4 research outputs found

    Pengaruh Latihan Loncat Katak Terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkaipada Pemain Futsal

    Get PDF
    Latar belakang : Pemain futsal haruslah memiliki keterampilan teknik yang baik untuk dapat memenangkan sebuah permainan terlepas dari strategi dan permaian tim untuk mencapai kemenangan. Selain keterampilan teknik, kondisi fisik juga menjadi pondasi utama dalam gerakan tubuh manusia. Salah satu faktor kondisi fisik adalah daya ledak otot atau explosion power. Salah satu bentuk latihan untuk membantu meningkatkan nilai daya ledak otot pada pemain futsal adalah latihan loncat katak. Loncat katak merupakan bentuk latihan yang dalam geraknya membutuhkan power otot yang baik pada tungkai, baik atas ataupun bawah yang dilakukan secara berulang dengan pembebanan minimal yang berasal dari tubuh atlet sendiri. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui pengaruh latihan loncat katak terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain futsal. Metode penelitian : Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif jenis quasi eksperiment, dengan pendekatan pre and post test design group untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan loncat katak terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain futsal club EL LGE. Sampel berjumlah 20 orang diambil melalui metode Purposive sampling, pengukuran dalam penelitian menggunakan vertical jump untuk mengukur nilai daya ledak otot tungkai. Hasil : Dari hasil uji komparatif Wilcoxon test mendapatkan hasil p < 0,05 yang berarti menunjukkan adanya pengaruh pemberian loncat katak terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain futsal. Kesimpulan: Ada pengaruh latihan loncat katak terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain futsa

    Pengelolaan Layanan Lansia pada Pasien Pasca Operasi Katarak di Rumah Sakit Telogorejo Semarang

    No full text
    ABSTRACT In the elderly, the function of human organs will decrease. Including the eyes. There are many causes that can reduce the sensory function of the eye, one of which is cataracts. So far, the management of cataracts is surgery. Surgery is considered to improve eye function. Surgery require post-surgery care. Post-surgery care requires service management so that the treatment is carried out according to procedures and can help the recovery process. The purpose of this study is to examine medical science and support the development of medical science, especially related to the management of post cataract surgery in elderly patients. The method used in this research is qualitative observational analytic. The data used are primary data taken by observing and interviewing patients or their companions. The research location is at the Telogorejo Hospital. The results showed that the discharge planning process is an important process that must be understood by hospital nurses or patient companions so that patient caring can be carried out optimally. A good understanding will have an impact on the quality of good patient care and can avoid or reduce the risk of severe complaints and complications in patients. It can be concluded that the average companion of elderly patients who have performed cataract surgery at the Telogorejo Hospital can understand the treatment of post-cataract surgery patients explained by hospital nurses so that only a small proportion of patients experience complications after cataract surgery Keywords: Cataract, Post-Surgery, Elderly, Caring  ABSTRAK Pada masa lanjut usia fungsi organ tubuh manusia akan mengalami penurunan. Termasuk pada mata. Ada banyak penyebab yang dapat menurunkan fungsi penginderaan dari mata salah satunya adalah katarak. Sejauh ini penatalaksanaan terhadap katarak adalah dengan melakukan operasi. Operasi dinilai dapat meningkatkan fungsi kerja mata. Pelaksanaan operasi menuntut adanya perawatan pasca operasi. Perawatan pasca operasi membutuhkan pengelolaan pelayanan sehingga perawatan yang dilakukan benar-benar sesuai prosedur dan dapat membantu proses pemulihan. Tujuan dari penelitian ini adalah menelaah keilmuan medis dan mendukung pengembangan keilmuan medis terutama terkait dengan tatalaksana perawatan pasca operasi katarak pada pasien lansia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif observatif analitik. Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dengan melakukan observasi dan wawancara kepada pasien ataupun pendamping pasien. Lokasi penelitian adalah di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses discharge planning adalah proses penting yang harus dipahami oleh perawat rumah sakit ataupun pendamping pasien agar perawatan pasien dapat dilakukan dengan optimal. Pemahaman yang baik akan berimbas pada kualitas perawatan pasien yang baik dan dapat menghindarkan atau menurunkan resiko terjadinya keluhan berat dan komplikasi pada pasien. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendamping pasien lansia yang telah melaksanakan operasi katarak di Rumah Sakit Telogorejo Semarang dapat memahami perlakuan pasien pasca operasi katarak yang dijelaskan oleh perawat rumah sakit sehingga hanya sebagian kecil pasien yang mengalami komplikasi pasca operasi katarak. Kata Kunci: Katarak, Pasca Operasi, Lansia, Perawata

    Literasi Pencegahan Stunting dan Efek Pemberian Susu Formula pada Balita Stunting di Kelurahan Tawangmas

    No full text
    ABSTRAK Stunting merupakan masalah serius dalam pertumbuhan dan perkembangan balita di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif melalui kegiatan penyuluhan dan diskusi interaktif kepada para orang tua balita di Kelurahan Tawangmas. Penyuluhan ini meliputi informasi tentang stunting, faktor risiko yang menyebabkan stunting, serta strategi pencegahan stunting yang efektif. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan pendistribusian materi literasi dan panduan penggunaan susu formula kepada para orang tua balita stunting. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam literasi dan pemahaman masyarakat mengenai pencegahan stunting serta efek pemberian susu formula pada balita stunting. Para orang tua balita di Kelurahan Tawangmas mengakui pentingnya peran mereka dalam mencegah stunting dan menyadari manfaat susu formula sebagai salah satu solusi yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan anak. Peningkatan literasi pencegahan stunting dan pemahaman mengenai efek pemberian susu formula pada balita stunting merupakan langkah penting dalam mengatasi masalah stunting. Melalui pendekatan partisipatif dan kegiatan penyuluhan yang melibatkan para orang tua balita, penelitian ini berhasil memberikan kontribusi yang positif dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat di Kelurahan Tawangmas, Semarang Kata Kunci: Stunting, Balita, Pencegahan Stunting, Susu Formula, Literasi  ABSTRACT Stunting is a serious problem in the growth and development of children under five in various countries, including Indonesia. This research was conducted with a participatory approach through outreach activities and interactive discussions with parents of toddlers in Tawangmas District. This counseling includes information about stunting, risk factors that cause stunting, as well as effective stunting prevention strategies. Apart from that, this research also involved distributing literacy materials and guides on the use of formula milk to parents of stunted toddlers. The results of this research show a significant increase in public literacy and understanding regarding stunting prevention and the effects of giving formula milk to stunted toddlers. Parents of toddlers in Tawangmas District recognize the importance of their role in preventing stunting and are aware of the benefits of formula milk as a solution that can help increase children's growth. Increasing stunting prevention literacy and understanding the effects of giving formula milk to stunted toddlers is an important step in overcoming the stunting problem. Through a participatory approach and outreach activities involving parents of toddlers, this research succeeded in making a positive contribution in increasing public awareness and knowledge in Tawangmas District, Semarang. Keywords: Stunting, Toddlers, Stunting Prevention, Formula Milk, Literac

    Education & Giving Of Exersice As A Program For The Prevention Of Work Fatigue Complaints In Caregivers At The Bhakti Asih Orphanage For Multiple Disabilities Semarang: Edukasi & Pemberian Exersice Sebagai Program Pencegahan Keluhan Kelelahan Kerja Pada Caregiver Di Panti Asuhan Cacat Ganda (PACG) Bhakti Asih Semarang

    No full text
    Caregiver adalah seseorang yang memberikan bantuan pada orang yang mengalami ketidakmampuan dan memerlukan bantuan karena penyakit atau keterbatasan. Tingginya beban kerja pada caregiver dapat mengakibatkan masalah kesehatan seperti munculnya keluhan kelelahan kerja. Kelelahan kerja dapat berdampak pada kesehatan seperti munculnya tanda gejala ketidaknyamanan pada tubuh sampai terjadinya stress kerja. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan pemberian edukasi tentang kelelahan kerja dan intervensi back exersice guna pencegehan dan penanganan masalah kelelahan kerja. Kegiatan ini berlangsung pada Bulan September – November 2022 di Panti Asuhan Cacat gabda (PACG) Bhakti Asih Kota Semarang dengan jumlah responden 21 orang. Tujuan dari kegiatan ini adalah supaya responden paham tentang masalah kelelahan kerja dan mengetahui program intervensi masalah kelelahan kerja melalui intervensi back exersice. Hasil dari kegiatan ini didapatkan peningkatan tingkat pengetahuan responden yaitu sebesar 42% dan terdapat penurunan tingkat kelelahan responden sebesar 61
    corecore