4 research outputs found
Pemanfaatan Limbah Plastik Dan Serbuk Gergaji Kayu Sebagai Bahan Pengisi Bambu Komposit Setempat
This study aims to determine the mechanical properties (compressive strength and shear strength) of bamboo filled with PET plastic and wood sawdust. Five variations of test objects were made, namely BK-0 (bamboo without filler as a control), BK-1 (bamboo filled with PET plastic), BK-2 (bamboo filled with PET plastic + adhesive coated), BK-3 (bamboo filled with PET plastic + powder wood saw), BK-4 (bamboo filled with PET plastic + wood sawdust and coated with adhesive). The test results give the value of the compressive strength of bamboo from BK-0 to BK-4 in a row of 22.7 MPa, 29.4 MPa, 32.7 MPa, 33.2 MPa, 35.7 MPa or an increase in the compressive strength of BK-0 in a row by 30%, 44%, 46%, and 57%. Meanwhile, the shear strength of bamboo from BK-0 to BK-4 is 4.55 MPa, 5.00 MPa, 5.05 MPa, 5.40 MPa, 5.50 MPa or an increase in shear strength to BK-0 is 10%, 11%, respectively. , 19%, and 21%
Pemanfaatan Lahan Non-Produktif Sebagai Lahan Budidaya Tanaman Pangan Rumah Tangga di Kelurahan Prapen, Lombok Tengah
The Sustainable Food House Program (RPL) implemented by the Tematic KKN Group at the University of Mataram is one of the concepts of using non-productive home gardens both in rural and urban areas to support national food security by empowering local food potential. Especially those around areas that have narrow land which makes it difficult for residents who live in the area to meet their basic needs, such vegetables and fruits which are included in staple consumption for residents, one of the efforts to overcome this is by sharing knowledge. Along with experiences with residents such as planting methods and other new methods or breakthroughs. The purpose of implementing this RPL program is to be able to utilize and optimize non-productive land to become productive, improve the family economy, meet family food and nutritional needs, and overcome waste problems.The Sustainable Food House Program (RPL) implemented by the Tematic KKN Group at the University of Mataram is one of the concepts of using non-productive home gardens both in rural and urban areas to support national food security by empowering local food potential. Especially those around areas that have narrow land which makes it difficult for residents who live in the area to meet their basic needs, such vegetables and fruits which are included in staple consumption for residents, one of the efforts to overcome this is by sharing knowledge. Along with experiences with residents such as planting methods and other new methods or breakthroughs. The purpose of implementing this RPL program is to be able to utilize and optimize non-productive land to become productive, improve the family economy, meet family food and nutritional needs, and overcome waste problems
Perancangan Area Restoran di Arung Rinjani berbasis Nilai Lokal dan Tanggap Covid-19
The North Lombok District has many fascinating and diverse tourist destination potentials. However, over the past two years, the tourism sector has experienced a decline in income due to the Covid-19 pandemic. Some tourism sectors have started to bounce back this year by designing new projects that can attract and ensure tourists form Covid-19 transmission. To develop that project, the new building attraction will be developed from local value and Covid-19 risk transmission. This research was conducted to find out how the criteria of restaurant area can be designed to support the bounce back of tourism in Arung Rinjani. This area is on the regional route of the Senaru Traditional Village. This region is predicted will be popular after the Covid-19 pandemic due to its traditional values and strategic location. Data were collected through field observations and data literature. All data will be analyzed by qualitative descriptive method to design an adaptive restaurant building criteria. The results show that the restaurant area can be designed by transforming local value and attributes to the physical form of buildings to elevate the value of locality. Meanwhile, responsive design for Covid-19 can be achieved by choosing the right furniture, changing the room layout, maintaining the adequate distance between dining areas, maximizing window openings for passive design, and educating visitors to follow health protocols during traveling. These results are expected to be design ideas and programs to design a restaurant area in Arung Rinjani.Kabupaten Lombok Utara memiliki potensi wisata yang sangat menarik dan beragam. Akan tetapi, selama dua tahun terakhir sektor pariwisata banyak mengalami penurunan pemasukan akibat adanya pandemik Covid-19. Untuk membangkitkan pariwisata, maka diperlukan strategi untuk mengembangkan desain yang memiliki daya tarik dan adanya jaminan kesehatan dari penularan Covid-19. Daya tarik bangunan akan dikaji dari pengangkatan nilai lokalitas dan jaminan kesehatan dikaji dari penelitian terdahulu. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kriteria desain area restoran yang tepat untuk mendukung kebangkitan pariwisata baru di Arung Rinjani. Arung Rinjani berada di jalur kawasan menuju Desa Adat Senaru. Area ini diprediksi akan memiliki potensi yang kuat setelah pandemik berakhir karena adanya nilai lokal dan lokasi yang strategis. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan dan mencari literatur data pendukung. Data kemudian diolah dengan metode deskriptif kualitatif dan metode perancangan untuk menghasilkan kriteria perancangan desain restoran yang adaptif. Hasil akhir menunjukkan bahwa area restoran dapat didesain dengan cara mengambil salah satu kebudayaan setempat yang dikembangkan dalam bentuk fisik desain bangunan untuk mengangkat nilai lokal. Desain area restoran yang tanggap Covid-19 dapat dilakukan dengan memilih perabot ruang, mengubah peletakan perabot ruang, menjaga jarak antar tempat makan, memperbanyak bukaan jendela untuk penghawaan alami yang baik, dan edukasi pengunjung untuk mematuhi protokol kesehatan. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi ide gagasan dalam perancangan bangunan restoran. Pemerintah juga dapat membuat kebijakan untuk area restoran serupa agar wisatawan merasa aman saat berwisata
DESAIN PENGEMBANGAN DESA WISATA SETANGGOR BERBASIS ARSITEKTUR TRADISIONAL PENDUKUNG PARIWISATA MANDALIKA - LOMBOK
Mandalika sebagai salah satu lokasi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan sekaligus sebagai kawasan Destinasi Super Prioritas (DSP) harus didukung oleh pengembangan dan peningkatan kualitas desa wisata yang ada di sekitar kawasan Mandalika. Salah satu desa penyangga kawasan DSP Mandalika adalah Desa Setanggor yang terkenal dengan desa wisata tenun dan budaya. Desa setanggor dengan keunikan desa yang sudah dimiliki perlu diperkuat dengan identitas lokal yang ada yaitu dengan pengembangan kawasan desa yang bercirikan arsitektur tradisional Sasak . Karena hingga saat ini kearifan lokal yang ada masih sangat kurang. Penelitian ini bertujuan membuat suatu konsep desain kawasan tenun didasarkan pada kearifan lokal dan arsitektur lokal, yang nantinya akan meningkatkan nilai jual desa wisata tersebut dan sekaligus menunjang pengembangan pariwisata di kawasan Mandalika. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Untuk metode penelitian yang digunakan adalah dengan menganalisa data data primer dari observasi di lapangan dan didukung data skunder yang diperoleh dari instansi terkait. Analisa SWOT digunakan untuk membuat rumusan strategi pengembangan daerah wisata berbasis arsitektur tradisional Sasak dan desain pengembangannya di Desa Setanggor. Kesimpulan hasil penelitian ini berupa konsep rancangan yang dapat mengakomodasi kegiatan masyarakat Setanggor untuk mengembangkan kegiatan produksi usaha tenun lokal dan sebagai penyangga KSPN Mandalika