10 research outputs found

    Pemanfaatan Dan Kelengkapan Pelayanan Antenatal Care Di Kelurahan Kebon Kalapa, Kota Bogor Tahun 2014

    Full text link
    Maternal and infant mortality rate in Indonesia is higher than that of other ASEAN countries. This study aimed to analyze factors related to the utilization of antenatal care and described the completeness of antenatal care service on pregnant women in Kebon Kalapa, Bogor City. A total of 122 ever pregnant women were used for the analysis. This study was used cross sectional design. The analysis showed that 88.5% of mothers with the recommended frequency of antenatal care visits (K4), but only 4% of women who received complete antenatal care components (10T). Blood pressure examination (100%), positioning and presentation of the infant (100%) as well as the fetal heart rate examination (100%) were the highest percentage of antenatal service components. Furthermore, counseling was the lowest percentage among all the components of antenatal care (23%). Bivariate analysis showed that the age of mothers and number of pregnancies were associated with antenatal care visits. Mothers aged >35 years had 0.3-fold lower odds to utilize antenatal care service compared to mothers aged ≤35 years. Mothers had pregnancies history 3-8 times had 0.3-fold lower odds to utilize antenatal care service compared to mothers who had pregnancies history 1-2 times

    Determinan Kehamilan Tidak Diinginkan Di Indonesia (Analisis Data Sekunder Riskesdas 2013)

    Full text link
    Latar belakang: Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan sangat penting untuk mengurangi kejadian aborsi dan dampak merugikan lainnya seperti kelahiran prematur, BBLR serta kesakitan dan kematian ibu dan anak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kehamilan tidak diinginkan di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Riskesdas Tahun 2013 dengan desain potong lintang. Sampel dalam penelitian ini adalah perempuan yang memiliki riwayat kehamilan dalam tiga tahun terakhir sebelum survei, sejumlah 53668 responden. Data dianalisis secara multivariat dengan regresi logistik metode backward. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pendidikan, tempat tinggal, status hidup bersama, paritas, komplikasi kehamilan, penggunaan kontrasepsi dan riwayat penyakit berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan di Indonesia. Kesimpulan: Ibu dengan paritas tinggi, sedang atau pernah menggunakan kontrasepsi dan mengalami komplikasi kehamilan cenderung merupakan kehamilan tidak diinginkan. Oleh karena itu, skrining dan konseling pada saat antenatal care terutama bagi ibu-ibu yang memiliki resiko tinggi atau riwayat penyakit diperlukan untuk mencegah gangguan kehamilan dari kehamilan yang tidak diinginkan

    Determinan Pemberian Asi Eksklusif: Analisis Data Sekunder Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2012

    Full text link
    Latar belakang: Ibu diharapkan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, namun cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2012 hanya sebesar 42 persen, masih cukup rendah bila dibandingkan target pemerintah sebesar 80 persen pada tahun 2014. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan data Sosial Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dengan desain potong lintang. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia dibawah enam bulan, sejumlah 1.491 anak dari anak lahir hidup dan tidak kembar. Analisis menggunakan metode multivariat regresi logistik metode backward. Hasil: Usia anak, kunjungan ANC, pemberian makanan prelakteal, dan penggunaan dot/kempeng merupakan determinan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang melakukan kunjungan ANC memiliki kemungkinan 1,75 kali lebih besar untuk memberikan ASI ekslusif. Selain itu, anak yang dalam tiga hari pertama tidak pernah diberikan makanan prelakteal memiliki kemungkinan 2,33 kali lebih besar untuk memberikan ASI ekslusif dibandingkan anak yang diberikan makanan prelakteal. Sedangkan anak yang tidak menggunakan botol dengan dot/kempeng memiliki kemungkinan 15,03 kali lebih besar untuk ASI ekslusif

    Early Initiation of Breast Feeding But Not Bottle Feeding Increase Exclusive Breastfeeding Practice Among Less Than Six Months Infant in Indonesia

    Full text link
    Background: Exclusive breastfeeding is a intervention to reduce neonatal and infant mortality. However,the prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia remains low. The aim of the study was identify the association of early initiation and bottle-feeding with exclusive breastfeeding practice among infant less than six month in Indonesia. Methods: This study was a part of Basic Health Research (RISKESDAS) 2013 data. The sub-sample study was infants under six months. Out of 7226 infant aged less than 6 months, 6397 infant had complete data for the analysis. The Cox regression was used for analysis. Results: Out of 6397 infant, 44% had exclusively breastfeed. Early initiation, bottle-feeding, postnatal care, residence and socio-economic status were associated to exclusive breastfeeding practices. Infant who had early initiation had 66% more exclusively breastfeed compared to delayed initiation [adjusted relative risk (RRa) = 1.66; 95% confidence interval (CI): 1.45 – 1.90]. Infant who had bottle-feeding or using pacifiers had 71% less to be exclusively breastfed compared to infant who did not have use bottle-feeding/ pacifiers (RRa = 0.29; 95% CI: 0.25 – 0.34). Conclusion: Early initiation within one hour of birth increased exclusive breastfeeding practice, however, bottle-feeding decreased exclusive breastfeeding practice. (Health Science Journal of Indonesia 2016;7:44-8

    Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan Ibu, Pada Kasus Kematian Ibu Di Indonesia : Studi Tindak Lanjut Data Sensus Penduduk 2010 Untuk Mendapat Penyebab Kematian Ibu

    Full text link
    Pendahuluan: Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu adalah faktor perilaku pencarian pelayanan kesehatan ibu. Tujuan: Mendeskripsikan pelayanan kesehatan ibu yang diterima pada kasus kematian ibu. Metode: Populasi adalah kasus pregnancy related death (Kematian seorang wanita selama kehamilan atau 60 hari setelah terminasi kehamilan, tanpa mempedulikan penyebab kematiannya) dari hasil Sensus Penduduk 2010 (SP 2010). Sampel yang digunakan sebanyak 4167 dari 8484 kasus. Studi tindak lanjut ini menggunakan instrument verbal autopsi oleh petugas Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil analisis lebih dari 60 persen kematian ibu yang dilaporkan mendapatkan K4. Terdapat 27 persen kematian ibu ditolong oleh tenaga non nakes dan 40 persen masih melahirkan di rumah. Hasil: Hasil pemeriksaan Postnatal care di Indonesia sebanyak 79,9 persen dan tertinggi terdapat di Daerah Jawa Bali sebanyak 85,2 persen . Kesimpulan: Pada kasus kematian maternal di Indonesia pada tiap region lebih banyak kasus yang mendapatkan pelayanan kesehatan ibu daripada yang tidak mendapat. Penelitian ini merekomendasikan bahwa untuk menurunkan angka kematian ibu diperlukan pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas disamping cakupan pelayanan yang tinggi

    Hubungan Faktor Sosio-demografi Terhadap Sunat Perempuan Di Indonesia

    Full text link
    Latar belakang: Praktik sunat perempuan di Indonesia masih terjadi dalam berbagai tipe. Sunat perempuan hingga saat ini belum terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sosio-demografi yang berhubungan dengan praktik sunat perempuan di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 dengan desain potong lintang. Sampel dalam penelitian ini meliputi anak umur0-11 tahun, berjumlah 114.993 anak. Analisis menggunakan metode multivariat regresi logistik metode backward. Hasil: Prevalensi sunat perempuan di Indonesia sebesar 51,2%. Tingkat pendidikan kepala rumah tangga memiliki hubungan negatif terhadap praktik sunat perempuan (AOR = 0,83; 95% CI = 0,81-0,87). Kepala rumah tangga yang berumur lebih dari 40 tahun memiliki risiko 16% lebih rendah untuk melakukan sunat perempuan (AOR = 0,84; 95% CI = 0,81-0,87). Selain itu, status sosial-ekonomi memiliki hubungan positif terhadap sunat perempuan. Kesimpulan:Kepala rumah tangga denganpendidikan rendah dan tinggal di perkotaan cenderung untuk menyunatkan anak perempuannya. Oleh sebab itu, promosi dan edukasi khususnya pada masyarakat berpendidikan rendah diperlukan untuk mengurangi praktik sunat perempuan di Indonesia

    Maternal Death in Indonesia: Follow-up Study of the 2010 Indonesia Population Census

    Full text link
    Background: Among ASEAN countries, Indonesia is the country with high maternal mortality ratio (MMR) and unable to reach target of reduction of MMR. In order to reduce the MMR target, the government of Indonesia needs evidence to evaluate and design the maternal health program. Objective: The study aims to answers specific issues of who, when, where and why maternal death occurred in Indonesia in order to understand the effective policy and health program decisions. Methods: The 2010 Indonesia Population Census identified pregnancy-related deaths occurring in the household from 1 January 2009 until the date of census (May 2010). The follow-up study revisited almost half of households reporting pregnancy-related deaths to be accounted as samples (4167 of 8464). Basic information related to cause of death were collected by trained data collector using verbal autopsy approach. The information was converted to cause of death defined by medical doctor using WHO ICD-10 rules. The underlying cause of death was later analysed. Result: The highest risk of maternal death was adolescents who were pregnant under 15 years old. The maternal death mostly occurred at postpartum period (56%), 57 percent occurred at hospitals and 31.3 percent at home. Oedema, proteinuria and hypertensive disorder in pregnancy were at 27 percent, whereas complication during labour and delivery problems were accounted for 26 percent. The pattern of maternal causes of death varies between regions. Conclusion: Maternal health program has not been considered as general plan of intervention. It is imperative to consider considered by pattern of characteristics and cause of maternal death and region for effective interventions
    corecore