19 research outputs found

    Keberlanjutan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau Mantehage, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara

    Full text link
    This study aimed to analyze the sustainability of mangrove ecosystem management in one small island located in the area of Bunaken National Park. Mantehage islands included in the township administration area Wori, North Minahasa Regency, North Sulawesi. This study will examine the sustainability of mangrove ecosystem management on the dimension of ecological, socio-economic, and institutional. The data used are primary and secondary analyzes that are used in this study is the Multidimensional scaling. The results obtained are sustainability Status Mantehage Island mangrove ecosystem management included in either category, but one of the three dimensions of the object of study has a low value that the ecological dimension. Environmental degradation caused by anthropogenic activities and the nature of this dimension will affect the future, so that special attention is needed for improved its environmental capacity, especially in the mangrove ecosystem

    Bioekologi Mangrove Daerah Perlindungan Laut Bebasis Masyarakat Desa Blongko Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kodisi bioekologi mangrove yang ada di Desa Blongko Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara, parameter yang diukur adalah struktur komunitas mangrove dan kualitas air yang merepresentasikan lingkungan perairan ekosistem mangrove. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratify random sampling, sedangkan data yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder dengan metode sampling pada ekosistem mangrove. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi. Hasil yang diperoleh adalah kondisi perairan ekosistem mangrove dalam keadaan yang baik, dan mendukung kelangsungan hidup organisme yang berasosiasi dengan mangrove. Vegetasi mangrove di Desa Blongko terdiri atas empat famili, dengan tujuh spesies. Famili mangrove tersebut adalah Avicenniaceae, Meliaceae, Rhizophoraceae, dan Sonneratiaceae. Sedangkan spesies mangrove yang ada di desa ini adalah Xylocarpus granatum, Avicennia lanata, Avicennia marina, Avicennia officinalis, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, dan Sonneratia alba . Nilai keseragaman yang dianalisis pada vegetasi mangrove yang ada di Desa Blongko menunjukkan angka 0,72. Nilai keseragaman ini menunjukkan bahwa jumlah individu setiap jenis tidak jauh berbeda. Hal ini juga digambarkan oleh nilai dominasi sebesar 0,42 yang mengindikasikan bahwa tidak ada jenis yang mendominasi pada kawasan mangrove ini

    Struktur Komunitas Mangroce Di Kelurahan Tongkaina Manado

    Full text link
    Mangrove merupakan tumbuhan yang unik dan khas karena mampu bertahan hidup pada daerah yang ekstrim dengan kadar salinitas yang tinggi. Mangrove juga sering disebut dengan tumbuhan pasang-surut karena pertumbuhanya dipengaruhi oleh pasang-surut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode line transek kuadran dengan menentukan tiga titik pengamatan (stasiun) pengambilan sampel, dan untuk mengetahui kondisi mangrove maka dilakukan perhitungan kerapatan jenis, frekuensi jenis, penutupan jenis, dominasi, indeks nilai penting dan keanekaragaman. Untuk fariabel lingkungan dilakukan beberapa pengukuran yaitu pengukuran suhu, salinitas dan juga melihat tipe substrat yang ada di Kampung Bahowo. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa jenis mangrove yang memiliki nilai kerapatan tertinggi yaitu Rhizophora apiculata, dan untuk nilai frekuensi tertinggi juga yaitu jenis Rhizophora apiculata, sedangkan untuk nilai dominasi tertinggi dimiliki oleh jenis Sonneratia alba. Dan untuk keanekaragaman yang ada di Kampung Bahowo masih menunjukan nilai yang rendah. Kisaran suhu di Kampung Bahowo yaitu sekitar 29-30°C, sama halnya dengan kisaran salinitas yaitu 29-30 ppt dan untuk substrat yang mendominasi yaitu berlumpur, ini yang menyebabkan jenis Rhizophora apiculata banyak ditemukan dibandingkan dengan jenis lain

    Persentase Tutupan Dan Struktur Komunitas Mangrove Di Sepanjang Pesisir Taman Nasional Bunaken Bagian Utara

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung persentase tutupan mangrove dan mengetahui struktur komunitas mangrove. Penelitian ini dilakukan di sepanjang pesisir Taman Nasional Bunaken bagian Utara. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode line transect dan metode hemisperichal photography. Data hasil penelitian ditemukan 6 jenis mangrove yaitu Sonneratia alba, Avicennia officinalis, Avecennia marina, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata dan Bruguiera gymnorrhiza yang termasuk dalam 4 famili Sonneratiaceae, Avicenniaceae, Rhizophoraceae dan juga Bruguieraceae. Nilai tutupan kanopi mangrove yang tertinggi pada stasiun 2 (Meras) di transek 2 mencapai nilai 82,78% dan yang terendah pada stasiun 1 (Molas) di transek 1 yaitu 61,24%

    Waste Inventorization Inorganic In The Mangrove Ecosystem Bunaken Island For The East Part

    Get PDF
    The coastal area is a potential resource in Indonesia, is an intermediate area between the mainland and Ocean. This resource is very large which is supported by the existing coastline 81,000 km long. Long coastline This holds the potential for a large wealth of natural resources. The potential including biological and non-biological potential. in addition to the potential for natural resources that are widespread on the coast of Indonesia, potential pollution to the coastal and marine environment has quite a big opportunity. this opportunity could be caused by Indonesia's population density, high tourist activity including transportation, and major construction. As for the goal This study aims to identify the type and amount of waste inorganic in the Bunaken coastal mangrove ecosystem in the eastern part and identify the size and weight characteristics of inorganic waste in the mangrove ecosystem. The method used The result of this research is the coastline survey method methodology based on NOAA (2013) and line transects with taking 2 stations. This research was conducted for three months, which at each station has 1 transect line, each of which has 5 plots/sampling plots. Transect lines are carried out in parallel coastline along 50 meters of trash in the mangrove forest the distance between stations is 50 m, where the transect line must be located represents the research area. The data taken next is back analysis with the help of a computer program MS Excel The types of marine debris found at the research location are plastic, rubber, metal, and glass waste. The total size of the litter type which was found at the research location showed 2 characteristics, namely mega- debris and macro-debris. The most dominant type of waste is plastic waste.Keywords: Inorganic waste, Mangrove, East BunakenAbstrak Wilayah pesisir yang merupakan sumber daya potensial di Indonesia, adalah daerah peralihan antara daratan dan lautan.Sumber daya ini sangat besar yang didukung oleh adanya garis pantai sepanjang sekitar81.000 km. Garis pantai yang panjang ini menyimpan potensi kekayaan sumber alam yang besar.Potensi itu diantaranya potensi non hayati dan hayati.Disamping potensi sumberdaya alam yang tersebar luas di pesisir Indonesia, potensi pencemaran terhadap lingkungan pesisir dan laut pun memilik i peluang yang cukup besar.Peluang ini dapat disebabkan oleh padatnya penduduk Indonesia, aktifitas wis ata yang cukup tinggi termasuk transportasi, dan pembangunan yang besar. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu Mengidentifikasi jenis dan jumlah sampah anorganik yang berada di ekosistem mangrove pantai Bunaken bagian timur Dan Mengidentifikasi karakteristik ukuran dan berat sampah anorganik pada ekosistem mangrove. Metode yang dipakai dalam hasil penelitian ini adalah metode shoreline survey methodology berdasarkan NOAA (2013) dan Line transect dengan mengambil 2 stasiun . Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimana dalam setiap stasiun terdapat 1 line transect yang masing–masing memilik i 5 petak/plot pengambilan sampel. Jalur transek dilakukukan sejajar garis pantai sepanjang 50 meter adanya sampah pada mangrove jarak antar stasiun adalah 50 m, dimana jalur transek tersebut harus mewakili wilayah penelitian. Data yang di ambil selanjutnya d i analisa kembali dengan bantuan program komputer MS Excel Jenis sampah laut yang ditemukan pada lokasi penelitian berupa sampah plastik, karet, logam, dan kaca. Jumlah ukuran jenis sampah yang terdapat di loksasi penelitian menunjukan bahwa terdapat 2 karakteristik yaitu mega-debris dan macro-debris. Jenis sampah yang paling dominan adalah sampah plastik.Kata Kunci: Sampah Anorganik, Mangrove, Bunaken Timur

    IDENTIFIKASI SAMPAH ANORGANIK PADA EKOSISTEM MANGROVE PANTAI TASIK RIA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

    Get PDF
    Threats to the marine and coastal environment are increasing due to the increasing population and increasing exploitation of the population on the coast. If the garbage is thrown into the river or thrown directly into the sea, it will eventually result in a reduction in the beauty of the coastal area, the sea and the mangrove ecosystem. Inorganic waste with the type of plastic will not be separated from everyday life, due to the increasing number of people in the world. Therefore, the demand for and consumption of plastic-type materials is increasing and will continuously enter the land environment to the sea. Sampling is located at Tasik Ria Beach, Tombariri District, Minahasa Regency. The sampling time for marine debris in the mangrove ecosystem will be in August 2021. Inorganic waste sampling is carried out in the mangrove ecosystem by looking at the age of the month at the lowest low tide. Sampling used the line transect method or quadrant line transect and was carried out directly in the morning and it took one day until the tide started. Based on the research objectives, to identify inorganic marine debris found in the mangrove ecosystem of the Tasik Ria beach and analyze the total density of inorganic marine debris, both heavy and the amount laid on the mangrove ecosystem, research conducted at Tasik Ria Beach, Tombariri District, Minahasa Regency has obtained five types of waste. namely plastic, glass, metal, rubber and wood waste and their derivatives. Keywords: Coastal, Mangrove Ecosystem, Identification, Marine Debris, Tasik Ria Coast ABSTRAK Ancaman terhadap lingkungan laut dan pesisir semakin meningkat diakibatkan oleh bertambahnya jumlah penduduk dan bertambah pula eksploitasi penduduk di pesisir. Apabilah sampah tersebut dibuang ke sungai maupun dibuang langsung ke laut yang akhirnya berakibat berkurangnya keindahan wilayah pesisir, laut maupun pada ekosistem mangrove. Sampah anorganik dengan jenis plastik tidak akan terlepas dengan kehidupan sehari-hari, dikarenakan bertambahnya jumlah penduduk di dunia. Maka dari itu permintaan maupun kunsumsi bahan dengan berjenis plastik semakin meningkat dan akan secara terus-menerus masuk ke lingkungan daratan sampai ke laut. Pengambilan sampel terletak di Pantai Tasik Ria Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Waktu pengambilan sampel sampah laut pada ekosistem mangrove dilaksanakan pada bulan Agustus 2021. Pengambilan sampel sampah anorganik di lakukan pada ekosistem mangrove dengan melihat umur bulan pada saat kondisi surut terendah. Pengambilan sampel menggunakan metode line transek atau transek garis kuadran dan dilakukan secara langsung di pagi hari dengan membutuhkan waktu selama satu hari sampai pada saat air mulai pasang. Berdasarkan tujuan penelitian mengidentifikasi sampah laut anorganik yang terdapat di ekosistem mangrove pantai tasik ria dan menganalisa jumlah kepadatan sampah laut anorganik baik itu berat maupun jumlah yang tergampar pada ekosistem mangrove penelitian yang di lakukan di Pantai Tasik Ria Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa telah di dapatkan lima jenis sampah yaitu sampah jenis plastik, kaca, logam, karet serta kayu dan turunannya. Kata Kunci : Pesisir, Ekosistem Mangrove, Identifikasi, Marine Debris, Pantai Tasik Ri

    The form and distribution of microplastic in sediment and water columns of Manado Bay, North Sulawesi

    Get PDF
    Microplastics are particles measuring <5mm that is the result of degradation from plastic waste that enters the environment. Plastic waste is degraded into microplastics through physical, chemical, and biological processes. Pollutants such as microplastics that enter the waters of Manado Bay can reduce the biological and ecological functions of the ecosystem in the waters. The purpose of this study was to determine the shape and density of microplastics in Manado Bay. The sediment sampling method was carried out by purposive sampling method and for the water, column using a plankton net withdrawal method of 10 meters with 3 replications at 3 stations. The sample will be prepared and then identified. Then the sample density was calculated and then analyzed using a one-way ANOVA test and Pearson correlation. The results showed that there were 4 forms of microplastic found, namely the form of fragments, films, fibers, and foams. The density of sediment sample 1 found 187 microplastic particles with a density of 63.38 particles/kg, at station 2 a total of 479 particles with a density of 182.12 particles/kg, and at station 3 a total of 311 particles with a density of 115.07 particles/kg. In station 1 seawater samples were found 154 particles with a density of 7.26 particles/m³, station 2 a total of 299 particles with a density of 14.10 particles/m³.Keywords: microplastic, shape, density, Manado Bay AbstrakMikroplastik adalah partikel berukuran <5mm hasil degradasi dari sampah plastik yang masuk ke lingkungan. Sampah plastik terdegradasi menjadi mikroplastik melalui proses fisik, kimia, dan biologis. Bahan pencemar mikroplastik yang masuk ke perairan Teluk Manado dapat mengurangi fungsi biologis dan ekologis dari ekosistem yang ada di dalam perairan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bentuk dan distribusi mikroplastik yang ada di Teluk Manado. Metode pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan metode purposive sampling dan untuk kolom perairan menggunakan metode penarikan plankton net sepanjang 10 meter sebanyak 3 kali ulangan di 3 stasiun. Sampel akan dipreparasi kemudian diidentifikasi. Selanjutnya sampel dihitung kepadatannya kemudian dianalisis menggunakan uji one-way ANOVA dan korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 4 bentuk mikroplastik yang ditemukan yaitu bentuk fragmen, film, fiber, dan busa. Kepadatan pada sampel sedimen 1 ditemukan 187 partikel mikroplastik dengan kepadatan 63,38 partikel/kg, pada stasiun 2 total 479 partikel dengan kepadatan 182,12 partikel/kg, dan pada stasiun 3 total 311 partikel dengan kepadatan 115,07 partikel/kg. Pada sampel air laut stasiun 1 ditemukan 154 partikel dengan kepadatan 7,26 partikel/m³, stasiun 2 total 299 partikel dengan kepadatan 14,10 partikel/m³.Kata kunci: mikroplastik, bentuk, kepadatan, Teluk Manad

    STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA BONE BARU, KECAMATAN BANGGAI UTARA, KABUPATEN BANGGAI LAUT, SULAWESI TENGAH

    Get PDF
    Mangrove is one of plants that can grow well on the coast which are affected by tides.Bone Baru village is located in North Banggai District, Banggai Laut Regency, Central Sulawesi Province which has area that about 840 ha and has mangrove area reaching 16.56 ha. This research was conducted from February to April 2020. The purpose of this research are to identify the types of mangroves and analyzing the structure of the mangrove community which include density, relative density, frequency, relative frequency, coverarge, relative coverage, importance value index, and diversity index. The data were analyzed using Microsoft Excel. Based on the results this study obtained 4 types of mangroves consisting of Bruguiera gymnorrhiza, B. cylindrica, Rhizophora mucronata, and Lumnitzera littorea. The highest relative density was 0.13 ind / m2 and the relative density was 91.83% the highest frequency type and the frequency relative value were 5 ind / m2 and 52.63%respectively. The highest mangrove cover was 3.79 m2 with relative cover of 52.21%. The highest important value index was 227.72% . The highest diversity index was found at station 2 with an average value (H ') of 0.69.Keywords: mangrove, community structure, habitat, BanggaiABSTRAKMangrove merupakan kelompok tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik di pesisir pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Penelitian ini dilakukan di desa Bone Baru, Kecamatan Banggai Utara, Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki luas wilayah mencapai 840 ha dan memiliki luas area mangrove mencapai 16,56 ha. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari-April 2020 dengan menggunakan metode Line Transect. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis-jenis mangrove dan menganalisa struktur komunitas mangrove Data yang diambil meliputi kerapatan jenis, kerapatan relatif jenis, frekuensi jenis, frekuensi relatif jenis, penutupan jenis, penutupan relatif jenis, indeks nilai penting, dan indeks keanekaragaman yang kemudian di analisa dengan bantuan program komputer Microsoft Excel. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 4 jenis mangrove yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Lumnitzera littorea dan Bruguiera cylindrica. Kerapatan jenis tertinggi 0,13 ind/m2 dan kerapatan relatifnya 91,83%. Frekuensi jenis tertinggi dengan nilai 5 ind/m2 relatifnya 52,63%, penutupan jenis tertinggi dengan nilai 3,79 m2 dan relatfnya 52,21%, indeks nilai penting tertinggi dengan nilai 227,72% dan Nilai indeks keanekaragaman tertinggi ditemukan pada stasiun 2 dengan nilai ratarata (H’) 0,69.Kata kunci: mangrove, strukture komunitas, habitat, Bangga

    Crustacea Brachyura Morphology And Morphometrically in Buloh Beach Intertidal Zone, Minahasa District, North Sulawesi

    Get PDF
    Brachyura crabs, especially coastal crabs, live in the intertidal zone with zone shape sandy beaches, muddy beaches, and rocky beaches. The colors on the crab’s carapace are caused by the presence of carotenoid pigments. The purpose of the study was to identify crabs morphologically and morphometrically. The sampling location was in Buloh Beach, Tateli Weru Village, Mandolang District, Minahasa Regency, North Sulawesi Province. Sampling using the cruise method, which is a research activity carried out by tracing the coastal area at the lowest tide by capturing organisms as samples directly. The crab samples found then morphologically identified by observing the color and shape of the carapace, claws, walking legs, presence of spines on the carapace, carapace size, abdomen shape, the characteristics of the leg organs presence of hair (setae), and morphometric calculations were also carried out. Based on the morphology of the crabs found, namely: Grapsus albolineatus (Latreille in Milbert, 1812), Atergatis floridus (Linnaeus, 1767), Pilumnus vespertilio (Fabricius, 1793), and Uca (Galasimus) tetragonon (Herbst, 1790)Keywords: Buloh Beach; Brachyura; Morphology; morphometrically; DiversityAbstrakKepiting brachyura khususnya kepiting pesisir hidup di zona intertidal dengan bentuk zona pantai berpasir, pantai berlumpur dan pantai berbatu. warna-warna pada karapas kepiting disebabkan karena adanya kandungan pigmen karotenoid. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi kepiting secara morfologi dan morfometrik. Lokasi pengambilan sampel di Pantai Buloh, Desa Tateli Weru, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Pengambilan sampel menggunakan metode jelajah (cruise methods) yaitu suatu kegiatan penelitian dilakukan dengan menelusuri daerah pesisir pantai saat surut terendah dengan menangkap organisme sebagai sampel secara langsung. Sampel kepiting yang ditemukan kemudian dilakukan identifikasi morfologi dengan memperhatikan warna dan bentuk karapas, capit, kaki jalan, keberadaan duri pada karapas, ukuran karapas, bentuk abdomen dan ciri-ciri organ kakinya seperti keberadaan rambut (setae), serta dilakukan perhitungan morfometrik. Berdasarkan identifikasi morfologi kepiting yang ditemukan, yaitu: Grapsus albolineatus (Latreille in Milbert, 1812), Atergatis floridus (Linnaeus, 1767), Pilumnus vespertilio (Fabricius, 1793), dan  Uca (Galasimus) tetragonon (Herbst, 1790).Kata kunci : Pantai Buloh; Brachyura; Morfologi; Morfometrik; Keanekaragama
    corecore