8 research outputs found

    PERFORMA DAN KARAKTER MORFOLOGIS KEPITING BAKAU YANG TERPAPAR LOGAM BERAT DI EKOSISTEM MANGROVE PASSO

    Get PDF
    Mud crab (Scylla spp.) is one of the potential fishery commodities which is in great demand because it is delicious and nutritious and export value. Mangrove ecosystem in Passo is one of the mud crabs fishing grounds on the coast of Ambon Bay, but previous studies showed the mud crab specimens and its habitat were polluted by heavy metals lead (Pb) and cadmium (Cd) (Selanno & Siahainenia, 2021). The Research was carried out in the Passo mangrove ecosystem, in May-Oktober 2022. The aim of the research was to analyze the performance and morphological characters of mud crabs contaminated with heavy metals in the Passo mangrove ecosystem.  Sampling of mud crabs using purporsive sampling method. The appearance and morphological characters of mud crabs were analyzed using descriptive-comparative methods. Mangrove crab specimens caught in the Passo mangrove ecosystem showed the abnormalities of morphological structural and the presence of ectoparasite organisms.   ABSTRAK Kepiting bakau (Scylla spp.) merupakan salah satu komoditas perikanan potensial yang banyak diminati karena rasanya yang enak dan bergizi serta memiliki nilai ekspor. Ekosistem mangrove Passo merupakan salah satu daerah penangkapan kepiting di pesisir Teluk Ambon, namun penelitian sebelumnya menunjukkan habitat dan sampel kepiting mangrove tercemar oleh logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) (Selanno & Siahainenia, 2021). Penelitian dilakukan di ekosistem mangrove Passo, pada bulan Mei-Oktober 2022. Penelitian ini bertujuan menganalisis performa dan karakter morfologis kepiting bakau yang tercemar logam berat.  Sampling kepiting bakau menggunakan metode purporsive sampling. Performa dan karakter morfologis kepiting bakau dianalisis menggunakan metode deskriptif-komparatif. Sampel kepiting bakau yang tertangkap di ekosistem mangrove Passo menunjukkan kelainan struktur morfologi dan kehadiran organisme ektoparasit. Kata Kunci: Morfologi, kepiting bakau, Passo, logam berat, ektoparasit &nbsp

    Biokonsentrasi dan Bioakumulasi Mercury (Hg) Pada Lamun Enhalus Acoroides Di Teluk Kayeli Kabupaten Buru Provinsi Maluku

    Get PDF
    Gold reserves on Gunung Botak (Bald Mountain), Buru Island, were discovered in 2011. Since then, thousands of illegal miners have used amalgamation methods to extract gold in the areas of Gunung Botak and Gogrea, Buru Island. The resulting waste is disposed of into the environment directly without any treatment process so it is very dangerous for humans and the environment. This research was conducted to determine the ability of the Enhalus acoroides type of seagrass to accumulate heavy metal mercury (Hg) in the aquatic environment. This research shows that the heavy metal mercury has been distributed in the water sediments along Kayeli Bay. Mercury bio-concentration (accumulation) Gunung Botak, Kayeli Bay, Mercury (Hg), bioconcenstration, Seagrass, Enhalus acoroides, Kayeli Baywas found in Enhalus acoroides seagrass, in leaves (0.0243-0.0373 mg/Kg), and in rhizomes (0.0453-0.0663 mg/Kg). This result shows that the Kayeli Bay ecosystem has been contaminated with mercury

    INTEGRASI JENDER DALAM PENGUATAN SOSIAL DAN EKONOMI KELUARGA NELAYAN PANCING TONDA (STUDI KASUS DI NEGERI URENG DAN NEGERI ASSILULU KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH)

    Get PDF
    Ureng and Assilulu Village have abundant potential fisheries resources. Gender has a role in utilizing fisheries resources. The research on troll lline fisher’s household was carried out at Ureng and Asslulu villages, Leihitu District, Central Maluku on December 2017 to July 2018. The objectives of this research were:1) To analyse social, economy and cultural of fishers; 2) To study the perception of fishers on equity between men and women; 3) To analyse working division between men and women to fulfill daily need, and; 4) To formulate integrated strategy to strengthening social and economy of the fisher’s household. Descriptive quantitative was used to analyse social, economy and cultural of the fisher’s household while Analyctical Hierarkhy Process was applied to analyse fisher’s activities. SWOT analysis was used to formulate strategy for gender integrated in order to strengthening social and economy of the fishers. The results showed that all fishing activities were done by men while women mostly responsible for household administration and thus have more work load than men. There were 10 strategies and 17 approaches to strengthening social and economy of the troll line fisher’s household at both villages.   ABSTRAK Negeri Ureng dan Negeri Assilulu memiliki potensi sumberdaya perikanan yang melimpah. Jender memiliki peranan dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis kondisi sosial, ekonomi dan budaya keluarga nelayan pancing tonda; 2) mengkaji persepsi keluarga nelayan pancing tonda tentang keadilan antara laki-laki dan perempuan; 3) menganalisis pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga nelayan pancing tonda dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari; dan 4) memformulasikan strategi integrasi jender bagi penguatan sosial dan ekonomi keluarga nelayan pancing tonda di Negeri Ureng dan Negeri Assilulu. Kondisi sosial, ekonomi dan budaya serta mengkaji menggunakan metode analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis berbagai kegiatan laki-laki dan perempuan menggunakan metode Analyctical Hierarkhy Process (AHP). Strategi integrasi jender bagi penguatan sosial dan ekonomi keluarga nelayan pancing tonda dianalisis menggunakan metode analisis data SWOT. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan aktivitas kaum laki-laki adalah melaut, sedangkan kaum perempuan lebih banyak melakukan kegiatan mengurus rumah tangga. Berdasarkan pembagian kerja, kaum perempuan memiliki lebih banyak beban kerja. Terdapat 10 strategi yang dirumuskan serta 17 arahan bagi penguatan sosial dan ekonomi keluarga nelayan pancing tonda pada kedua negeri tersebut.  Kata Kunci: Nelayan, jender, integrasi, SWOT, Negeri Ureng, Negeri Asilul

    Dampak Pemanfaatan Ruang terhadap Kelestarian Mangrove di Teluk Ambon, Indonesia

    Get PDF
    Perkembangan Kota Ambon sebagai ibu kota Provinsi Maluku dan kota Orde I dalam lingkup wilayah Provinsi Maluku memicu perkembangan struktur dan pola ruang meluas ke kawasan pesisir. Dampak pembangunan yang tidak terkendali turut mempengaruhi ekosistem mangrove berupa berkurangnya luasan lahan hutan mangrove di beberapa wilayah di Kota Ambon. Dengan mengamati komunitas mangrove di Teluk Ambon dilakukan pada wilayah perairan pantai Negeri Passo, Waiheru, Nania, Negeri Lama, dan Poka, yang mewakili wilayah Teluk Ambon Dalam dan Negeri Tawiri, yang mewakili wilayah Teluk Ambon Luar. Dengan metode eksploratif dan teknik pengolahan data citra, pengamatan dan analisa dampak. Hasil penelitian menunjukan pengurangan luasan hutan mangrove dipengaruhi oleh wilayah pemanfaatan untuk permukiman penduduk, jembatan dan Pelabuhan, Pasar Mardika, Hotel/Penginapan, Restoran dan Café, tempat rekreasi, fasilitas kesehatan, penambangan bahan galian C, pertanian, docking, perikanan tangkap, perikanan budidaya, tempat pembuangan sampah, Dampaknya adalah komunitas mangrove tidak banyak ditemukan pada Teluk Ambon Bagian Luar karena pengaruh arus dan gelombang yang relatif besar dan perairan Teluk Ambon Bagian Luar ekosistem mangrove hanya ditemukan pada wilayah pantai Negeri Tawiri. Komposisi spesies mangrove pada wilayah Teluk Ambon secara keseluruhan, diperoleh 19 Spesies mangrove sejati tergolong dalam 10 famili dan 13 genus. Jumlah spesies mangrove pada perairan Teluk Ambon lebih rendah dibandingkan jumlah spesies mangrove di Indonesia. Indikator dampak juga ditunjukkan dengan nilai kualitas air sungai yang tidak sesuai dengan baku mutu (bau, warna, DO, BOD, COD dan keberadaan E. coli), semakin meningkatnya sampah padat yang dihasilkan, serta tingginya sedimentasi pada beberapa wilayah mangrove di perairan Teluk Ambo

    STATUS TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PESISIR NEGERI HUKURILA

    Get PDF
    Coral reef is one of the important coastal ecosystems that have high biodiversity. This study aims to analyze the composition of the taxa and the distribution of coral species, the ecological index of coral communities and the status of coral reefs. The research was conducted from April-May 2019 in the coastal waters of Hukurila Village, South Leitimur District, Ambon City. Collecting coral data by using the Line Intercept Transect (LIT) method. Determination of coral reef condition based on percent data (value) of coral reef cover. During the study, 116 species of stony coral from 49 genera and 16 families were found, which 50 species of them are protected and 23 species of ornamental coral. The similarity index of stony coral species between coral reef locations ranges from 0.52-0.76 or there is the similarity of stony coral species between locations coral reef in the amount of 52-76%. The coral reefs of Hukurila Village have high diversity of coral species, with a low dominance of coral species in the community, and the compatibility of coral species in the community is classified as stable. Acropora corals contributed a low covering percent value (9.98%), while Non-Acropora corals contributed a relatively high percent of covering value (43.56%). The status of coral reefs between locations in the coastal waters of Hukurila Village is in the criteria of good (healthy).   ABSTRAK Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir penting yang emiliki kenanekaragaman hayati tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi taksa dan sebaran spesies karang, indeks ekologi kominitas karang dan status terumbu karang. Penelitian dilakukan dari April-Mei 2019 di perairan pesisir Negeri Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon. Pengumpulan data karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT). Penentuan kondisi terumbu karang berdasarkan data (nilai) persen penutupan karang batu. Selama penelitian ditemukan 116 spesies karang batu dari 49 genera dan 16 famili, dimana 50 spesies diantaranya dilindungi dan 23 spesies karang hias. Indeks similaritas spesies karang batu antar stasiun terumbu karang berkisar antara 0,52-0,76 atau terdapat kesamaan spesies karang batu antar lokasi terumbu karang sebesar 52-76%. Terumbu karang Negeri Hukurila memiliki diversitas spesies karang tinggi, dengan dominansi spesies karang rendah dalam komunitas, dan keserasian spesies karang dalam komunitas tergolong stabil. Karang Acropora memberi kontribusi nilai persen penutupan rendah (9,98%), sementara karang Non-Acropora memberi kontribusi nilai persen penutupan karang batu relatif tinggi (43,56%). Status terumbu karang antar stasiun terumbu perairan pesisir Negeri Hukurila berada dalam kriteria baik (sehat).   Kata kunci: terumbu, karang batu, keragaman spesies, kesamaan, persen penutupa

    Biokonsentrasi dan Bioakumulasi Mercury (Hg) Pada Lamun Enhalus Acoroides Di Teluk Kayeli Kabupaten Buru Provinsi Maluku

    Get PDF
    Gold reserves on Gunung Botak (Bald Mountain), Buru Island, were discovered in 2011. Since then, thousands of illegal miners have used amalgamation methods to extract gold in the areas of Gunung Botak and Gogrea, Buru Island. The resulting waste is disposed of into the environment directly without any treatment process so it is very dangerous for humans and the environment. This research was conducted to determine the ability of the Enhalus acoroides type of seagrass to accumulate heavy metal mercury (Hg) in the aquatic environment. This research shows that the heavy metal mercury has been distributed in the water sediments along Kayeli Bay. Mercury bio-concentration (accumulation) Gunung Botak, Kayeli Bay, Mercury (Hg), bioconcenstration, Seagrass, Enhalus acoroides, Kayeli Baywas found in Enhalus acoroides seagrass, in leaves (0.0243-0.0373 mg/Kg), and in rhizomes (0.0453-0.0663 mg/Kg). This result shows that the Kayeli Bay ecosystem has been contaminated with mercury

    Uji Kandungan Logam Berat Pb Dan Hg Pada Air, Sedimen Dan Lamun (Enhalus acoroides) Di Perairan Teluk Kayeli Kabupaten Buru Provinsi Maluku

    Get PDF
    The difference in accumulation of lead and mercury heavy metals in water, sediments and seagrass organs Enhalus acoroides (roots, rhizomes and leaves) is found in the waters of Kayeli Bay, Buru Island, Maluku Province. Samples were taken from ten observed station (Kayeli River Estuary, Suket River Estuary, Anahoni River Estuary, Waelata I Estuary, Waelata River Estuary II, Waeapo River Estuary, Sanleko River Estuary, Marlosso River Estuary, Nametek Beach and Jikumerasa Beach). Pb and Hg were analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometer. The content of Pb and Hg in sediments is higher than in water. The highest Pb and Hg content is found in the roots then in the rhizoma and leaves (roots> rhizoma> leaves). Seagrass Enhalus acoroides is one of the living organisms that can be used as a bio-indicator of the level of heavy metal pollution in the aquatic environment. Key Words: Enhalus acoroides, Pb, Hg, Bioakumulasi, Bioindicato

    Status Terumbu Karang di Perairan Pesisir Negeri Hukurila

    Full text link
    Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir penting yang emiliki kenanekaragaman hayati tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi taksa dan sebaran spesies karang, indeks ekologi kominitas karang dan status terumbu karang. Penelitian dilakukan dari April-Mei 2019 di perairan pesisir Negeri Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon. Pengumpulan data karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT). Penentuan kondisi terumbu karang berdasarkan data (nilai) persen penutupan karang batu. Selama penelitian ditemukan 116 spesies karang batu dari 49 genera dan 16 famili, dimana 50 spesies diantaranya dilindungi dan 23 spesies karang hias. Indeks similaritas spesies karang batu antar stasiun terumbu karang berkisar antara 0,52-0,76 atau terdapat kesamaan spesies karang batu antar lokasi terumbu karang sebesar 52-76%. Terumbu karang Negeri Hukurila memiliki diversitas spesies karang tinggi, dengan dominansi spesies karang rendah dalam komunitas, dan keserasian spesies karang dalam komunitas tergolong stabil. Karang Acropora memberi kontribusi nilai persen penutupan rendah (9,98%), sementara karang Non-Acropora memberi kontribusi nilai persen penutupan karang batu relatif tinggi (43,56%). Status terumbu karang antar stasiun terumbu perairan pesisir Negeri Hukurila berada dalam kriteria baik (sehat).   Kata kunci: terumbu, karang batu, keragaman spesies, kesamaan, persen penutupa
    corecore