13 research outputs found

    Pemanfaatan Kitosan dari Cangkang Kerang Simping sebagai Penjernih Air Sumur

    Get PDF
    Abstrak. Telah dilakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas air dengan penambahan kitosan cangkang kerang simping pada beberapa sasaran uji. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan air sumur di desa Gempolsari, Porong, Sidoarjo sebanyak tiga macam sumur yang berbeda. Air sumur sebelum perlakuan dan sesudah penambahan kitosan dilakukan uji untuk mengetahui terjadi perubahan. Sasaran uji yang dilakukan adalah uji warna dan bau secara organoleptik, uji pH, uji kekeruhan, uji TDS dan uji Fe. Hasil air sumur setelah penambahan kitosan terjadi perubahan nilai parameter sehingga memenuhi standar air menurut Menteri Kesehatan RI. Kata Kunci: Adsorpsi, air sumur, kitosan, penjernih air   Abstract. A research aimed to compare the water quality with the addition of chitosan  simping shells on some test targets has been conducted. This research begins with taking well water in Gempolsari village, Porong, Sidoarjo three different kinds of wells. Well water before treatment and after the addition of chitosan be tested to find out the changes. Objective tests conducted is a color test and odor test in organoleptic, pH test, turbidity test, TDS test and Fe content test. The results of well water after the addition of chitosan change parameter values so satisfy water standards according to the Republic of Indonesia Health Ministry. Keywords: Adsorpstion, chitosan, water purifier, well wate

    Kepatuhan pasien hipertensi terhadap penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas β€˜X’ wilayah Surabaya Timur

    No full text
    Hipertensi (HT) merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat, didefinisikan sebagai kenaikan tekanan darah pada arteri secara terusmenerus dengan tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi kerusakan organ seperti peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, saraf, ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pada pasien hipertensi terhadap penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas β€˜X’ Wilayah Surabaya Timur dengan menggunakan metode Pill Count dan pengukuran tekanan darah. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara cross sectional yang bersifat prospektif dan data di analisis secara deskriptif yang diambil dari bulan Agustus sampai Oktober 2018. Hasil penelitian menggunakan metode Pill Count menunjukkan bahwa dari 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi diperoleh 90% patuh dan 10% tidak patuh. Data diolah menggunakan program SPSS menggunakan Chi Square (X2) diperoleh hasil hanya 1 variabel yang nilai p < 0,05 yaitu tingkat pendidikan pasien penderita hipertensi dengan nilai p sebesar 0,007. Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepatuhan, yang semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan meningkatkan kepatuhan pasien untuk minum obat antihipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, kepatuhan pasien, Pill Count, Chi-Square, Puskesmas

    Kepatuhan pasien hipertensi terhadap penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas β€˜X’ wilayah Surabaya Timur

    Get PDF
    Hipertensi (HT) merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat, didefinisikan sebagai kenaikan tekanan darah pada arteri secara terusmenerus dengan tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi kerusakan organ seperti peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, saraf, ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pada pasien hipertensi terhadap penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas β€˜X’ Wilayah Surabaya Timur dengan menggunakan metode Pill Count dan pengukuran tekanan darah. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara cross sectional yang bersifat prospektif dan data di analisis secara deskriptif yang diambil dari bulan Agustus sampai Oktober 2018. Hasil penelitian menggunakan metode Pill Count menunjukkan bahwa dari 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi diperoleh 90% patuh dan 10% tidak patuh. Data diolah menggunakan program SPSS menggunakan Chi Square (X2) diperoleh hasil hanya 1 variabel yang nilai p < 0,05 yaitu tingkat pendidikan pasien penderita hipertensi dengan nilai p sebesar 0,007. Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepatuhan, yang semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan meningkatkan kepatuhan pasien untuk minum obat antihipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, kepatuhan pasien, Pill Count, Chi-Square, Puskesmas

    EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR BUNPOU III SECARA DARING (Penelitian Eksperimen Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta Tahun Akademik 2022/2023)

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam mata kuliah Bunpou III secara daring pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta. Hal ini dilatarbelakangi oleh permasalahan berupa mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami pola kalimat pada materi bunpou dan dibutuhkan model belajar yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran. Model Jigsaw dipilih sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada karena model ini memiliki ciri khas belajar kelompok dimana materi belajar dapat dibagi ke setiap anggota dan dapat menumbuhkan kerja sama saling ketergantungan secara positif, sehingga pembelajaran akan terasa lebih ringan dan menyenangkan. Penelitian ini menggunakan metode dan desain penelitian pre-experimental one group pretest and posttest yang terdiri dari satu kelas sebagai sampel penelitian yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang yang mengikuti mata kuliah Bunpou III di kelas B yang berjumlah 23 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes dan angket. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw pada mata kuliah Bunpou III secara daring dinilai efektif. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data yang menunjukkan bahwa nilai thitung dengan hasil 4.31 lebih besar daripada nilai ttabel taraf signifikansi 5% dengan hasil 2.01. Dengan kata lain, H1 diterima dan H0 ditolak karena thitung > ttabel (4.31 > 2.01). Selain itu, hasil angket tanggapan mahasiswa diperoleh 95,7% mahasiswa mengatakan bahwa model pembelajaran Jigsaw efektif dilakukan pada mata kuliah Bunpou III secara daring. Dengan adanya kelompok ahli dan kelompok asal, setiap mahasiswa mendapat tanggung jawab mempelajari materi bagiannya dan menumbuhkan keterlibatan dalam belajar. Hal ini membuktikan bahwa model Jigsaw secara efektif dapat mendukung kegiatan belajar mahasiswa dalam memahami materi, khususnya dalam pembelajaran Bunpou III secara daring. This study aims to determine the effectiveness of using Jigsaw learning model in Bunpou III online course for students of Japanese Language Education Program, at State University of Jakarta. The background of this study is the problems experienced by most of students who took the Bunpou III course, including difficulty in following the Bunpou III course because the difficulty in understanding Japanese grammar and a learning model is needed that can support learning activities. The Jigsaw model was chosen as a solution to resolve existing problems because this model has characteristics of group learning that learning material can be shared among each member, develop positive interdependence and cooperation so learning will feel more enjoyable. This study uses a pre-experimental one group pretest and posttest method and research design consisting of one class as the sample selected by purposive sampling technique. The sample in this study were students of the Japanese language education program who took the Bunpou III course in class B, with a total of 23 students. The instruments used are pretest, posttest, and questionnaire. From this research, it can be concluded that the Jigsaw learning model for the Bunpou III online course is considered effective. This is evidenced by the results of data analysis which shows that the tcount value with a result of 4.31 is greater than the ttable value of a 5% significance level with a result of 2.01. In other words, H1 is accepted, and H0 is rejected because tcount > ttable (4.31 > 2.01). In addition, the results of the student response questionnaire obtained 95.7% of students saying that the Jigsaw learning model was effective in Bunpou III online courses. With the existence of expert groups and home groups, each student has the responsibility of studying the material for his part and developing involvement in learning. It proves that the Jigsaw model can effectively support student learning activities in understanding the material, especially in Bunpou III online courses
    corecore