24 research outputs found

    KONDISI EKOLOGI MANGROVE PULAU BUNAKEN KOTA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekologi ekosistem mangrove Pulau Bunaken. Pengukuran kondisi fisik dan kimia perairan ekosistem mangrove dilakukan pada masing-masing titik pengamatan. Variabel yang diukur adalah suhu, salinitas pH, DO, TSS, kekeruhan, NO3, dan PO4. Hasil ini akan menggambarkan kualitas air pada ekosistem mangrove, sedangkan pengambilan data vegetasi mangrove menggunakan metode pada Point-Centered Quarter Method (PCQM). Pulau Bunaken memiliki lima jenis mangrove yaitu Soneratia alba, Avicennia marina, Xylocarpus granatum, Rhizophora apiculata, dan Bruguiera gymnorrhiza, yang terbagi dalam empat family yaitu Sonneratiaceae, Avicenniaceae, Meliaceae, dan Rhizophoraceae. Indeks nilai penting mangrove tertinggi pada Kelurahan Alungbanua terlihat pada jenis Rhizophora apiculata , dan yang terendah adalah jenis Avicennia marina. Untuk Kelurahan Bunaken jenis Bruguiera gymnorrhiza dan yang terendah adalah jenis Rhizophora apiculata. Kondisi perairan ekosistem mangrove pulau Bunaken dalam keadaan yang baik, sesuai dengan baku mutu, dan mampu mendukung kelangsungan hidup biota yang berasosiasi didalamnya. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu untuk mengkaji  kondisi ekologi lainnya seperti kondisi geomorfologi, sedimen, dan zonasi pada ekosistem mangrove

    BIOEKOLOGI MANGROVE DAERAH PERLINDUNGAN LAUT BEBASIS MASYARAKAT DESA BLONGKO KECAMATAN SINONSAYANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN PROVINSI SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kodisi bioekologi mangrove yang ada di Desa Blongko Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara, parameter yang diukur adalah struktur komunitas mangrove dan kualitas air yang merepresentasikan lingkungan perairan ekosistem mangrove. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratify random sampling, sedangkan data yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder dengan metode sampling pada ekosistem mangrove. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi. Hasil yang diperoleh adalah kondisi perairan ekosistem mangrove dalam keadaan yang baik, dan mendukung kelangsungan hidup organisme yang berasosiasi dengan mangrove. Vegetasi mangrove di Desa Blongko terdiri atas empat famili, dengan tujuh spesies. Famili mangrove tersebut adalah Avicenniaceae, Meliaceae, Rhizophoraceae, dan Sonneratiaceae. Sedangkan spesies mangrove yang ada di desa ini adalah Xylocarpus granatum, Avicennia lanata, Avicennia marina, Avicennia officinalis, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, dan Sonneratia alba . Nilai keseragaman yang dianalisis pada vegetasi mangrove yang ada di Desa Blongko menunjukkan angka 0,72. Nilai keseragaman ini menunjukkan bahwa jumlah individu setiap jenis tidak jauh berbeda. Hal ini juga digambarkan oleh nilai dominasi sebesar 0,42 yang mengindikasikan bahwa tidak ada jenis yang mendominasi pada kawasan mangrove ini

    KAJIAN KESESUAIAN LAHAN EKOWISATA MANGROVE DIMENSI EKOLOGI ( KASUS PADA PULAU BUNAKEN BAGIAN TIMUR, KELURAHAN ALUNG BANUA, KECAMATAN BUNAKEN KEPULAUAN, KOTA MANADO)

    Get PDF
    Ecotourism as a form of tourism that emphasizes responsibility for nature conservation, provides economic benefits and maintains cultural needs for the local community. Mangrove forests with their uniqueness are natural resources that have the potential to be used as tourist attractions. The purpose of this study was to determine community structure, mangrove canopy cover and suitability of mangrove ecotourism land. This study used the line transect method for mangrove community structure, and hemispherical photography for the percentage of mangrove cover. The results of the study of the mangrove community structure were the highest density value, namely at station 1 on the transect 2 types of S.alba 0.16 ind / m2 relative 88.89% and the lowest density value in the type R. mucronata and R.apiculata 0.01 ind / m2 relatively 5.56% on transect 2 at station 1. The highest frequency type value at station 1 on the transect 1 type S. alba which is 1.00 relative 100% and the lowest frequency at station 1 transect 2 types R, piculate which is relative 0.50 33.33. The highest closing value of type on transect 2 standard 1 type S. alba 10.26 relative value 92.63%. Whereas the lowest type 3 transect closure is type R. piculate 0.49 the relative is 7.86%. The highest Important Value Index is at station 1 on transect 1, namely type S. alba 300 and lowest at station 1 on transect 2 types R. mucronata 30.55. The highest diversity value on transect 2, 0.43. Evenness index value (E) at station 1 on transect 1 is 0 and transect 2 is 0.39. While station 2 on transect 1 0 and transect 2 0.51. regarding the criteria for mangrove damage, at 2 stations included in the rare category with inya 50% canopy cover. The overall results of land suitability for coastal tourism in the Bunaken Island mangrove tourism category fall into the very appropriate category.Keywords: Mangrove, Ecotourism, Bunaken IslandEkowisata sebagai suatu bentuk wisata yang menekankan tanggung jawab terhadap kelestarian alam, memberikan manfaat secara ekonomi dan mempertahankan kebutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Hutan mangrove dengan keunikan yang dimilikinya, merupakan sumberdaya alam yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat kunjungan wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas, tutupan kanopi mangrove dan kesesuaian lahan ekowisata mangrove. Penelitian ini menggunakan metode line transek terhadap struktur komunitas mangrove, dan hemispherical photography untuk persentase tutupan mangrove. Hasil penelitian struktur komonitas mangrove yaitu Nilai kerapatan tertinggi yaitu pada stasiun 1 di transek 2 jenis S.alba  0.16 ind/m2 relatifnya 88.89% dan nilai kerapatan terendah pada jenis R. mucronata dan R.apiculata 0.01 ind/m2 relatifnya 5.56% di transek 2 pada stasiun 1 .Nilai frekuensi jenis tertinggi pada stasiun 1 di transek 1 jenis S.alba yaitu 1.00 relatifnya 100% dan frekuensi terendah pada stasiun 1 transek 2 jenis R, piculate yaitu  0.50 relatifnya  33.33. Nilai penutupan jenis tertinggi pada transek 2 stasun 1 jenis S. alba 10.26 nilai relatifnya 92.63 %. Sedangkan penutupan jenis terendah transek 3 jenisR.  piculate  0.49 relatifnya 7.86%. Indeks Nilai Penting tertinggi yaitu pada stasiun 1 di transek 1 yaitu jenis S.alba 300 dan terendah pada stasiun 1 di transek 2 jenis R.mucronata 30.55.Nilai keanekaragaman tertinggi pada transek 2, 0.43. Nilai indeks kemerataan (E) pada stasiun 1 di transek 1 yaitu 0 dan transek 2 0,39.  Sedangkan stasiun 2 pada transek 1 0 dan transek 2 0.51. tentang kriteria kerusakan mangrove, pada ke 2 stasiun termasuk pada kategori jarang dengan tutupan kanopinya ≤ 50% . Hasil keseluruhan kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori wisata mangrove Pulau Bunaken masuk pada kategori sangat sesuai.Kata kunci: Mangrove, Ekowisata, Pulau Bunake

    KONDISI PADANG LAMUN DI PANTAI DESA BASAAN SATU KECAMATAN RATATOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA (The Condition of Seagrass Beds on the Beach of Basaan Satu Village, Ratatotok District, Southeast Minahasa Regency)

    Get PDF
    Seagrass is the main component of the seagrass bed ecosystem. The existence andproductivity of seagrass beds have a very important ecological role for life in the sea and on land. Thisresearch is to determine the type of seagrass, to determine the condition and structure of the seagrasscommunity and environmental parameters on the coast of Basaan Satu Village. The method that theauthor uses is the quadratic transect method. This method is usually used to observe the communitystructure of seagrass beds using a line transect of 50 m and a square of 50×50 cm². Seagrass speciesidentified in the coastal waters of Basaan Satu Village, Ratatotok District, Southeast MinahasaRegency, namely as many as 5 species including Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii,Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Enhalus acoroides and cymodocea rotundata. Seagrass coverper species was dominated by the species Syringodium isoetifolium, the highest density was for thespecies Syringodium isoetifolium, the highest important value index for seagrass was found for thespecies Thalassia hemprichii with a value of 102.26%, the diversity index value was 0.93 which wasclassified as moderate, and the index value dominance is equal to 0.53. low category. Environmentalparameters of seagrass beds at the study site have a range of values: temperature 31.47-33.39°C,salinity 29.08-30.49 ppt, dissolved oxygen 6.55-9.67, pH 9.23- 9.94, turbidity 0-2.6, and the substratefound was sand, muddy sand, crushed coral sand, and coral rubble.Keywords: Seagrass Conditions, Community Structure, Basaan Satu Village ABSTRAKLamun merupakan komponen utama penyusun ekosistem padang lamun. Keberadaan danproduktivitas padang lamun memiliki peranan ekologi yang sangat penting bagi kehidupan di lautmaupun di darat. Penelitian ini Untuk mengetahui jenis lamun, Untuk mengetahui kondisi dan strukturkomonitas padang lamun dan parameter lingkungan di pantai Desa Basaan Satu. Metode yang penulisgunakan yaitu metode transek kuadrat. Metode ini biasanya di pakai untuk mengamati strukturkomunitas padang lamun menggunakan line transek 50 m dan kuadrat 50×50 cm². Spesies lamun yangteridentifikasi di perairan pantai Desa Basaan Satu Kecamatan Ratatotok Kabupaten MinahasaTenggara, yaitu sebanyak 5 spesies diantaranya sebagai berikut Syringodium isoetifolium, Thalassiahemprichii, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Enhalus acoroides dan cymodocea rotundata.Tutupan lamun per jenis didominasi oleh spesies Syringodium isoetifolium, kepadatan jenis tertinggipada spesies Syringodium isoetifolium, Indeks nilai penting lamun tertinggi terdapat pada spesiesThalassia hemprichii dengan nilai sebesar 102,26%, nilai indeks keanekaragaman yaitu 0,93 yangtergolong sedang, dan nilai indeks dominasi yaitu sebesar 0,53. kategori rendah. Parameter lingkunganperairan padang lamun yang berada di lokasi penelitian memiliki kisaran nilai: suhu 31,47-33,39°C,salinitas 29,08-30,49 ppt, Oksigen terlarut 6,55-9,67, pH 9,23-9,94, kekeruhan 0-2,6, dan substrat yangditemukan pasir, pasir berlumpur, pasir pecahan karang, pecahan karang.Kata Kunci: Kondisi lamun, Struktur Komunitas, Desa Basaan Satu   &nbsp

    IDENTIFIKASI SAMPAH ANORGANIK DI PESISIR PANTAI BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

    Get PDF
    Inorganic waste refers to waste or refuse generated from various processes, which cannot naturally decompose and generally require a very long time for breakdown. The method used for data collection follows the shoreline survey methodology. The research was conducted along a line transect, with a length of 100 meters and a width of 5 meters on each side, and observers walked along the transect line. The study was carried out over a span of 2 months. The observation transect line began perpendicular to the coastline, covering a length of 100 meters and a width of 5 meters on each side, resulting in an area of 100 x 10. This area was meant to represent the research site. Based on the research findings, the total quantity of inorganic waste collected was 305 pieces per 1000 square meters (3,050 pieces per hectare). The most commonly found type of waste was plastic, with 151 pieces per 1000 square meters (1,510 pieces per hectare), accounting for 49.5%. The research results revealed that the heaviest waste category was glass, weighing 2,793 pieces per 1000 square meters (27,930 pieces per hectare), making up 62.5% of the total.Keywords: Inorganic Waste, Coastal, Bitung KarangriaABSTRAKSampah anorganik adalah sampah atau limbah yang dihasilkan dari berbagai macam proses, dimana jenis sampah ini tidak akan bisa terurai oleh bakteri secara alami dan pada umumnya akan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses penguraiannya. Metode yang digunakan untuk pengambilan data yakni metode shoreline survey methodology. Penelitian dilakukan pada line transect, dengan Panjang 100 meter dan lebar masing-masing 5 meter ke arah kiri dan ke kanan dan pengobservasi berjalan kaki sepanjang transek garis. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, Jalur transek pengamatan dimulai dengan arah tegak lurus pesisir pantai sepanjang 100 meter dan lebar 5 meter dengan diameter 100 x 10, dimana jalur transek tersebut harus mewakili wilayah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian sampah Anorganik yang didapatkan secara keseluruhan total jumlah sampah adalah 305 pot/1000m2 (3.050 Pot/ Ha). Jenis sampah plastik merupakan jenis yang paling banyak ditemukan sebanyak 151 pot/1000m2 (1.510 Pot/Ha) dengan presentase 49.5%. Hasil Penelitian berat bobot sampah yang pertama adalah sampah kaca dengan berat 2793 pot/1000m2 (27.930 Pot/Ha) dengan persentasi 62.5%.Kata Kunci: Sampah Anorganik, Pesisir Pantai, Bitung Karangri

    Mangrove Community Structure in West Madapolo Village, North Obi District, South Halmahera Regency

    Get PDF
    The ecological function of mangroves can be viewed from three aspects, namely physical, chemical, and biological aspects. Data collection of mangrove community structure using line transect quadrant method by pulling the line along 100 m from the sea to land at the lowest tide. The results of mangrove community structure analysis in West Madapolo Village, North Obi District, South Halmahera Regency. Identified 4 types of mangroves namely Rhizopora apiculata, Sonneratia alba, Brugueira gymnorhiza, and Lumnitzera litorea found at the 3 stations. The highest species density value is Rhizopora apiculata, at station 1. The highest frequency by Rhizopora apiculata, and Brugueira gymnorhiza species at station 1 with the same value of 39.29. The highest cover by Rhizopora apiculata species at station 1 with a value of 49.73 and the lowest by S. alba species at 14.17 while the highest importance value index by Rhizopora apiculata species at 147.99 and the lowest is Sonneratia alba 40.54. The highest diversity at station 2, and the lowest at station 1, the highest diversity at station 2 while the highest dominance is found at the station and the lowest at station 2. Keywords: Structure Community, Mangrove, Village Madapolo Barat Abstrak Fungsi ekologis mangrove dapat ditinjau dari tiga aspek, yakni aspek fisika, kimia dan biologi. Pengambilan data struktur komunitas mangrove menggunakan metode line transek kuadran dengan cara menarik line garis sepanjang 100 m dari arah laut ke darat pada saat surut terendah. Hasil analislis struktur komunitas mangrove di Desa Madapolo Barat, Kecamatan Obi Utara, Kabupaten Halmahera Selatan. Teridentifikasi 4 jenis mangrove yaitu Rhizopora apiculata, Sonneratia alba, Brugueira gymnorhiza, dan Lumnitzera litorea yang ditemukan pada ke 3 stasiun. Nilai kerapatan jenis tertinggi adalah Rhizopora apiculata, pada stasiun 1. Frekuensi tertinggi oleh jenis Rhizopora apiculata, dan Brugueira gymnorhiza pada stasiun 1 dengan nilai yang sama yaitu 39,29. Penutupan tertinggi oleh jenis Rhizopora apiculata pada stasiun 1 dengan nilai 49,73 dan yang terendah oleh jenis S. alba  14,17 sedangkan indeks nilai penting tertinggi oleh jenis Rhizopora apiculata 147,99 dan terendah yaitu Sonneratia alba 40,54. Keanekaragaman tertinggi pada stasiun 2, dan terendah pada stasiun 1, kseseragaman tertinggi pada stasiun 2 sedangkan dominasi tertinggi terdapat pada stasiun dan yang terendah pada stasiun 2. Kata kunci: Struktur Komunitas, Mangrove, Desa Madapolo Bara

    Waste Inventorization Inorganic In The Mangrove Ecosystem Bunaken Island For The East Part

    Get PDF
    The coastal area is a potential resource in Indonesia, is an intermediate area between the mainland and Ocean. This resource is very large which is supported by the existing coastline 81,000 km long. Long coastline This holds the potential for a large wealth of natural resources. The potential including biological and non-biological potential. in addition to the potential for natural resources that are widespread on the coast of Indonesia, potential pollution to the coastal and marine environment has quite a big opportunity. this opportunity could be caused by Indonesia's population density, high tourist activity including transportation, and major construction. As for the goal This study aims to identify the type and amount of waste inorganic in the Bunaken coastal mangrove ecosystem in the eastern part and identify the size and weight characteristics of inorganic waste in the mangrove ecosystem. The method used The result of this research is the coastline survey method methodology based on NOAA (2013) and line transects with taking 2 stations. This research was conducted for three months, which at each station has 1 transect line, each of which has 5 plots/sampling plots. Transect lines are carried out in parallel coastline along 50 meters of trash in the mangrove forest the distance between stations is 50 m, where the transect line must be located represents the research area. The data taken next is back analysis with the help of a computer program MS Excel The types of marine debris found at the research location are plastic, rubber, metal, and glass waste. The total size of the litter type which was found at the research location showed 2 characteristics, namely mega- debris and macro-debris. The most dominant type of waste is plastic waste.Keywords: Inorganic waste, Mangrove, East BunakenAbstrak Wilayah pesisir yang merupakan sumber daya potensial di Indonesia, adalah daerah peralihan antara daratan dan lautan.Sumber daya ini sangat besar yang didukung oleh adanya garis pantai sepanjang sekitar81.000 km. Garis pantai yang panjang ini menyimpan potensi kekayaan sumber alam yang besar.Potensi itu diantaranya potensi non hayati dan hayati.Disamping potensi sumberdaya alam yang tersebar luas di pesisir Indonesia, potensi pencemaran terhadap lingkungan pesisir dan laut pun memilik i peluang yang cukup besar.Peluang ini dapat disebabkan oleh padatnya penduduk Indonesia, aktifitas wis ata yang cukup tinggi termasuk transportasi, dan pembangunan yang besar. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu Mengidentifikasi jenis dan jumlah sampah anorganik yang berada di ekosistem mangrove pantai Bunaken bagian timur Dan Mengidentifikasi karakteristik ukuran dan berat sampah anorganik pada ekosistem mangrove. Metode yang dipakai dalam hasil penelitian ini adalah metode shoreline survey methodology berdasarkan NOAA (2013) dan Line transect dengan mengambil 2 stasiun . Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimana dalam setiap stasiun terdapat 1 line transect yang masing–masing memilik i 5 petak/plot pengambilan sampel. Jalur transek dilakukukan sejajar garis pantai sepanjang 50 meter adanya sampah pada mangrove jarak antar stasiun adalah 50 m, dimana jalur transek tersebut harus mewakili wilayah penelitian. Data yang di ambil selanjutnya d i analisa kembali dengan bantuan program komputer MS Excel Jenis sampah laut yang ditemukan pada lokasi penelitian berupa sampah plastik, karet, logam, dan kaca. Jumlah ukuran jenis sampah yang terdapat di loksasi penelitian menunjukan bahwa terdapat 2 karakteristik yaitu mega-debris dan macro-debris. Jenis sampah yang paling dominan adalah sampah plastik.Kata Kunci: Sampah Anorganik, Mangrove, Bunaken Timur

    STRUKTUR KOMUNITAS DAN PERSENTASE TUTUPAN LAMUN DI MARINE FIELD STATION UNIVERSITAS SAM RATULANGI

    Get PDF
    In the world there are 60 species of seagrass, and 12 types are found in Indonesia. This study aims to determine the results of the description of the community structure and the percentage cover of seagrass in the waters of the Marine Fields Station, observations were made at 2 (ST.1 & ST.2) stations using themethod seagrass watch and the results of data analysis of the community structure using the equation formula from Cox, 1967. In the waters of the Marine Fields Station, there are 6 species, namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, and Halophile ovalis. The results of the percentage of seagrass cover at ST.1 were 58.85% and ST.2 53.13% and the average value obtained from these 2 stations was 55.99%. Overall, the community structure of ST.1 species Thalassia hemprichii has the highest important value index of 80.66%. And in ST.2 Syringodium isoetifolium which has the highest important value index is 93.27%. Parameters in the waters of Maine Field Station, namely pH, salinity, temperature, substrate are good. Keywords: Seagrass, Percentage Cover, Community Structure

    KEANEKARAGAMAN SPONS DI KAWASAN PANTAI KINAMANG KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

    Get PDF
    Spons are primitive living settled animals that are filter feeder. These animals are commonly found in tropical and sub-tropical waters, ranging from the intertidal zone to the subtidal. The aim of this study is to know the diversity of species and the content of bioactive sponges. Sponge data collection: ecological index, species composition and density of sponge as well as knowledge of the study of bioactive sponge using the library study of the research carried out and using the scientific articles of the last 10 years, from 2013 to 2023. The study used the transec belt method that has been modified. From the use of the method, 17 Families were obtained, 48 individuals at a depth of 7 m and 118 individuals at 14 m. Based on the results of this study showed that the index of diversity obtained from the analysis results belonged to the average in 7 m and 14 m. Distribution patterns obtained from data analysis results obtain the distribution pattern at a depth of 7 m grouping 5 families, uniform 5 families and random 1 family. At a depth of 14 m, the most spread pattern is the uniform spread of 10 families, and the spread model groups 4 families. The index of diversity obtained from the results of data analysis is high (stable). The composition of the species obtained from the results of the analysis showed the highest species of the clionaidae family and the lowest sponge species composition is 7 m depth is 0%, the lower species in 14m depths is 11.86%. The highest value of spongy density at a depth of 7 meters is 2.44 ind/m² and the lowest is 0.15 ind/m², whereas at depths of 14 meters with the highest values are 3.16 ind/m² and lower is 0.08 ind/m² and a library study of the bioactive content received 27 articles related to the family obtaining at the research site and in teluk manado.Keywords: Diversity, Sponge, Kinamang Beach, Bioactive ContentABSTRAKSpons merupakan hewan primitif yang hidup menetap yang bersifat filter feeder (menyaring). Hewan ini sangat umum dijumpai di perairan tropis dan sub tropis, sebarannya mulai dari zona intertidal hingga zona subtidal. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman jenis dan kandungan bioaktif spons. Pengambilan data spons : indeks ekologi, komposisi jenis dan kepadatan spons serta mengetahui kajian mengenai bioaktif spons dengan menggunakan studi pustaka dari penelitian yang telah dilakukan dan menggunakan artikel ilmiah 10 tahun terakhir tahun 2013 sampai 2023. Penelitian ini menggunakan metode belt transek yang telah dimodifikasi. Dari pengunaan metode tersebut diperoleh 17 Famili, 48 individu pada kedalaman 7 m dan 118 individu pada kedalaman 14 m. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman yang diperoleh dari hasil analisis tergolong sedang pada kedalam 7 m dan 14 m. Pola Sebaran yang diperoleh dari hasil analisis data didapatkan pola sebaran pada kedalaman 7 m pola sebaran mengelompok 5 famili, pola sebaran seragam 5 famili,dan pola sebaran acak 1 famili. Sedangkan pada kedalaman 14 m pola sebaran terbanyak yaitu, pola sebaran seragam 10 famili, dan pola sebaran mengelompok 4 famili. Indeks keseragaman yang diperoleh dari hasil analisis data yaitu tergolong tinggi (stabil). Komposisi jenis yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan jenis spons tertinggi yaitu dari famili clionaidae dan komposisi jenis spons terendah kedalaman 7 m yaitu 0%, jenis spons terendah pada kedalaman 14 m yaitu 11,86 %. Nilai kepadatan spons tertinggi pada kedalaman 7 m yaitu 2,44 ind/m² dan terendah yaitu 0,15 ind/m², sedangkan pada kedalaman 14 meter dengan nilai tertinggi yaitu 3,16 ind/m² dan terendah yaitu 0,08 ind/m² dan studi pustaka mengenai kandungan bioaktif yang didapatkan 27 artikel yang berkaitan dengan famili yang didapatkan di lokasi penelitian dan di teluk manado.Kata Kunci: Keanekaragaman, Spons, Pantai Kinamang, Kandungan Bioakti

    Length Increase and Survival Rate of Coral Isopora palifera which Transplanted on Concrete Block

    Get PDF
    Efforts to mitigate damage to coral reef ecosystems can be made by developing techniques for coral transplantation. The purpose is to know the survival rate of coral Isopora palifera and Measure the length increase of coral Isopora palifera using the Image-J application as the measurement. The research method was that artificial blocks made of concrete were used as containers for the installation of 27 colonies of coral Isopora palifera. Data collection in the field in the form of colonies that were successfully transplanted to artificial reef units will be explored using a camera from each concrete block which will take perpendicular pictures and colony portraits from each artificial reef unit. The results are then analyzed using the Image-J application. The transplantation results survival rate in Isopora palifera coral colonies in Paputungan village is 66.6% of 100%, while the Isopora palifera coral colony increase length was around 1.51 mm/5 months or 0.302 mm/month. Keywords: Coral, Isopora palifera, Transplant, Concrete block, North Sulawesi Abstrak Upaya penanggulangan kerusakan ekosistem terumbu karang dapat dilakukan dengan menggembangkan teknik transplantasi karang. Tujuan adalah Mengetahui tingkat ketahanan hidup karang Isopora palifera dan Mengetahui laju pertambahan karang Isopora palifera dengan menggunakan aplikasi Image-J sebagai pengukuran pertumbuhan. Metode penelitian yaitu balok buatan dari beton dijadikan wadah tempat pemasangan karang Isopora palifera sebanyak 27 koloni. Pengambilan data di lapangan berupa koloni yang berhasil ditransplantasi ke unit terumbu buatan akan didokumentasikan menggunakan kamera dari tiap-tiap balok diambil gambar tegak lurus dan memotret koloni dari masing-masing unit terumbu buatan.  Hasil pemotretan tersebut selanjutnya dianalisa menggunakan aplikasi Image-J. Proses transplantasi di desa Paputungan menghasilkan 66,6% dari 100% tingkat kelangsungan hidup pada koloni karang Isopora palifera, sedangkan untuk laju pertabahan koloni karang Isopora palifera berada disekitar 1,51 mm/5 bulan atau 0,302 mm/bln. Kata Kunci: Karang, Isopora palifera, Transplantasi, Balok beton, Sulawesi Utara
    corecore