dan posttest sebesar 0,222031. Berdasarkan data tersebut, uji kelompok kecil nilai pretest dan posttest berdistribusi normal karena nilai L_0<L_tabel. Hasil perhitungan uji t menggunakan paired sample t-test observasi berpasangan diperoleh thitung sebesar – 8, 437131336 dan t tabel dengan α = 5% sebesar 2.571, menghasilkan t≤〖-t〗_tabel, maka Ho ditolak dan µB< 0. Hasil uji T-Test menunjukkan bahwa pada tahap uji coba produk kelompok kecil terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan media video tutorial. Uji N- Gain memperoleh skor 0,67 dengan kriteria sedang. Simpulan penelitian ini yaitu media video tutrorial sangat layak dan efektif untuk digunakan dalam muatan SBdP materi seni rupa dua dan tiga dimensi siswa kelas II SDN 3 Bebengan. Kata kunci: Video Tutorial; Seni Rupa; SBdP; Media Pembelajaran
    corecore