19 research outputs found

    KARAKTERISTIK BATUBARA SEAM B DAERAH BANGUN REJO, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Indonesia memiliki cadangan sumberdaya alam yang sangat melimpah, salah satunya adalah batubara. Batubara merupakan sumberdaya alam yang sangat potensial untuk dikelola dan dimanfaatkan. Desa Bangun Rejo merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi sumberdaya batubara yang melimpah. Desa ini terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Maka dari itu, sangat menarik untuk dipelajari terkait dengan karakteristik batubara. Tujuan dari penelitian ini ada Mengetahui karakteristik fisik secara megaskopis dari lapisan batubara dan mengetahui bentuk geometri dari batubara. Proses dalam kegiatan penelitian ini dengan melakukan pengamatan dilapangan. Kemudian dilanjutkan pada analisis batubara secara megaskopis dan penarikan korelasi batuan. Dari hasil data lapangan dan analisis didapat bahwa Seam B memiliki warna hitam, cerat coklat, pecahan blocky, rekahan tegak lurus lapisan, rekahan sebagian terisi lempung, mengkilap dengan lapisan buram, komposisi karbon, terdapat lapisan shalycoal 20-30 cm. Lapisan seam batubara memiliki tebal 3,1-3, 38  meter masuk kedalam kategori ketebalan sedang. Kemenerusan dari seam ini secara horizontal berarah timur laut ke barat daya dari konsesi dengan besaran arah azimuth N 189o E - N 191o E. Sedangkan mengikuti arah dip batubara berarah barat laut dari konsesi dengan besaran sudut     23-29o masuk dalam katagori lapisan miring. Untuk kemenerusan lapisan batubara berdasarkan data outcrop dengan mengikuti arah strike batubara anatara singkapan OC-03 dan OC-04 berjarak 430 meter bisa dikategorikan menerus ratusan meter

    ANALISIS PENGARUH GEOLOGICAL LOSSES TERHADAP PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA BERDASARKAN MODEL GEOLOGI PADA PIT 13 ALT 3 PT INDOMINCO MANDIRI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Geological Losses Effect Analysis Of Coal Reserve Calculation Based On Geologic Model In Pit 13 Alt 3 Pt Indominco Mandiri Kutai Timur Regency Of East Kalimantan Province)

    Get PDF
    Penambangan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengambil endapan bahan galian dibawah permukaan bumi, salah satunya adalah batubara. Dalam pelaksanaan desain tambang maupun implementasi di lapangan sering timbul anomali atau ketidaksesuaian antara rencana atau model geologi dengan kondisi aktual di lapangan. Penelitian dilakukan pada PT Indominco Mandiri, Kutai Timur, Kalimantan Timur dimana dalam penelitian ini dilakukan suatu analisis pengaruh dari geological losses terhadap model geologi yang kemudian akan membandingkan perhitungan cadangan tertambang dengan jumlah cadangan batubara yang dapat diambil. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan geological losses yaitu dengan cara pengukuran ketebalan batubara, test in pit quality, pengukuran dip batubara. Cara tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi faktor geological losses seperti adanya variasi ketebalan seam batubara, variasi kualitas seam batubara, seam splitting batubara, washout, dan crop shifting. Dari faktor tersebut akan didapatkan total persentase nilai geological losses yang mana akan mempengaruhi nilai dari cadangan tertambang dan nilai dari stripping ratio. Hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh Pengaruh geological losses terhadap endapan geologi dari model geologi yaitu pengaruh crop shifting sebesar 6037,81 ton atau 11,65 % dan pengaruh washout sebesar 4457,53 ton atau 8,6 %, sehingga total geological losses sebesar 10495,35 ton atau 20,26 % dari total reserve in model yang terpengaruh. Hasil cadangan tertambang berdasarkan pengaruh geological losses aktual di lapangan atau disebut dengan mineable insitu reserve yaitu sebesar 62326,35 Ton. Dan nilai stripping ratio setelah dimasukkan pengaruh geological losses pada Pit 13 Alt 3 menjadi 1 : 29,62.

    KENDALI MORFOSTRUKTUR PASIF TERHADAP BENTUK MORFOLOGI DAERAH BHUANA JAYA DAN SEKITARNYA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu daerah yang memiliki kondisi geologiyang sangat menarik, salah satunya adalah kaitannya dengan variasi dari jenis batuan yangmembentuk daerah tersebut. Daerah Bhuana Jaya dan sekitarnya secara geografis terletak dikecamatan tenggarong seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. Menurut beberapa penelitidaerah penelitian secara regional tersusun atas batuan sedimen resistensi kuat hinggaresistensi lemah. Data primer yang digunakan dalam memperkuat analisis adalah denganmelakukan survey langsung ke lapangan. Data yang diambil di lapangan  berupa data variasilitologi atau batuan pada daerah tersebut. Data sekunder yang dipakai adalah berupa dataSpasial DEM SRTM 30 meter dan data spasial citra satellite 8. Data dianalisa denganmenggunakan software perpetaan yaitu Arcgist 10.3 untuk menentukan kelas lereng danbentuk 3 dimensi dari morfologi daerah penelitian. Daerah penelitian terbagi menjadi 3 zonakarakteristik batuan yaitu zona batuan(morfostruktur pasif) blok timur, zona batuan bloktengah dan zona bagian blok timur. Resistensi batuan pada tiap-tiap zona akanmempengaruhi bentukan morfologi. Morfologi yang terbentuk pada zona barat dan zonatimur berdasarkan data lapangan dan data penunjang berbentuk topografi yangbergelombang dengan kelerengan miring hingga terjal dengan elevasi 70 sampai 148 mdpl.Resistensi batuan zona barat dan timur terhadap lingkungan sekitar (cuaca) akan sangat kuatsekali dan tidak mudah hancur atau terkikis sehingga membentuk perbukitan yang miringhingga terjal. Pada tengah berbentuk topografi yang bergelombang dengan kelerengan datar,landai sampai miring dengan elevasi 5 sampai 70 mdpl. Faktor yang mempengaruhi haltersebut berbanding terbalik dengan zona barat dan zona timur yaitu data litologi batuanyang lunak. Resistensi batuan zona tengah terhadap lingkungan sekitar (cuaca) akan sangatlemah dan mudah hancur atau terkikis sehingga membentuk perbukitan yang datar hinggamiring.Kata Kunci : Daerah Bhuana Jaya, Morfostruktur Pasif, Bentuk Morfolog

    STUDI FASIES DAERAH TANAH MERAH KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Lingkungan pengendapan adalah karakteristik dari suatu tatanan atau sistem geomorfik dengan proses fisik, kimia, dan biologi berlangsung akan menghasilkan suatu jenis endapan sedimen tertentu. Lingkungan pengendapan secara umur dibagi menjadi 3 macam yaitu lingkungan pengendapan darat, transisi dan laut. Penelitian ini dilakukan di daerah Tanah Merah kota Samarinda dan penelitian ini memiliki tujuan yaitu: menentukan litofasies, menentukan asosiasi fasies dan menentukan lingkungan pengendapan yang ada di daerah penelitian.Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik dilihat dari litologi, struktur sedimen dan biologi yang memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang ada di bawah, atas dan di sekitarnya. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis fasies dengan cara pengamatan struktur sedimen pada litologi yang ada, tekstur sedimen dengan melakukan sayatan tipis pada sampel batuan dan melakukan pengamatan kehadiran fosil jejak pada litologi. Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada daerah penelitian di dapatkan 3 asosiasi fasies dan 2 ichnofasies, dari data tersebut didapatkan 2 lingkungan pengendapan yaitu dataran pasang surut (tidal flat) merupakan lingkungan pengendapan yang dipengaruhi oleh arus pasang-surut (tidal) dan pantai (Shoreface) yang merupakan lingkungan pengendapan yang dipengaruhi oleh gelombang

    GEOLOGI DAN PENGARUH LITOLOGI TERHADAP BENTUK MORFOLOGI DAERAH BANGUN REJO KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

    Get PDF
    Resistensi batuan adalah tingkat ketahanan batuan terhadap pelapukan, hubungan resistensi batuan dengan pola kerapatan kontur ialah spasi garis kontur rapat   mengindikasikan batuan yang resisten dan spasi garis kontur renggang menunjukan batuan yang non resisten. Penelitian ini akan fokus kepada resistensi batuan atau ketahanan batuan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kekuatan batuan adalah tingkat pelapukan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh litologi terhadap bentuk morfologi daerah Bangun Rejo Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara yang mencakup kegiatan lapangan dan analisa studio. Penelitian lapangan meliputi tentang deskripsi singkapan dan  pengambilan  foto  bentang  alam  untuk  data  morfologi  daerah  penelitian  sedangkan penelitian studio mencakup pembuatan peta kemiringan lereng dan menghubungkan data lapangan yang didapat dengan peta kemiringan lereng.Peta bagian barat daerah penelitian memiliki derajat pelapukan IV (empat) dengan resistensi batuan  lemah  sedangkan  bagian  Timur  peta  memiliki  derajat  pelapukan  I  (satu)  dengan resistensi batuan kuat. Pada peta kemiringan lereng lokasi penelitian yaitu bagian barat peta dengan tingkat pelapukan tinggi memiliki kelas lereng 2-4 dengan morfologi agak landai. Lokasi penelitian bagian timur peta dengan tingkat pelapukan ringan memiliki kelas lereng 4-8 dengan morfologi miring.Petabagianbaratdaerahpenelitianmemilikiderajat pelapukanIV(empat)dengan resistensi batuan  lemah  sedangkan  bagian  Timur  peta  memiliki  derajat  pelapukan  I  (satu)  dengan resistensibatuankuat.Padapetakemiringanlereng lokasipenelitianyaitubagianbaratpeta dengantingkatpelapukantinggimemilikikelaslereng2-4denganmorfologiagaklandai. Lokasipenelitianbagiantimurpetadengantingkatpelapukanringanmemilikikelas lereng 4-8 dengan morfologimiring

    GEOLOGI DAN ANALISIS KEKUATAN MASSA BATUGAMPING MENGGUNAKAN KAIDAH KRITERIA KERUNTUHAN HOEK-BROWN DI DAERAH BATU PUTIH, KECAMATAN SAMARINDA ULU, KOTA SAMARINDA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Secara administratif daerah penelitian terletak di Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berupa pemetaan geologi guna mengetahui kondisi geologi, struktur geologi dan geomorfologi serta penyelidikan geoteknik berupa penentuan nilai faktor keamanan (FK) pada bukit Batu Putih dimana kawasan ini merupakan kawasan perbukitan batugamping. Pada Bukit Batu Putih telah dilakukan kegiatan penambangan terbuka dengan membuat lereng-lereng. Adapun metode perhitungan faktor keamanan pada Bukit Batu Putih menggunakan metode Fellenius dengan kriteria keruntuhan Hoek-Brown. Parameter yang diperlukan dalam penyelidikan geoteknik yaitu jenis batuan, bobot isi batuan, kondisi rekahan, keadaan permukaan lereng serta geometri lereng dan dilakukan percobaan sebanyak 7 kali dengan 7 sampel yang berbeda. Dari hasil kegiatan pemetaan geologi, daerah penelitian dibagi menjadi 4 satuan batuan yaitu endapan alluvium, satuan batupasir RingRoad, satuan batupasir Air Putih dan satuan batugamping Batu Putih, untuk geomorfologi dibagi menjadi 2 bentukan asal yaitu bentukan asal struktural dan bentukan asal fluvial, struktur geologi yang ada berupa kekar, antiklin dan sesar naik. Dari hasil penyelidikan geoteknik berupa perhitungan kestabilan lereng pada bukit Batu Putih dilakukan dengan pengamatan di lapangan dan pengujian laboratorium diperoleh nilai faktor keamanan (FK) sebesar 54,993 termasuk dalam nilai yang cukup tinggi sehingga lereng yang dianalisa dikategorikan dalam keadaan aman

    ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN DENGAN METODE ANALISIS GRANULOMETRI DAERAH TANAH MERAH KOTA SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Batupasir Formasi Balikpapan yang berumur Miosen Akhir merupakan salah satu elemen penting dalam kaitannya lingkungan pengendapan pada Cekungan Kutai. Lingkungan pengendapan merupakan lokasi/tempat mengendapnya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu. Lingkungan pengendapan secara umum dibagi menjadi 3 macam yaitu lingkungan pengendapan darat, transisi dan laut. Pengamatan fisik sedimen dilakukan melalui 2 (dua) pengamatan struktur dan tekstur sedimen. Pengamatan struktur sedimen dapat dilakukan melalui interpretasi informasi geologi dari data bor atau peta geologi yang dicocokkan dengan keadaan lapangan. Pengamatan tekstur sedimen dapat menggunakan analisis ukuran butir sedimen yakni granulometri. Analisis granulometri dilakukan secara grafis dan matematis pada sampel Batupasir daerah penelitian. Analisis granulometri memperlihatkan mean dengan ukuran butir pasir halus dengan nilai 2.54 phi, memiliki sortasi poorly sorted dengan nilai 1.01 phi, skewness fine skewed dengan nilai 0.15, kurtosis extremly lepto kurticdengan nilai 3.83. Jenis mekanisme trasportasi sedimen yang ada pada daerah penelitian termasuk jenis saltasi. Penentuan jenis lingkungan pengendapan daerah penelitian memakai 2 perbandingan yakni penentuan dari analisis profil Stratigrafi dan penentuan analisis ukuran butir (Granulometri). Pada analisa profil singkapan yang dilakukan pada 3 LP, yakni LP 1, LP, 2 dan Lp 4. Pada analisis lingkungan pengendapan dengan analisis granulometri didapatkan dari metode grafis dan metode matematis hasil jenis pengendapan sampel Batupasir G.1A-G.5 pada daerah penelitian yaitu endapan sungai

    HIDROGEOLOGI DAERAH RENCANA PENAMBANGAN BATUBARA OPENPIT PT. BHARINTO EKATAMA KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Lokasi kerja blok Lempenang PT. Bharinto Ekatama secara administratif berada pada daerah Lempenang,Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi penelitian secarakoordinat geografis terletak pada koordinat UTM 321000 – 324000, 9905000 – 9901000 dengan proyeksiUTM WGS84 50 M. Salah satu kegiatan utama yang dilakukan pada kegiatan penambangan batubara adalahpengeboran untuk mengetahui kondisi bawah permukaan daerah rencana penambangan. Pada daerahrencana penambangan ini, ditemukan kemunculan mata air artesis di beberapa lubang bor. Pada saat inibelum dilakukan analisis mengenai sistem akuifer di daerah rencana penambangan untuk mengetahuibesarnya pengaruh airtanah pada daerah rencana penambangan. Penelitian ini didasarkan pada hasilanalisis hidrolog dan hidrogeologi. Berdasarkan hasil analisis hidrologi, daerah rencana penambangan PT.Bharinto Ekatama memiliki curah hujan tahunan sebesar 2855,85 mm/tahun dengan luas daerah aliran sungaisebesar 12,45 km. Daerah rencana penambangan merupakan kawasan hutan dengan nilai evapotranspirasi1077,07 mm/tahun, surface run_off sebesar 1376,23 mm/tahun dan imbuhan airtanah sebesar 401,02mm/tahun. Analisis hidrogeologi dilakukan dengan slug test untuk mengetahui nilai konduktivitas lapisanakuifer di daerah rencana penambangan. Jenis akuifer di daerah rencana penambangan ini merupakan akuifertertekan dengan nilai konduktivitas hidraulik rata-rata sebesar 2,28 × 10 2 m/dtk.Kata Kunci : imbuhan air tanah, jenis dan karakteristik akuifer, tipologi sistem akuife

    GEOLOGI DAN PEMANFAATAN TAMBANG BAHAN GALIAN C DESA BUKIT RAYA, KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG, KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kebutuhan, pemanfaatan, sebaran, kualitas batulempung dalam dunia industri pembuatan batu bata dikecamatan tenggarong seberang yakni Desa Bukit Raya yang mencakup kegiatan lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan meliputi membahas geologi daerah penelitian sedangkan penelitian laboratorium mencakup analisis XRD menggunakan alat RINT2000 dan penelitian ini menggunakan uji granulometri dengan menentukan ukuran butir pada setiap sampel. Lempung pada daerah penelitian tersebar pada 4 lokasi dengan formasi lembar Samarinda yakni formasi Balikpapan dan formasi pulau balang. Analisis XRD, lempung mengandung mineral kaolinit, monmorilonit, dan illit. Kualitas mineral lempung pada Lp 24, Lp 9, dan Lp 11 memiliki karakteristik dan spesifikasi untuk pembuatan batu bata dengan kandungan Kaolinite mencapai 52,2%. Sedangkan mineral monmorilonit tidak memiliki karakteristik untuk pembuatan batu bata. Berdasarkan hasil Analisis yang dilakukan dalam penelitian menggunakan analisis XRD Lp 24, Lp 9, dan Lp 11 disimpulkan bahwa jenis mineral lempung ialah kaolinite mencapai 52,4% berdasarkan kandungan mineral kaolinite direkomendasikan untuk menmanfaatkan lempung pada desa Bukit Raya sebagai bahan industry pembuatan batu bata dan tanah urug, sedangkan mineral monmorillonite dan illite tidak mempunyai karakteristik untuk pembuatan batu bata dan lebih ke bahan idustri pembuatan keramik serta sebagai bahan penyangga katalis
    corecore