24 research outputs found

    PKM PEMANFAATAN PROBIOTIK UNTUK BUDIDAYA IKAN DI KAMPUNG KUMA I KECAMATAN TABUKAN TENGAH

    Get PDF
    Kampung Kuma 1 merupakan salah satu kampung di Kecamatan Tabukan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Propinsi Sulawesi Utara. Luas wilayah 1,59 Km2. Kampung ini mempunyai beberapa Sungai dan hal ini merupakan modal dalam mereka melakukan kegiatan budidaya ikan, (BPS 2017). Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan juga ada yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Kampung ini memiliki potensi untuk pengembangan usaha budidaya darat. Jenis Ikan yang dipelihara pada umumnya yaitu ikan nila (Oreochromis niloticus). Program Kemitraan Masyarakat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan masyarakat pembudidaya tentang manajemen pakan, pembuatan pakan, pembuatan probiotik, pengelolaan kualitas air dan untuk pencegahan penyakit ikan. Metode yang dipakai yaitu penyuluhan dan diikuti dengan pelatihan dan pendampingan agar supaya masyarakat pembudidaya ikan dapat meningkatkan produksi budidaya. Pelaksanaan kegiatan dapatberjalan dengan baik. Masyarakat begitu antusias mengikuti setiap tahapan kegiatan penyuluhan maupun pelatihan

    PENGARUH PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN HIDUP IKAN SIDAT (Anguilla marmorata)

    Get PDF
    Sidat (Anguilla marmorata) adalah organisme unik yang bersifat katadromous yaitu tumbuh di habitat air tawar dan ketika dewasa akan bermigrasi ribuan kilometer untuk mengadakan pemijahan di laut. Sidat mengalami beberapa tahap perkembangan dari larva leptocepthalus, glass eel, elver, sidat kuning atau sidat muda (yellow eel) hingga sidat dewasa. Penyebarannya meliputi bagian Utara Atlantik, Indo Pasifik, daerah beriklim tropis dan sup tropis. Sidat selama hidupnya mengalami beberapa tahap perkembangan dari larva sidat leptocepchalus (masih berbentuk bening dan melebar seperti daun dan dapat ditembus cahaya), glass eel, elver, sidat kuning, hingga sidat perak atau sidat dewasa. Sidat dibudidayakan oleh beberapa negara maju seperti Amerika, Jepang, dan Hongkong. Sidat memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan memiliki daging yang kenyal serta enak untuk dikonsumsi (Pratiwi, 1998; Sugeha, 1999; Liviawaty dan Afrianto, 1998 dalam Sugeha, 1999; Robin, 2012). Di Indonesia belum banyak dimanfaatkan, padahal ikan ini baik dalam ukuran benih maupun ukuran konsumsi jumlahnya cukup melimpah. Tingkat pemanfaatan ikan sidat secara lokal (dalam negeri) masih sangat rendah, akibat belum banyak dikenalnya ikan ini, sehingga kebanyakan penduduk belum familiar dalam cara membudidayakan ikan sidat dan masih kurangnya informasi dalam bidang budidaya ikan sidat, sementara banyak negara yang mempunyai permintaan pasar ikan sidat untuk jadi bahan konsumsi bagi mereka yang ingin mengkonsumsi ikan sidat (Sasongko, et al. 2007). Dalam perkembangan budidaya ikan sidat juga tidak terlepas dari kebutuhan pakan. Pakan yang diberikan merupakan pakan yang mempunyai kandungan nilai nutrisi yang tinggi. Pakan terdiri dari duajenis yaitu pakan alami dan pakan buatan (Robin, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan hidup ikan sidat (Anguilla spp) di kolam terpal. Wadah yang digunakan dalam penelitian yaitu 2 buah kolam terpal yang berukuran 100 X 100 X 60 cm danmasing-masing kolam terpal didistribusikan 15 ekor dengan ukuran berkisar antara 6-10 cm. Pakan yang diberikan adalah pakan ikan rucah dari ikan layang (Decapterus sp) dan pakan pelet yang dibuat pasta. Pemberian pakan pada ikan sidat sebanyak 2 (dua) kali dalam sehari yaitu jam 07.00 WITA dan 17.00 WITAsecara ed-libitium. Sampel ikan sidat ditangkap di aliran sungai Kampung Bakalaeng Kecamatan Manganitu. Pertumbuhan ikan sidat (A. marmorata) selama 28 hari pemeliharaan yaitu kolam A (pakan rucah) adalah 0,9 cm/hari dan kolam B (pasta) adalah 0,7 cm/hari. Sedangkan laju pertambahan berat di kolam A adalah 1,24gr/hari dan kolam B adalah 0,079 gr/hari. Sintasan hidup (Survival Rate) baik di kolam A dan kolam B adalah 100 % yang artinya selama 28 hari pemeliharaan tidak ada yang mati. Disarankan perlu adanya penelitian lanjutan dalam pemberian pakan yang bervariasi dengan beberapa perlakuan

    PELATIHAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN DI KAMPUNG KUMA 1 KECAMATAN TABUKAN TENGAH

    Get PDF
    Pengembangan budidaya ikan air tawar memerlukan strategi yang melibatkan berbagai pihak terkait mulai dari awal perencanaan sampai pada pelaksanaan di lapangan. Kegiatan ini bertujuan memberikan pelatihan tentang penyusunan perencanaan pengembangan budidaya ikan di Kampung Kuma 1. Kegiatan diikuti oleh Pemerintah Kampung Kuma 1, Kapitalaung bersama dengan perangkat kampung, Babinsa, MTK, Ketua PKK, Ketua LPMK, perwakilan dari masyarakat pembudidaya ikan. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan pada bulan September 2020, dengan materi yang diberikan yaitu (1) Potensi budidaya ikan air tawar Kampung Kuma 1, (2) Program pengembangan budidaya ikan air tawar (3) Praktek penyusunan program pengembangan dengan skala prioritas. Hasil kegiatan PKMS dituangkan dalam dokumen usulan rencana pengembangan budidaya ikan. Peserta kegiatan sangat antusias dengan kegiatan yang dilaksanakan karena kegiatan ini dirasa sangat bermanfaat bagi kampung kuma 1 khususnya dalam kegiatan pembangunan, dimana Kampung Kuma 1 yang sementara mempersiapkan perencanaan pembangunan desa untuk tahun 2021.   The development of freshwater aquaculture requires a collaborative strategy among fisheries stakeholders, ranging from establishing initial plans to implementation in the field. This community service (PKMS) aimed to provide fisheries extension (fishery advisoy service) and training on fish farming development plan in Kuma 1 Village. It was attended by the vilage’s officials (the local governments, head of the village, Babinsa, MTK, head of PKK, head of LPMK) and representatives of fish farming community from the village. Fishery advisory service and training were carried out in September 2020 with presented materials including (1) Potential of freshwater fish farming in Kuma Village 1, (2) Freshwater fish cultivation development program and (3) Knowledge on how to prioritize fisheries development programs. The results have been written in form of a proposal entitled fish cultivation development plans. The participants were very enthusiastic about this PKMS progam because of its significant contribution to Kuma 1 village, coinciding with the village effort to prepare its 2021 development programs

    Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Mas Koi (Cyprinuscarpio Koi) yang Diberi Pakan Buatan

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan mas koi (Cyprinuscarpio koi) yang diberi pakan buatan. Pembuatan pakan dan uji pakan lewat pemberian kepada ikan mas koi (Cyprinuscarpio koi) dilakukan di Kampung Hiung Kecamatan Manganitu.Penelitian ini dilakukan dengan 4 perlakuan yaitu A (Pakan protein 20%), B (Pakan Protein 30%), C (Pakanbuatan 40%) dan D (Pakan komersil sebagai control), setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ikan mas koi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: tepung ikan, tepung dedak padi, tepung kedelai, tepung jagung, tepung daluga, premix. Metode formulasi pakan menggunakan metode bujur sangkar. Ikanmas koi dipelihara dengan pemberian pakan buatan. Frekuensi pemberian pakan secara addlibitum 2 kali sehari, yaitu pagi: 08.00, dan sore hari : 17.00. Pengukuran panjang tubuh dilakukan selang 7 hari selama 28 hari pemeliharaan. Sedangkan untuk tingkat kelangsungan hidup dengan pengamatan jumlah ikan yang mati setiap hari

    Identifikasi Parasit pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) pada Lokasi yang Berbeda di Kabupaten Kepulauan Sangihe

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parasit pada ikan nila yang dibudidayakan di beberapa lokasi di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Yang telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juni 2016. Pengambilan sampel ikan ini dilakukan secara bertahap.Dari setiap lokasi di ambil 10 ekor sampel ikan nila (Oreochromis niloticus). Dengan ukuran 10-25 cm dan berat berkisar 36 gram sampai 64 gram. Hasil penelitian menunjukan adanya kehadiran parasit dari 4 lokasi yang diambil di Kabupaten Kepulauan Sangihe.Yaitu parasit Dactylogirus sp dan parasit Tricodina sp yang ditemukan pada bagian insang dan bagian lendir ikan

    PERTUMBUHAN DAN SINTASAN HIDUP IKAN NILA DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG WORI (Ormocarpum cochinchinense) FERMENTASI DALAM PAKAN

    Get PDF
    Tanaman wori merupakan salah satu tanaman kelompok fabaceace yang tumbuh melimpah di Sangihe dan sangat potensial digunakan sebagai salah satu sumber pakan ikan. Kadar protein daun wori adalah 25,53% sehingga berpotensi menjadi protein nabati bagi ikan. Kendala utama yang ditemui ketika memanfaatkan daun tanaman wori adalah kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu 48,51% sehingga dapat mempengaruhi proses pencernaan ikan, penyerapan nutrisi yang berujung pada rendahnya pertumbuhan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tepung daun wori femerntasi terhadap laju pertumbuhan spesifik dan sintasan hidup ikan nila. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan terdiri dari tiga perlakuan dan tiga kali ulangan yaitu kadar tepung daun wori tanpa fermentasi A (kontrol) 10%, kemudian B tepung daun wori fermentasi (10%), dan C tepung daun wori fermentasi (20%). Laju pertumbuhan spesifik dan efisiensi pakan diuji menggunakan ANOVA sedangkan sintasan hidup akan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan tepung wori fermenasi dalam pakan dapat meningkatkan nilai laju pertumbuhan spesfik ikan nila dan efisiensi pemanfaatan pakan dengan nilai tertinggi pada perlakuan C yaitu SGR 1,94%/hari. Sementara itu, untuk semua perlakuan nilai sintasan hidup sebesar 100%.   The wori plant is one of the plants of the fabaceace group that grows abundantly in Sangihe and has potential to be used as a source of fish feed. The protein content of wori leaves is 25.53%, so it has the potential to become vegetable protein for fish. The main obstacle encountered when utilizing wori plant leaves is the high carbohydrate content of 48.51% so that it can affect the digestion process of fish, nutrient absorption which lead to low fish growth. The purpose of this study was to determine the effect of wori femerntation leaf meal on the specific growth rate and survival of tilapia. The experimental design used was a completely randomized design (CRD). The treatments consisted of three treatments and three replications, namely the content of fermented wori leaf powder, A (control) 10%, then B fermented wori leaf powder (10%), and C fermented wori leaf powder (20%). Specific growth rate and feed efficiency were tested using ANOVA, while survival rate was analyzed descriptively. The results of this study indicate that the addition of fermented wori powder in the feed can increase the value of the specific growth rate of tilapia and feed utilization efficiency with the highest value in treatment C, namely SGR 1.94% / day. Meanwhile, for all treatments the survival rate was 100%

    PEMANFAATAN LEMNA MINOR SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN DI KAMPUNG TALOARANE 1 KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    Get PDF
    Pakan ikan yang mahal menjadi salah satu masalah dalam melakukan kegiatan budidaya ikan di Kampung Taloarane 1 Kecamatan Manganitu. Untuk mengatasi masalah ini  maka dilakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat, di mulai pada bulan Agustus-Oktober 2019. Materi yang diberikan yaitu pembuatan kolam terpal sebagai wadah pemeliharaan lemna, pembuatan tepung lemna dan pembuatan pakan ikan menggunakaan tepung lemna dan bahan baku lainnya.  Selain itu juga dilakukan praktek pembuatan pakan ikan dengan menggunakan bahan baku lokal. diharapkan lewat kegiatan ini masyarakat mampu untuk membuat pakan ikan secara mandiri untuk menunjang kegiatan budidaya ikan di Kampung Taloarane 1.   Expensive prize of fish feed is one of the problems in conducting fish farming activities in Taloarane 1 village, Manganitu district. To overcome the problem, community service activities were began in August-October 2019. The material delivered were the construction of canvas tarpaulin pond for the culture of lemna, the manufacture of lemna flour and the manufacture of fish feed using lemna flour and other raw materials. It also carried out the practice on making fish feed. Expected that through this activity the community will be able to make fish feed independently, to support fish farming activities in Taloarane 1 village

    KONDISI EKSTERNAL (PANJANG DAN BERAT TUBUH) DAN INTERNAL (Usus, POHON RESPIRASI DAN GONAD) TERIPANG GAMAT BATU Stichopus horrens SETELAH EVISERASI DAN PEMOTONGAN

    Get PDF
    Mekanisme pertahanan diri organisme adalah salah satu upaya untuk hidup di habitatnya. Pada kelompok hewan berduri Echinodermata: dikenal dengan istilah autotomi, yaitu proses melepaskan organ tubuh secara spontan sebagai respons terhadap suatu rangsangan yang membuat biota tersebut stres. Biota ini mampu melakukan eviserasi, fission dan regenerasi setelah proses pemutusan.  Produk akhirnya adalah organ internal dan individu baru.  Penelitian ini dilakukan di Teluk Tahuna selama 28 hari.  Hasilnya Teripang Gamat Batu Stichopus horrens yang eviserasi dan pemotongan melintang ternyata mengalami penyusutan ukuran yang cukup besar.  Tidak ada spesimen yang bertambah ukurannya.  Jika terjadi eviserasi bagian tubuh yang dibuang adalah isi perut, yaitu kotoran, dan sebagian usus.  Bagian tubuh yang tersisa pada spesimen yang dipotong adalah yang melekat pada bagian anterior, yaitu pangkal tenggorokan, lambung dan sebagian usus. Sedangkan bagian posterior tidak pernah ditemukan gonad, hanya sebagian usus dan pohon respirasi yang berpangkal pada bagian kloaka.  Kondisi organ internal (pencernaan, pohon respirasi dan gonad) setelah eviserasi maupun pemotongan melintang menyusut ukurannya, baik saat tebar awal sampai hari ke-28.  Sehingga memberikan arti bahwa pada 4 minggu pertama individu teripang ini setelah belum melakukan regenerasi organ internal.   The organism's self-defense mechanism is an attempt to live in its habitat. In the group of spiny animals Echinoderm: known as autotomy, which is the process of spontaneously releasing organs in response to a stimulus that stresses the biota. This biota is capable of evisceration, fission and regeneration after the transverse fission. The end products are internal organs and new individuals. This research was conducted in Tahuna Bay for 28 days. The result was that the sea cucumber Gama Batu or Stichopus horrens was revised and that the transverse fission actually experienced a significant reduction in size. There is no specimen that increased in size. If there is evisceration, the parts of the body that are removed are the stomach contents, namely feces, and part of the intestines. The body parts remaining in the transeverse fission specimen are those attached to the anterior, namely the larynx, stomach and a portion of the intestines. Parts of the body are missing. While the posterior gonads have never been found, only a part of the intestine and respiration tree originates from the cloaca. The condition of the internal organs (intestines, respiration tree and gonads) which were eviscerated and the transverse fission experienced a reduction in size, both during initial stocking until the 28th day. It means that in the first 4 weeks the individual these sea cucumber had not regenerated the internal organs

    PEMBERIAN PAKAN KOMBINASI PELLET DAN Lemna minor UNTUK PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BAWAL (Colossoma macropomum)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan bawal yang diberikan pakan kombinasi pellet dan Lemna minor. Dalam penelitian ini menggunakan ikan bawal yang diberi 3 perlakuan yaitu perlakuan A (100% L. minor + 0% pellet), perlakuan B (50% L. minor + 50% pellet) dan perlakuan C (0% L. Minor + 100% pellet) dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari. Hasil penelitian menunjukkan pertambahan panjang dan berat tertinggi diperoleh pada perlakuan C (0% L. minor + 100% pellet) dan yang terendah pada perlakuan A (100% L. minor + 0% pellet) selama 28 hari pemeliharaan dan tingkat kelangsungan hidup ikan bawal selama masa pemeliharaan sebesar 100% pada setiap kelompok perlakuan.   The purpose of this study is to determine the growth and survival of the fish given the combination of pellet and Lemna minor. In this study, we used 3 types of fish: treatment A (100% L. minor + 0% pellet), B treatment (50% L. minor + 50% pellet) and C treatment (0% L. Minor + 100% pellet) with a frequency of feeding twice a day. The results showed that the highest increase in length and weight was obtained in treatment C (0% L. minor + 100% pellet) and lowest in treatment A (100% L. minor + 0% pellet) during 28 days of maintenance and survival rate of the fish, during the maintenance period of 100% in each treatment group

    PEMANFAATAN POTENSI LAHAN PEKARANGAN DI KAMPUNG BARANGKALANG DENGAN MENERAPKAN KONSEP MINAHORTIKULTURA DAN VERTIMINAPONIK UNTUK KETAHANAN PANGAN

    Get PDF
    Masyarakat kampung Barangkalang secara garis besar telah memanfaatkan lahan pekarangan dengan membuat kolam ikan tetapi pengelolaannya masih belum optimal, karena hanya sebatas membudidayakan ikan saja, belum dikombinasikan dengan bercocok tanam yang memanfaatkan pot, polibag atau paralon yang dirangkai secara vertikal. Konsep pemanfaatan pekarangan dengan Mina Hortikultura dan Vertiminaponik. adalah menggabungkan konsep bercocok tanam dan budidaya ikan dalam satu lahan. Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfatkan lahan pekarangan untuk penyediaan bahan kebutuhan rumah tangga dengan sistem minahortikultura dan vertiminaponik. Tahapan pelaksanaan kegiatan yaitu survey lokasi, persiapan alat dan bahan, pelaksanaan kegiatan dan monitoring. Hasil menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan pekarangan dengan konsep minahortikultura dan vertiminaponik dapat meningkatkan pendapatan keluarga, memberikan keterampilan dalam melakukan pembibitan tanaman serta menambah nilai estetika pada pekarangan rumah. Almost all the people of Barangkalang village have used the plot of land by making fish ponds, but the management is still not optimal, because it is only limited to cultivating fish, not yet combined with farming that utilizes pots, polybags or parallons that are arranged vertically. The concept of using the yard with Mina Horticulture and Vertiminaponik is to combine the concepts of farming and fish farming in one land. This activity aims to provide knowledge and skills of the community in making use of the plot of land in the supply of household needs with the minahorticulture and vertiminaponic systems.Stages of activity implementation are survey of location, preparation of tools and materials, implementation of activities and monitoring. The results showed that the use of the plot of land with the concept of minahorticulture and vertiminaponik can increase family income, provide skills in plant nurseries and add aesthetic value to the house yard
    corecore