2 research outputs found

    DESCRIPTION OF THE SANITATION KARANG ASEM STASION IN BANYUWANGI 2017

    Get PDF
    Background & Purpose: Stations are one of the public places that have sanitation facilities and enable environmental pollution and diseases including diarrhea, dysentery, typhus, malaria and filiarisis. The aim of finding out the sanitation conditions at Station Karang Asem in Banyuwagi. Material and Methods: this study is an observational study conducted through a sheet of instrument that has been made based on applicable laws and interview sheets. The assessment instrument consists of 3 main variables that are used as the foundation in the assessment including the main building variables, sanitation facilities and supporting facilities at the station. of the 3 variables there are sub-variables and also sub-variables used as ratings. Assessment is done by looking at the total final score of the sum of 3 variable scores. Results: The total score of the main building variable 140 means fulfilling 100% sub-variable requirements, 77 sanitation facilities means fulfilling 50% of the assessment requirements of sub-variables and supporting facilities 97.5 means meeting the 21.5% assessment requirements of sub-variables. The total score of Karang Asem station sanitation is so that station x sanitation is 314.5. Which means in the Good category. Conclusion: Karang Asem Station in Banyuwangi has a Good category in station sanitation assessments, although there still needs to be an increase especially in its sanitation facilities.Keywords: station, sanitation, public place

    HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK, MENTAL DAN PERUBAHAN FISIOLOGIS DENGAN KELELAHAN PADA PEKERJA BURUH ANGKUT DI PT SEMEN BOSOWA BANYUWANGI

    No full text
    Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Biasanya kelelahan umum ditandai dengan perasaan tidak ada keinginan untuk melakukan aktivits fisik atau mental, merasa berat, mengantuk, lelah merasa aktivitas terganggu dan terhambat. Kelelahan disebabkan oleh karena pekerjaan monoton, intensitas dan lama kerja fisik, keadaan lingkungan, dan keadaan kesehatan serta status gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan beban kerja fisik, mental dan perubahan fisiologis pada pekerja buruh angkut di PT Semen Bosowa Banyuwangi. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat observasional dengan rancangan cross sectional. Responden penelitian adalah semua pekerja buruh angkut di PT Semen Bosowa Banyuwangi yang berjumlah 30 orang. Variabel yang diteliti adalah beban kerja Fisik, Mental dan perubahan fisiologis dengan tingkat kelelahan. Analisis hubungan kelelahan dengan beban kerja dan perubahan fisiologis dilakukan secara deskriptif dengan mengunakan crosstabs. Untuk mengetahui kuat hubungan antar variabel digunakan uji contingency coefficient (c). Hasil penelitian menunjukan sebanyak 65% pekerja PT Semen Bosowa Banyuwangi mengalami tingkat kelelahan tinggi. Hasil analisis uji kuat hubungan contingency coefficient (c) juga menunjukan bahwa Terdapat hubungan yang kuat antara beban kerja fisik dengan kelelahan dengan nilai (c)=0,089, terdapat hubungan yang kuat antara beban kerja mental dengan kelelahan dengan nilai (c)=0,425 dan terdapat hubungan yang kuat antara perubahan fisiologis dengan kelelahan dengan nilai (c)=0,251. Berdasarkan hasil penelitian diatas, disarankan pekerja diberikan waktu istiarahat dan menyediakan tempat istirahat khusus yang tidak panas agar pekerja tidak cepat mengalami kelelahan, untuk mengurangi beban mental maka perlu menjaga hubungan yang harmonis baik dengan atasan atau sesama pekerja buruh, selain itu perlunya pemeriksaan awal untuk tenaga kerja baru dan pemeriksaan kesehatan untuk memantau pengaruh kelelahan terhadap kesehatan pekerja
    corecore