154 research outputs found

    Martyria sebagai Wujud Kebebasan Moral

    Full text link
    Kebebasan adalah lambang yang unggul citra ilahi dalam diri manusia (GS 17).Dengan kebebasannya manusia diarahkan kepada Allah untuk mencapaikesempurnaan dan kebahagian abadi, karena ia dilengkapi akal budi dankehendak (KGK 1711), untuk mencari/mencintai kebenaran dan kebaikan (GS15,2). Mencari/mencintai kebenaran dan kebaikan sudah merupakan kewajibandan tanggungjawab orang kristen (optio fundamentalis), sebab ia harus tumbuhdan matang di dalamnya (KGK 1731), serta memberi kesaksian (martyria)tentang kebenaran dan kebaikan itu (minimal dalam optio particularis)

    PROSPEK PEMANFAATAN BAKTERI ENTOMOPATOGENIK SEBAGAI AGENSIA PENGENDALI HAYATI SERANGGA HAMA

    Get PDF
    Pengembangan budidaya tanaman sayuran merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan pertanian untuk menunjang perekonomian Indonesia. Berbagai jenis serangga hama dapat menyerang tanaman sayuran sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar. Untuk mengendalikan hama tersebut umumnya digunakan insektisida kimiawi. Penggunaan insektisida kimiawi secara luas dan terus menerus memang dapat menekan kerusakan akibat serangan hama. Namun demikian, seiring dengan penggunaan insektisida kimiawi, timbul pula masalah yang serius yaitu terjadinya resistensi dan resurgensi serangga hama, terbunuhnya musuh-musuh alami serangga hama yang kemudian menyebabkan timbulnya hama sekunder, terbunuhnya serangga penyerbuk dan bahaya lain pada ternak dan manusia. Oleh karena itu, diperlukan sekali adanya alternatif baru yang dapat dipakai untuk mengendalikan populasi hama tersebut sampai di bawah batas nilai ambang ekonomi. Pengendalian secara hayati (parasit, predator, agensia patogen) adalah salah satu alternatif yang biasanya dicari karena telah terbukti banyak berhasil dinegara-negara maju. Salah satu spesies bakteri entomopatogenik adalah bakteri pembentuk spora yaitu Bacillus thuringiensis yang merupakan pilihan utama dalam pemanfaatan mikrobia sebagai agensia pengendalianhayati serangga hama. B. thuringiensis dalam proses pertumbuhannya menghasilkan badan inklusi parasporal berupa kristal protein yang dikenal dengan delta-endotoksin dan telah diketahui bersifat toksik terhadap beberapa serangga anggota ordo Lepidoptera, Diptera, dan Coleoptera. Walaupun deltaendotoksin bersifat toksik terhadap serangga sasaran, namun tidak toksik terhadap serangga berguna lainnya, hewan, tanaman maupun manusia. Berdasarkan ciri-ciri khas yang menguntungkan di atas, maka hasil eksplorasi strain-strain baru bakteri entomopatogenik anggota spesies B. thuringiensis telah banyak dimanfaatkan sebagai dasar untuk produksi bioinsektisida komersial. Pencaharian strain-strain baru bakteri entomopatogenik yang bersifat endogenik perlu dilakukan di Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan pengendalian serangga hama secara hayati sebagai alternatif pengganti insektisida kimiawi. Pemanfaatan mikrobia indigenous ini sebagai agensia pengendali hayati merupakan suatu terobosan dalam peningkatan pendayagunaan sumberdaya hayati mikrobia secara lebih intensif untuk menyelamatkan lingkungan hidup dari pencemaran. Makalah ini akan membahas berbagai upaya memperoleh strain unggul B. thuringiensis indigenous Indonesia serta pemanfaatan dan pengembangannya untuk produksi bioinsektisida. Dengan menggunakan dasar-dasar bioteknologi diharapkan akan dapat dihasilkan suatu insektisida mikrobial yang bermanfaat untuk mengendalikan hama tanaman sayuran di Indonesia

    Biooegraoasi Senyawa Aromatik Oleh Pseudomonas SP Isolat I4 Dari Tablet Bakteri

    Full text link
    Biodegradation test of aromatic compounds by pure cultureof bacterial isolate I4 from bacterial tablet using mineral mediumas growth medium was done. Aromatic compounds tested ascarbon sources used were phenol, p-chlorphenol, p-nitrophenol,2,4 dichlorphenol and benzene. The oval colony forming and highmotility isolate is an aerobic and gram negatif bacteria. Theisolate was able to use citric acid as carbon source, producedacid .from methyl red test and gave negative result of indol test.The isolate formed a slightly blue-green colour colony on agarslant, and it did not use ethanol as carbon source. Thecharacteristic of the isolate I4 indicated that it belonged to thegenus Pseudomonas. Test using selective media confirmed thatthe isolate I4 is a Pseudomonas fluorescence. The capability ofthe bacteria to oxidize of 2,4 dichlorphenol was relatively fast.Experimental results showed that the bacteri grew on benzene atconcentration of 10% (v/v), and degraded 2,4 dichlophenol withrelatively high rate

    The Effect of Alpha Lipoic Acid in Preventing Atherosclerosis Lesion on the Abdominal Aorta of Diabetes Mellitus Type 2 Rats

    Full text link
    Various studies have studied the clinical use of alpha-lipoic acid (ALA) for treating diabetic complications. The protective effect of  lipoic acid in  atherosclerosis induced by diabetes mellitus type 2 (DM type 2)  still needs further study. This study was aimed to investigate the protective effect of ALA in atherosclerosis induced by DM type 2. Twenty one rats were divided into 3 groups: control, DM−treated and DM+ALA-treated group. Type-2 diabetes was induced by intraperitoneal injection of streptozotocin (50 mg/kg) followed by nicotinamide (110 mg/kg). ALA was administered orally at a dose of 60 mg/kg body weight/day throughout the feeding period for three weeks. This study was an experimental study with post-test only with control method which was conducted at Biochemistry laboratory, Faculty of Medicine Universitas Riau from June-October 2016. This study showed that DM+ALA treated group  achieved lower atherosclerosis scores than DM-treated group and the difference between the two groups was statistically significant. In conclusion, alpha lipoic acid can prevent atherosclerosis lesions induced by diabetes

    ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI AMILOLITIK PENYEBAB KEMASAMAN PADA TEPUNG SAGU BASAH HASIL PENYEDIAAN SECARA TRADISIONAL

    Get PDF
    Kemasaman pada tepung sagu basah disebabkan karena adanya asam organik hasil perombakan tepung yang dilakukan oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri amilolitik penyebab kemasaman berdasarkan seleksi kemampuan amilolitik dan penghasilan asam organiknya. Sumber isolat diambil dari tempat penyediaan tepung sagu basah di Jayapura dan sekitarnya. Kemampuan amilolitik ditentukan dengan uji amilolitik menggunakan reagen iodium sedangkan analisa asam organik dilakukan menggunakan perangkat gas kromatografi. Isolasi menghasilkan 114 isolat bakteri amilolitik penghasil asam organik. Sebagian besar isolat amilolitik mampu menghasilkan asam laktat dengan kadar lebih tinggi dibanding empat jenis asam organik lainnya. Meskipun demikian bau masam pada tepung sagu bukan hanya disebabkan oleh kehadiran asam laktat saja tetapi juga oleh adanya asam asetat, propionat dan butirat sebagai produk fermentasi bakteri amilolitik
    • …
    corecore