5 research outputs found

    Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Industri Berbasis PVsyst

    Get PDF
    Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan salah satu energi terbarukan yang sangat efisien dan efektif dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi listrik yang terus meningkat. Hal tersebut sejalan dengan sasaran KEN sesuai peraturan pemerintah tentang tercapainya peran energi terbarukan sebesar 23% pada bauran Energi Primer di tahun 2025 dalam penyediaan dan pemanfaatan energy. Penelitian menggunakan Software Pvsyst dimungkinkan untuk melakukan perancangan system PLTS, menentukan komponen-komponennya serta memprediksi energi listrik yang dihasilkan oleh Sistem PLTS. Besarnya sistem PLTS dipengaruhi oleh lokasi geografis dan meteorologi serta I radiasi matahari. Pemilihan kapasitas panel surya yang tepat dapat mereduksi penggunaan lahan pembangunan PLTS. Hasil simulasi dan kajian PLTS diperoleh bahwa instalasi PLTS rooftop dengan kapasitas 4 MWp dibangun pada lahan sekitar 2 Ha dengan perencanaan komponen yang  terdiri dari modul PV 330 Wp, 30Vsebanyak 12.121 on-grid dengan inverter sebanyak 22 unit sebesar 150kW. Dari segi  energi listrik yang dihasilkan sebesar 902.7 kWh/ tahun

    RANCANG BANGUN ELEKTRONIK MOTOR RELAY UNTUK PROTEKSI GANGGUAN OVER LOAD, PHASE LOSS, PHASE REVERSE, PHASE UNBALANCE, SHORT CIRCUIT, LOCKED ROTOR DAN GROUND FAULT

    No full text
    System of protection for trouble at induction motor has a critical role in the industry. In common, the protection of electric motor installation using only the fuse and MCB (Miniature Circuit Breaker). Protection by fuses and MCB only able to overcome short circuit and over current fault, in addition, there are still many other problems that can not be protected. The purpose of this final project is to plan and create an electronic motor relay for over load, phase loss, phase reverse, phase unbalance, short circuit, ground fault, and locked rotor. AVR microcontroller is used as the controller of all the systems in detecting the disorder. Where the range of flow settings and trip time is programmed using C language which is operated with the keypad and display to the LCD. As the current and voltage sensing using a current transformer and voltage transformer which was followed by an electronic circuit. For phase reverse sensing, takes the signal from deferensial amplifier forwarded to zerro crossing, triger and compared in X-Or. While the ground fault sensing using a zero current transformer. Accuracy testing of electronic relays motor performed in each trouble type. From these data showed that a microcontroller can be used as a precision analog voltage controller. That is because the AVR microcontroller has good features and supported processor speed is adequate for use in such applications. Key word : protection, fault, induction moto

    Power Factor Improvement of The Glenmore Sugar Industry Electrical System

    No full text
    AbstractThis study discusses the improvement of the power factor in the Glenmore Sugar Industry electrical system. Low power factor can be caused by variations in inductive loads. This has an impact on large currents and high reactive power so that a black out can occur in the Glenmore Sugar Industry electrical system. Low power factor is corrected with the most effective Costum Power Devices, namely Static Var Compensator (SVC) and Static Synchronous Compensator (STATCOM). The evaluated and corrected load buses are those with low power factor.The simulation results show in the application of SVC for the lowest results, power factor increased from 0.76 to 0.78 with reactive power values in the range from + 1.6 to – 0.64 MVAR. The power factor increased from 0.76 to 0.85 with reactive power values in the range from +4.9 to –1.9 MVAR. And for the highest results, the power factor increased from 0.82 to 0.92 with reactive power values in the range from +3.9 to –1.5 MVAR.The application of STATCOM can increase the power factor with reactive power values in the range from +4.9 to – 0.994 MVAR, +1.6 to -0.32 MVAR and +3.9 to -0.7875 MVAR. Keywords – Power factor, SVC, STATCOM, Reactive power, Industry

    Evaluasi dan Koreksi Faktor Daya Pada Sistem Jaringan Kelistrikan Industri Pabrik Gula Glenmore dengan SVC dan STATCOM

    No full text
    Sistem pengelolaan kelistrikan yang baik sangat diperlukan dalam kemajuan dari sebuah industri. Pada sistem kelistrikan industri, kondisi beban akan berpengaruh pada operasi sistem. Pertumbuhan beban tersebut diikuti dengan meningkatnya daya reaktif akibat banyaknya penggunaan beban induktif pada bus beban maupun pada saluran. Faktor daya yang rendah dapat disebabkan oleh beban induktif. Beban yang bersifat induktif tidak hanya membutuhkan daya aktif tetapi juga daya reaktif. Beban induktif diciptakan oleh lilitan kawat (kumparan) yang terdapat di berbagai alat listrik seperti motor listrik, trafo dan relay. Daya reaktif yang dibutuhkan oleh beban induktif ini dapat membuat nilai cos ϕ turun. Rendahnya faktor daya pada sistem dapat menyebabkan arus meningkat, meningkatkan KVA sehingga rating peralatan dan biaya perawatan tinggi serta adanya drop tegangan yang cukup besar dan kerugian disepanjang penghantar, hal ini akan menyebabkan sistem atau peralatan akan memiliki nilai efisiensi yang rendah. Selain itu, sesuai standard PLN akan memberi pinalti jika nilai factor daya pada suatu system industri kurang dari 0.9. Penelitian ini membahas tentang perbaikan faktor daya pada sistem jaringan kelistrikan Industri Gula Glenmore. Faktor daya yang rendah dapat disebabkan oleh variasi beban induktif. Hal tersebut memberikan dampak arus yang besar dan daya reaktf tinggi hingga dapat terjadi black out pada sistem kelistrikan Industri Gula Glenmore. Faktor daya rendah diperbaiki dengan Costum Power Devices paling efektif yaitu Static Var Compensator (SVC) dan Static Synchronous Compensator (STATCOM). Load bus yang dievaluasi dan dikoreksi adalah yang memiliki faktor daya rendah. Penerapan STATCOM dapat meningkatkan factor daya dengan nilai daya.reaktif dalam kisaran dari +4,9 hingga – 0,994 MVAR, +1,6 hingga -0,32 MVAR dan +3,9 hingga -0,7875 MVAR. Pada penerapan SVC, untuk hasil yang paling rendah, faktor daya meningkat dari 0,76 menjadi 0,86 dengan nilai daya reaktif dalam kisaran dari + 1,6 hingga – 0,64 MVAR. Factor daya meningkat dari 0,76 menjadi 0,85 dengan nilai daya reaktif dalam kisaran dari + 4,9 hingga – 1,9 MVAR. Dan untuk hasil yang tertinggi, faktor daya meningkat dari 0,82 menjadi 0,92 dengan nilai daya reaktif dalam kisaran dari + 3,9 hingga – 1,5 MVAR. Dengan penambahan SVC dapat mengurangi nilai daya reaktif pada bus – bus utama pada system yaitu kisaran 30% hingga 50% daya reaktif bus utama juga dapat meminimalisir drop tegangan sebesar 1 %
    corecore